Bab 16

17 0 0
                                    

Motor vespa milik Devian itu mendarat di sebuah gang kecil. Kemudian ia berjalan bersama Arabella menyusuri gang kecil itu dan mencari rumah yang tertera di alamat yang diberikan wali kelas mereka.

"Dev, lo gak pernah ke rumah Naisya sekali gitu ?"tanya Arabella heran. Ia bingung mengamati kertas di tangannya dan mengamati satu persatu rumah.

"Hm, enggak, Ra," jawab Devian lelah. Arabella sudah bertanya hal itu berkali-kali.

"Ish, dimana sih ?"kesal Arabella yang tak kunjung menemukan rumah sesuai alamat yang dituliskan.

Rumah di gang-gang kecil seperti ini tidak ada nomor rumah seperti diperumahan dan Arabella harus mencari dengan teliti dan tanya orang setempat. Ia sudah diarahkan oleh beberapa orang di gang itu begitu masuk gang. Namun, karena gang ini berbelok-belok dan rumah-rumah begitu padat membuat Arabella tambah kebingungan.

"Dev, Dev."panggil Arabella dengan heboh.

"Apa, Ra?"tanya Devian bingung.

Arabella menunjuk ke seseorang yang tengah berjalan di sebrang mereka dan mata Devian langsung membelalak kaget. Arabella dengan sigap menarik tangan Devian untuk berlari mengikuti Naisya yang berjalan di sebrang.

Napas yang terdengar begitu tak beraturan itu membuat Naisya yang sedang berjalan menoleh ke belakang. Ia cukup terkejut mendapati Devian dan Arabella disini. ia segera berlari menghindari mereka namun, langkahnya dicegah oleh Devian.

"Sya, jangan ngehindarin gue sama Ara, please," mohon Devian dan Naisya akhirnya mengajak mereka ke rumahnya.

Rumah kecil yang terlihat sangat sempit itu membuat Naisya dan Devian tidak bisa untuk tidak terkejut. Arabella tak pernah menyangka bahwa Naisya tinggal dengan neneknya saja di tempat ini.

"nenek lo dimana, Sya ?"tanya Devian yang bingung kenapa rumah ini begitu sepi. Devian memang tak pernah ke rumah Naisya, namun ia sudah sering mengantar Naisya ke rumah sakit ketika neneknya dilarikan kesana.

"rumah sakit," jawab Naisya.

Naisya memberikan Arabella dan Devian sebuah teh hangat untuk diseduh. Jujur, ia tak bisa lagi menghadapi Devian ataupun Arabella dan semua orang disekolahnya. Itulah kenapa ia memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah karena ia tahu semua orang pasti membicarakan hal buruk tentangnya.

"nenek lo sakit apa ?"tanya Arabella yang tak pernah tahu nenek Naisya sakit apa.

"Stroke," jawab Naisya menahan tangisnya karena teringat neneknya yang sedang kritis di rumah sakit.

Arabella mengangguk paham dan meminum teh hangatnya. Keadaanya sedikit canggung karena Naisya seakam menjaga jarak.

"Mau sampai kapan lo gak ke sekolah, Sya ? Bentar lagi UAS, gak lama lagi ujian Nasional, "tanya Devian yang ingin membujuk Naisya agar kembali ke sekolah seperti biasa.

Naisya menunduk takut. Ia tak berani menatap Devian maupun Arabella. Ia tak siap kembali ke sekolah karena semua orang pasti sudah sangat membencinya.

"Sya, lo harus balik ke sekolah, gue tahu lo ngelakuin hal itu pasti ada alasan,"bujuk Devian kembali.

"Gue..., gue takut, Dev,"jawab Naisya tergagap.

"Kenapa lo harus takut, Sya ? Lo bisa buktiin kan kalau prestasi lo selama ini bukan karena lo nyontek tiap kali ujian," timpal Arabella yang ingin ikut menguatkan Nasiya.

Naisya menatap Arabella dengan terkejut. Ia rasa dirinya memang keterlaluan dengan sikapnya kepada Arabella. Seharusnya ia malu melihat Arabella mencarinya seperti ini.

Dunia Arabella [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang