Bab 4

17 2 0
                                    

Devian sedang menunggu Naisya yang masih berada diruang guru karena masalah expo kampus yang akan segera diadakan. Semua ketua kelas 12 tengah berada disana. Devian bosan sebenarnya karena cukup lama Naisya berada didalam sana.

Sebenarnya, masih banyak siswa yang di sekolah padahal sudah waktunya pulang. Ada yang mengerjakan tugas kelompok. Ada yang sedang latihan ekstrakurikuler seperti sepak bola, basket, dan lainnya. Ada juga yang melakukan bimbingan untuk lomba. Ada juga yang nongkrong disekolah untuk wi-fian saja. Ya, bermacam-macam.

Drrrt...
Ting....

Arabella : Dev
Arabella : mama nyuruh lo kesini ntar malem
Arabella : ajak keluarga lo juga
Arabella : mama bilang pesta pindahan
Arabella : jam 7 malam 🙂

Devian tersenyum kecil melihat pesan dari sahabat kecilnya itu. Memang sih, jarak rumah baru Arabella tidak sedekat dulu tapi juga masih satu komplek dengan rumahnya. Ia rindu sekali bermain bersama Arabella setiap pulang sekolah dulu.

"Dev, yuk pulang," ajak Naisya begitu ia keluar dari ruang guru dan menghampiri Devian.

Devian mendongak melihat Naisya yang sudah keluar dari ruang guru. Devian lalu beranjak dan menuju ke parkiran motor bersama Naisya.

Naisya, gadis itu sudah menjadi teman dekat Devian sejak kelas 10. Naisya sangat beruntung mendapati Devian yang selalu disisinya saat ia susah maupun senang. Ia senang menemukan seseorang seperti Devian sekarang.

"Dev, "panggilnya saat mereka tengah berjalan menuju parkiran motor.

"Kenapa, Sya ?"sahut Devian bingung.

"lo deket banget sama Arabella ?"tanya Naisya penasaran. Jujur, Naisya sudah sangat penasaran sejak melihat interaksi Devian dan Arabella di depan ruang TU kala itu.

"Ya, bisa dibilang gitu, dia temen gue dari kecil, Sya," jawab Devian jujur. Rasanya ia tak perlu mendeskripsikan panjang lebar.

Naisya mengangguk paham. Ada rasa tidak nyaman begitu Arabella datang. Ada rasa yang tak pernah ditunjukkan Devian sebelumnya. Dulu, ia rasa perhatian Devian hanya untuknya dan satu-satunya. Sekarang, rasanya Devian sudah tidak akan menjadikannya satu-satunya orang yang akan ia perhatikan.

"Arabella cantik, Dev," puji Naisya tiba-tiba.

Devian mengernyit bingung. Ia tak mau membahas fisik seorang perempuan. Ia rasa semua perempuan berhak dikatakan cantik dengan caranya sendiri.

"Pasti banyak yang naksir dia," lanjutnya dan Devian menghentikan langkahnya.

"Kenapa Dev ?" tanya Naisya bingung karena Devian berhenti tiba-tiba.

"Gak kok, Sya," balasnya sedikit kebingungan karena tubuhnya seakan refleks untuk berhenti sebentar.

Devian lanjut berjalan. Ia rasa ada yang aneh dalam hatinya saat Naisya bilang banyak yang menyukai Arabella. Ia seakan ingin mengetahui siapa yang menyukai gadis itu. Ada rasa tidak rela dalam hatinya saat nanti gadis itu benar-benar dimiliki orang lain.

"Dev, nanti mau belajar bareng ?" tanya Naisya begitu hendak naik ke boncengan motor Devian.

"Eh, gak bisa, Sya, malam ini gue sama keluarga diundang ke rumahnya Arabella, Pesta pindahan rumah," tolak Devian tak enak. Biasanya ia tak pernah menolak ajakan Naisya.

"Oh, oke, gak pa-pa kok," balas Naisya dengan sedikit tersenyum paksa.

***

Kediaman Arabella tengah heboh dengan adanya pesta pindahan rumah. Lebih tepatnya syukuran kecil-kecilan tapi, makanannya sangat banyak sekali. Arabella yang melihat banyaknya makanan di meja makan sampai kebingungan akan makan apa nanti.

Dunia Arabella [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang