Bab 2

56 5 2
                                    

"Devian!" batin Arabella terkejut dan ia terdiam. Tapi, sepertinya lelaki itu tak menyadari keberadaannya. Lelaki yang sangat ia rindukan itu hanya berfokus pada gadis ramah yang baru saja ia temui lalu keluar bersama gadis itu.

Ada rasa sesak dalam hati Arabella begitu melihat Devian tak menyadari keberadaannya. Entah karena ia yang berubah atau Devian yang berubah.

Ia memilih segera kembali ke ruang TU karena mamanya mengirim pesan kalau pengurusan pindahannya sudah selesai. Ia berjalan dengan lesu ke arah TU.

"Eh, lo! Cewek tadi!" Seru cowok bertubuh tinggi itu dengan riang. Seakan ia habis menemukan harta karun.

"Nama lo siapa ?"tanyanya sambil mengikuti Arabella.

Arabella sedikit risih dan ia memilih diam dan menghiraukan lalu berjalan lurus untuk menuju ke TU tapi kenapa cowok tinggi ini tetap mengikutinya.

"Nama lo siapa hei ?"ulangnya lagi dengan tak menyerah.

"Gue udah kenalin diri loh tadi," ujarnya sambil berlagak sok keren.

"Nama lo siapa ??"tanyanya kembali dengan tekad kuat karena ia tak akan menyerah sampai memdapatkan apa yang ia inginkan.

Berisik sekali rasanya tapi Arabella malas untuk menjawabnya. Ia tidak mau sembarangan kasih tahu namanya ke semabrangan cowok. Terlebih cowok gila ini.

"Kalau lo kasih tahu nama lo, gue akan berhenti ngikutin lo!"ujarnya menantang dan tentu saja semua itu pasti berhasil.

Arabella menghentikan langkahnya. Ia memincingkan matanya tak percaya. Wajah cowok gila ini tidak bisa dipercaya.

"Mochanza, nama gue Mochanza,"balas Arabella dengan sengaja menyebutkan nama belakangnya.

Akhirnya dia benar-benar pergi setelah tersenyum puas begitu Arabella mengucapkan namanya.

Ia melihat mama dan ayahnya di depan ruang TU dan ia tersenyum senang dan berharap cowok gila ini berhenti mengikutinya.

"Arabella, sini deh, lihat nih siapa yang satu sekolah sama kamu,"seru mamanya dan berhasil membuatnya terkejut.

Deg.

Akhirnya, ia bertemu seseorang yang sudah ia rindukan selama tiga tahun itu. Ia melihat Devian tersenyum melihatnya.

"Hai, Arabella," sapa seorang cowok dengan senyum manisnya itu.

Ia hanya bisa terdiam karena terkejut melihat sambutan hangat Devian yang tak berubah. Devian mengulurkan tangannya tapi Arabella masih shock.

"Ra, tangan gue pegel loh," ujar Devian bercanda dan Arabella langsung menjabat tangan Devian.

"Eh.., maaf, Dev," balasnya tergagap dan menjabat tangan Devian.

"Mama sama ayah tunggu di depan ya, ngobrol dulu deh," ujar mamanya dan berlalu pergi.

Arabella mengangguk. Ia sedikit merasa canggung karena sudah lama tak bertemu Devian.

"Apa kabar Ra ?"tanya Devian basa-basi.

"Baik Dev," jawab Arabella jujur.

"Gue juga baik Ra," balasnya tanpa dotanya oleh Arabella.

"Eh ?"tanya Arabella kebingungan dan Devian menunjukkan barisan giginya yang rapi itu karena merasa lucu. Padahal sih tidak ada yang lucu.

"Hehe, jangan canggung dong, Ra, gue masih sama kok seperti Devian temen kecil lo," lanjut Devian berusaha memecah suasana canggung sedaritadi yang tak kunjung hilang.

Dunia Arabella [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang