Bab 5

25 3 0
                                    

Arabella sudah mulai beradaptasi dengan sekolah barunya setelah seminggu menjalaninya. Ia juga berusaha mengejar ketertinggalannya dalam mata pelajaran di sekolah barunya. Beruntung, materinya tidak beda jauh dengan yang ia dapat di Lampung.

Pindah saat kelas 12 adalah resiko terbesar bagi seorang siswa SMA. Ia harus kembali beradaptasi dan juga memepersiapkan berbagai ujian termasuk rencana masa depannya. Ujian-ujian itu sebentar lagi akan mendatangi hidup Arabella.

Hari ini, acara expo kampus yang diadakan oleh alumnus sekolah mereka tengah berlangsung. Semua siswa kelas 12 sedang sibuk berada di Aula dan mendatangi stand-stand universitas yang mereka ingin ketahui.

Sementara itu, Arabella hanya bisa mengikuti Oryla. Ia masih tidak tahu harus kemana nantinya. Ia belum tahu jurusan kuliah yang cocok dengannya.

"Ra, lo mau ambil jurusan apa nanti kuliah ?"tanya Oryla sambil membaca-baca brosur kampus yang disediakan tiap-tiap kampus.

"Hm...., gue masih bingung, Or,"jawabnya bimbang. Sebenarnya ada satu jurusan yang sangat ia inginkan sejak SMA kelas 10. Namun, ia takut orang tuanya menentang, oleh karena itu ia hanya berjalan tanpa tujuan sekarang.

"Loh, kenapa nih dek ? Kok masih bingung ? Waktu kalian kan udah gak banyak sekarang," timpal salah seorang kaka tingkat mereka yang tak sengaja mendengar pembicaraan itu. Cantik sih tapi, cuma memang gaya sksd nya yang membuat sedikit geleng-geleng kepala.

"Hehe, dia anak pindahan kak," jawab Oryla berusaha membantu Arabella keluar dari situasi tak enak ini. Lagian itu kaka tingkat kenapa tiba-tiba sksd denganya dan Arabella.

"Yuk, Ra, ke tempat lain," ajak Oryla yang merasa risih dengan kakak tingkat yang menguping pembicaraan mereka.

"Bentar, Or," cegah Arabella yang masih membaca jurusan-jurusan dalam brosur kampus itu.

"Kak, jurusan sastra indonesia itu, peluang karirnya gimana sih ?"tanyanya penasaran dan membuat Oryla juga kaka tingkat yang tadi sksd itu terkejut.

"Kamu tertarik mau masuk sastra indonesia ?"tanya si kakak tingkat itu dengan gaya sksd-nya.

"Hm...., saya suka sastra aja sih kak, tapi kayaknya orang tua saya ngarahin buat ke kesehatan," jawab Arabella jujur dengan keresahannya dalam memilih jurusan kuliah itu.

"Hm, kakak gak bisa kasih banyak solusi sih dek, karena restu orang tua itu penting, coba deh kamu bilang lagi dan jelasin tentang sastra ke mereka, siapa tahu mereka bisa setuju," jelas si kakak tingkat itu ramah.

"Makasih kak," balas Arabella sambil tersenyum tipis lalu mengangguk dan berlalu pergi dari sana.

Selain ada informasi terkait kampus-kampus, expo kampus kali ini juga mengadakan berbagai pertunjukan mulai tari, teater, drama, dan juga nyanyi. Arabella melihat dua orang yang tengah naik ke atas panggung karena di minta salah seorang panitia expo kampus ini yang sepertinya mengenal Devian dan Naisya yang sepertinya akan melakukan pertunjukan di panggung aula.

"Dia dulu ketos, Ra, kakel yang nyuruh Devian sama Naisya naik ke panggung, dia selalu godain Devian sama Naisya kalau mereka itu cocok jadi pacar, bukan temenan doang," jelas Oryla yang paham bahwa Arabella penasaran.

Namun, hal itu malah membuat hati Arabella seperti tersedak batu. Rasanya ia harus kembali menetima kenyataan bahwa, dunianya yang dulu sudah tak sama. Sia-sia imajinasinya waktu ia berpikir semua akan tetap sama saat ia kembali ke Jakarta.

Devian dan Naisya benar-benar melakukan pertunjukan dimana keduanya berduet dan menyanyikan lagu berjudul "strwaberry and cigrates" milik Troye Sevan.

Dunia Arabella [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang