Bab 9

18 2 0
                                    

Ruangan BK yang letaknya sangat terpencil di sekolah itu kini tengah menampilkan dua orang gadis yang masih saling diam dan tidak mau mengakui kekacauan yang sudah mereka buat.

Bu Feby, sang guru BK itu sampai memijit pelipisnya karena sudah lelah dengan keheningan yang mereka ciptakan.

"Arabella, Naisya, kalau tidak mau bicara, ibu panggil orang tua kalian !"seru bu Feby dengan nada seramnya dan membuat kedua gadis itu langsung menggeleng ke arahnya.

"Jangan bu!"jawab keduanya kompak.

"Ayo, jelaskan kenapa kalian bertengkar ?"tanya bu Feby sambil menatap tajam keduanya.

"Dia yang jambak saya duluan, bu," adu Arabella sambil menunjuk Naisya.

Naisya menatap Arabella tak terima. Ia mendengkus kesal dan melakukan pembelaan.

"Dia nuduh saya mencontek saat ulangan padahal dia tidak punya bukti apapun bu, saya marah karena dia menuduh saya seenaknya," belanya dengan tak tahu malu.

Arabella mendecih kesal. Ia menatap Naisya jijik. Ia benar-benar ingin menerkam gadis ini sekarang.

"Ck, dia emang nyontek bu," balas Arabella tak mau kalah. Matanya sudah sangat emosi menatap Naisya.

"Bu, ibu percaya kan sama saya ? Saya gak mencontek bu, kalau saya mencontek saya akan malu sekali bu, saya tahu posisi saya di sekolah ini," bela Naisya kembali dengan wajah memelasnya.

Arabella meremas ujung roknya agar emosinya tak meledak diruang BK menyaksikan drama yang tengah dibuat Naisya. Ia menatap Naisya dengan pandangan tak suka sekarang.

"Arabella, sepertinya karena kamu anak baru, kamu mungkin belum mengenal Naisya, dia siswi nomor satu selama dua tahun berturut-turut, jadi saya rasa kamu mungkin salam paham," ujar bu Feby yang terlihat sangat mempercayai Naisya.

"Ck, yang ada tuh ibu yang ditipu sama nih rubah," batin Arabella bergemuruh.

"Iya bu, mungkin saya salah lihat," balas Arabella. Ia memilih mengalah untuk saat ini. Ia yakin perbuatan buruk akan mendapat balasannya nanti.

Naisya terlihat tersenyum kecil karena memenangkan perdebatan ini. Setelah semuanya jelas, keduanya dieprbolehkan kembali ke kelas.

Keduanya berjalan bersama untuk kembali ke kelas. Naisya yang memenangkan drama kali ini tersenyum puas.

"Gak usah cari masalah sama gue!"ancam Naisya pada Arabella dan berjalan mendahului Arabella yang masih terdiam setelah mendapati Naisya berubah.

"Aish, harusnya gue cakar tuh wajahhya tadi," gerutu Arabella dengan sok-sokan mencakar Naisya karena tangannya tengah sibuk memperagakannya.

"Astagfirullah, Ara lo mau nyakar gue ?!"seru Bara kaget yang tak sengaja hendak lewat dari arah samping dimana Arabella berdiri.

Arabella ikut terkejut dan menurunkan tangannya. Ia malu. Bara sudah menatapnya dengan tatapan jahil dan menahan tawa. Huh, salahnya sih sok-sokan mengeluarkan calar dari tangannya di pinggir koridor seperti ini.

"Lo ngapain disini ? Mau nyakar orang ?"tanya Bara yang bingung kenapa gadis ini disini.

"Udah deh, minggir ! Gue mau balik ke kelas," balas Arabella malu.

Bara tak bisa lagi menahan tawanya. Terlebih rambut Arabella yang berantakan itu membuat Bara menabah gelak tawanya semakin keras. Ia rasa berita tentang dua orang yang bertengakr hebat dibawah tangga tadi, salah satunya adalah gadis satu ini.

"Ish, jangan ketawa, Bar!"seru Arabella kesal.

"Benerin rambut lo, kayak singa tahu," balas Bara sambil menahan gelak tawanya.

Dunia Arabella [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang