8. Berita dari pamanku

44 9 0
                                    

Di bagian ini akhir dari ceritaku.

Sepulang dari kerja ada notif WhatsApp dari sepupuku yang bertulis,

Fiza ◖⚆ᴥ⚆◗

Aa, sama ayah disuruh datang kerumah


Ada apa Za?

Nggak tau A’
Suruh kesini gitu aja

Iya tunggu


Aku langsung bergegas ke rumah pamanku. Perjalanan dari kos kerumah pamanku kurang lebih 1 jam.

*****

Sampai dirumah paman aku disambut oleh paman, bibi, dan Fiza.

Aku duduk di sofa, "ada apa paman?"

“Iky, semenjak Teteh meninggal toko ayah mu menjadi sepi sampai sekarang, tidak seramai dulu”.

Teteh adalah panggilan paman ku kepada almarhum ibuku.

Paman melanjutkan perkataanya "Apa ada sangkut pautnya dengan kematian ibu mu?"

Aku hanya diam karna aku tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya.

Sebelum ibu meninggal aku hampir kejatuhan darah di dapur, dan toko yang dulunya sangat ramai mendadak sangat sepi. Semua tidak bisa dipikir dengan logikaku.

Lalu paman bercerita,
"Dulu sehari sebelum ibu mu meninggal, tetangga kita ada yang bermimpi, kalau ada seekor macan yang mengaung-ngaung di depan rumahmu, tepatnya di teras. Apa kau tidak ingin menyelidikinya Ky?"

"Aku ingin menyelidiki paman, tapi dengan cara apa?" Tanyaku bingung

"Paman mencurigai sahabat ayahmu Ky, si Candra. Dia kan juga punya toko yang sama di sebelah toko ayahmu. Tapi kan yang membuat toko terlebih dahulu ayahmu. Bahkan sebelum kamu lahir." Paman mencurigai sahabat ayahku.

"Paman berfikir kalau ini adalah hal yang aneh? Hal yang di luar naral?" Tanyaku bingung

"Iya, paman mencurigai ini sejenis santet. Kita berunding dulu dengan Kakek mu."

Paman langsung menelepon kakek dan kakek menyetujui. Kakek akan mengirim sesepuh dari desanya untuk ke rumahku yang saat ini sedang aku kontrak kan.

*****

Beberapa hari kemudian sesepuh yang dikirim kakek sudah datang.
Kami mengecek pohon besar yang ada di depan rumah diseberang jalan setelah sholat isya berjamaah.

Di bawah pohon yang besar itu kami membantu sesepuh membongkar tanah. Dan apa yang terjadi? Kami menemukan sesajen dan sebutir telur yang masih utuh.

"Ini santet yang dikirimkan ke keluargamu Mas" kata sesepuh itu sambil memegang sajen

Aku terkejut, "Apa benar? Lalu siapa yang tega melakukan semua ini?" Banyak pertanyaan di pikiranku.

Akupun akhirnya bertanya kepada sesepuh "Pak, siapa yang melakukan semua ini?"

Pak sesepuh menjawab jika yang melakukan ini adalah orang yang sedang aku dan pamanku pikirkan.
Berarti benar, sahabat ayahku sendiri yang mengakibatkan semua ini.

Pak sesepuh bertanya,
"Mas, santet ini ingin di kembalikan atau tidak? Tapi jika di kembalikan tidak langsung rusak seperti keluarga, tidak ada yang instan mas. Ini adalah penyebab ibumu sakit mendadak dan pada akhirnya meninggal. Kalau ingin kamu kembalikan satu persatu akan pergi seperti keluarga kamu."

Aku terdiam dan berfikir "Jika aku kembalikan aku akan mendapatkan karma"

"Kamu kembalikan atau tidak santet ini, yang penting kamu buang sesajen ini ke tempat yang airnya terus mengalir" Lanjut sesepuh itu

Aku mengangguk dan bergegas mencari wadah untuk membawa sesajen itu ke sungai yang airnya mengalir deras.

"Paman aku buang ini dulu ya" pamit ku

"Iya Ky hati-hati"

Waktu di perjalanan sesajennya jatuh dan telurnya pecah.
Dan ternyata isi telur itu adalah darah yang sangat kental dan bau busuk.
Aku kaget, langsung aku bereskan dan aku cepat-cepat buang ke sungai yang deras itu.

Finish
•••END•••


Terimakasih sudah membaca kisah hidup saya 🙏
Ini real, hanya saja untuk kedua teman kerja saya itu bukan nama asli. 🙏
Jika ada kesalahan kata-kata, persamaan nama, tempat, atau ada kata-kata yang sulit di mengerti sayang mohon maaf sebesar-besarnya, karna ini cerita pertama saya 🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang