Waktu terus berlalu, aku masih tinggal di salah satu kota di Jawa barat.
Ayah baru pulang dari kerjanya di kapal. Aku sangat ingat dia pulang hari Minggu pukul 10 pagi.
Setelah ayah sampai dirumah dia menyapaku dan aku memeluknya."Iky anak ganteng" ayah menghampiri ku
"Ayah" teriakku berlari dan langsung memeluk ayahku.
"Iky sehat?" Tanya ayah sambil menggendong ku masuk kedalam rumah.
"Sehat dong, ayah sendiri sehat kan?"
"Ayah juga sehat sayang" ayah menurunkanku di sofa dan duduk berdua bersamanya.
Ayah meletakkan tasnya yang besar dan langsung mengajak ku bermain,
"Iky ayo main sama ayah" ajak ayah
"Ayo yah, ayo kita main sepak bola" aku menggandeng tangan ayah menuju lapangan
Waktu itu aku masih berumur 6 tahun. Aku masih TK.
Sampailah kita di lapangan. Jarak lapangan dengan rumahku tidak jauh, tepatnya di depan rumahku.Setelah bermain, seperti biasa aku, ayah, dan ibu makan bersama bertiga. Lalu kita sholat berjamaah dan tidur siang.
*****
Setelah magrib aku belajar dengan ibuku, sedangkan ayahku sedang menonton TV.
"Iky ayo belajar" teriak ibu dari kamar.
"Iya ibu" jawabku sambil berjalan menghampiri ibu.
Setelah belajar aku berpamitan kepada ibu,
"Bu, aku akan pergi kerumah Fiza""Iya, jangan nakal" jawab ibu.
Rumahku berdekatan dengan rumah sepupu perempuan ku yang seumuran denganku, namanya Fiza.
Aku dan Fiza bermain bersama seperti biasa. Kita bermain ular tangga.
Jam menunjukkan pukul 09.00 malam karna di daerah rumahku ada sebuah angkringan yang biasa buat nongkrong anak remaja, jadi aku berani untuk pulang larut malam.
Sampai dirumah aku melihat ibu sedang kesakitan memegangi perutnya, sedangkan ayah sedang mencari obat. Aku takut aku panik. Aku berfikir ibuku akan kenapa-napa.
Setelah ibu minum obat, ibu langsung tertidur pulas.Akupun bertanya kepada ayah,
"Yah, ibu sakit apa?""ibu sakit muntaber, besok kita bawa ke rumah sakit. Sekarang sudah malam waktunya Iky tidur" Jawab ayah
Akupun tidur dengan mereka bertiga. Ayah di pinggir ibu di tengah dan aku di dekat tembok. Aku memeluk ibu dan menatap wajahnya, beberapa menit kemudian aku tertidur.
*****
Pagi pun tiba, ayah tidak membangunkan ku. Karena ayah takut aku ikut padanya mengantarkan ibu di rumah sakit, aku tidak boleh ikut ayah mengantar ibu kerumah sakit.
Dan aku dititipkan oleh pamanku.
"Dek titip Iky, anaknya masih tidur di kamar, nanti minta tolong mandiin dan suapin ya" kata ayah pada paman.Aku mendengar ayah berbicara pada paman dan aku langsung terbangun dan pergi menghampiri mereka.
"Ayah aku mau ikut, tunggu aku ya, aku mau mandi dulu" kataku pada ayah.
Ayah jongkok menyetarakan wajahnya dengan wajahku.
"Iky nggak boleh ikut, Iky dirumah sama paman saja, main sama adek Fiza. Anak kecil nggak boleh masuk kedalam rumah sakit. Iky dirumah nggak boleh nakal" tutur ayah*****
Empat haripun berlalu. Ibuku semakin parah dan pada akhirnya ibuku kritis.
Ibu kritis karena kekurangan cairan. Tiga hari ibu kritis, dan tepat 3 hari ibu kritis setalah magrib pamanku mengatakan bahwa ibu sudah tiada.
"Iky ibu sudah meninggal dunia, nanti akan di bawa pulang" ucap paman ku pelan.
Disitu aku hanya biasa saja, tak ada satu tetespun air mata yang jatuh dari mataku. Ya mungkin waktu itu aku belum mengerti. Aku hanya mengerti aku akan hidup tanpa ibu lagi.
Flashback
Satu hari sebelum ibu meninggal, malam hari aku pergi ke kamar mandi. Sampai ditengah pintu dapur aku hampir terkena darah yang jatuh dari atas. Aku bingung "darah apa ini? Darah dari mana?" Batinku bingung
Flashback end.Semua sodara dan kerabat ku menangis. Dan akupun tetap diam.
Pukul 10.00 malam ibu sampai dirumah, ayah langsung memeluk ku. Ayah khawatir kalau aku akan kenapa-napa setelah mendengar kabar bahwa ibu meninggal."Iky nggak usah takut ya, ada ayah yang selalu ada buat Iky" ayah memelukku erat sambil meneteskan air mata
*****
Pagi pukul 09.00 ibu dimakamkan.
Semua guru sekolahku datang untuk takziah.
Satu persatu memelukku sambil manangis dan berkata "sabar ya iky, iky pasti kuat"Aku menganggukkan kepalaku.
*****
Lima hari telah berlalu, aku masuk sekolah seperti biasa.
Aku di antar oleh ayah sampai kepintu gerbang. Ayah yang menyiapkan bekalku juga, yang menyuapi aku sarapan."Iky belajar yang pinter, nggak boleh nakal ya" ayah mencium keningku
"Iya ayah, aku masuk dulu" aku mencium punggung tangan ayahku.
Aku belajar seperti biasanya, setelah itu jam menunjukan waktu istirahat.
Aku keluar bermain bersama teman-teman, entah bermain ayunan, perosotan, maupun lari-lari.
Dan salah satu teman wanita ku bertanya "iky, ibumu meninggal?"
"Iya, ibuku meninggal" jawabku.
Disaat temanku berkata "kasihan ya iky", aku langsung menangis.
Entah kenapa aku baru merasakan sangat kehilangan ibu. Ibu yang mengurusku dari kecil. Yang selalu cerewet waktu aku salah. Yang selalu memeluk ku saat aku tidur. Rumah menjadi sepi tanpa sosok ibu. Ibuku yang sangat baik :')
KAMU SEDANG MEMBACA
My life
Mystery / ThrillerCerita Kehidupanku Sejak Lahir Awal ibu ku meninggal & Ayahkupun ikut menyusul Dan aku diangkat anak oleh Tanteku Cerita si hantu perempuan dan santet yang menyebabkan ibuku meninggal