⚠AWAS TYPO BERTEBARAN
HARAP COMEN!Hippy riding💜
Hari ini hari sabtu, Dera sudah siap dengan baju putih-putih. Etas, Dera bukan setan yang pakai pakian serba putih melainkan Dera anak PMR. Malas sih, Dera hanya dipaksa oleh guru akibat tidak pernah bersosialisasi dengan sekitar.
Dera terlihat manis dengan rambut sebahu dipadukan dengan anting berwarna hitam. Make up yang tipis, membuat dirinya sempurna dimata siapapun.
Mata Dera melihat foto sang bunda yang memakai seragam sekolah, mulai dari putih abu-abu, Pramuka, dres sampai baju karnaval. Disana terpampang jelas fotonya. Dera tersenyum, Bundanya terlihat lugu dan polos, berbeda dengan dirinya yang sangat jelas badgirl.
"Aku anak siapa sih Bun, kok aku kek anak nakal banget" kekeh Dera yang membayangkan begitu buruk kelakuannya.
"Apa jangan-jangan aku bukan anak bunda??" Dera tambah terkekeh, seperti sedang berbicara sendiri didepan sebuah kertas.
Miris.
Satu kata yang sangat panatas diucapkan kepada Dera Panduwina.
****
Motor beatnya terparkir dihalaman sekolah, hari ini Dera tidak ada niatan untuk membolos atau kabur dari sekolah. Bukannya insaf atau apa, Dera sedang malas berdebat dan masuk ruang Bk.
"Cantik sih tapi sayang, Badgirl"
"Primadona datang pagi amat"
"Sempurna banget anjir!"
"Andai Dera engga bad, udah pasti jadi idaman semua orang"
"Kok gue merasa ngaca ya!!"
"Perusuh!!"
"Cuih, gak rela aing berbagi oksigen sama dia!"
Dera hanya acuh, tutup kuping. Malas sekali mendengar apalagi mencerna ucapan sampah mereka. Lagu pula tidak ada gunanya juga, jika Dera mendengarkan omong kosong yang malah akan menyakitkan hati.
Langkah Dera terus berlanjut sampai langkah tersebut terhenti akibat melihat seorang pria yang cukup femiliar dilihat.
"Calva sedang apa?" heran Dera melihat Calva sedang mengobrol dengan antusias didepan seorang gadis berambut panjang.
"Reya?"
Dera heran, sejak kapan Calva dekat dengan seorang gadis jurusan IPA kakak kelas pula.
Cup!
Deg
Calva mencium bibir kakak kelasnya walau hanya beberapa detik. Namun pikiran Dera salah, sebuah kecupan berubah menjadi lumatan. Dera tidak bisa melihat aksi panas mereka berdua.
"Bangsat!" desis Dera.
Dera menjauh, ia mengikuti kata hatinya saja. Lama kelamaan langkahnya mengarah kehalaman belakang sekolah, entah kenapa dirinya sangat ingin kesini.
Dera terduduk, "Masih berharap sama dia?, kalo gue jadi lo mana mau dibaperin terus ninggalain" suara Joshua terdengar berbisik.
Dera yang kaget pura-pura biasa saja, "gue bukan siapa-siapa dia. Kenapa harus marah"
Mendengar ucapan Dera membuat Joshua terkekeh kecil "gue bukan anak kecil yang gampang dibodoh-bodohin, gue tahu lo kecewa dan marah. Cuman lonya aja yang tahu diri"
"Miris ya, udah gak ada yang sayang"
****
Warung Pinggir, menjadi basecame geng Giftad. Dera mengeluarkan asap dari hidung dan mulutnya, ya Dera nerokok. Dera tidak takut jika terdapat guru yang melihat atau murid yang melaporkan yang jelas Dera tidak peduli. Toh mereka siapa, keluarganya juga tidak melarang.
"Der, lo kenapa sih? Tumben lo ngerokok, lagi ada masalah sini cerita sama kita" ujar Bedul yang sedari tadi mengoceh tidak jelas.
Dera acuh, masih senang dengan rokok yang sudah habis 3 batang.
"Emang gue kenapa? Gue biasa aja tuh"
Glen sudah menyerah, dari pada bosnya ini marah, ia tahu betul jika Dera sudah menghirup benda haram tersebut tandanya Dera sedang kecewa atau sedang marah besar. Glen hanya cari aman saja.
Alex yang sedari tadu melihat Dera dengan lekat, tidak berbicara sekata pun. Alex hanya membiarkan Dera merokok untuk melampiaskan kekesalannya, jika tidak merokok pasti Dera menghajar orang yang tidak bersalah.
"Der!" suara bariton milik Calva.
Tangan Calva mengambil batanf rokok yang sedang dikonsumsi Dera dengan paksa, Calva benci Rokok. Asal kalian tahu Calva tidak pernah merokok sekali pun.
Dera berdiri dah menghadap sejajar dengan Calva.
"Napa?" tanya Dera dengan nada menantang, semua anak yang sedang menongkrong pun memperhatikan gerak tubuh Dera.
"Lo cewe gak baik ngerokok tolol" maki Calva didepan muka Dera.
"Lo siapa gue?, keluarga bukan, kakak bukan, pacar juga bukan. Cuman temen jadi gak berhak ngatur-ngatur" Ucapan Dera membuat Calva dan lainnya mengerutkan dahi, sangat aneh. Ini bukan Dera banget.
"Bersihin bibir lo, gak sudi gue bicara sama bekas bibir orang"
Setelah mengucapkan itu Dera langsung menyambar kunci motor dan juga tas gendongnya, meninggalkan tongkrongan dan teman-temannya yang sedang dihantui rasa penasaran.
"Lo ada masalah sama dia?" suara Alex membuat Calva terdiam sejenak, jantungnya berdebar dan rasa kecewa menyelimuti pikirannya.
"Apa jangan-jangan dia liat, kejadian tadi?!"
_____________________
VOTR AND COMEN PLEACE!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy Girl (Ini Rajin Bangett Upnyaa)
Teen FictionFollow sebelum baca cerita ini 👓QUAREL MY AROGAN BOYFRIEND Jadi untuk kalian yang ingin membaca cerita ini, harap baca cerita My Arogan Boyfriend karna kalian gak akan ngerti nanti sama alurnya. 🔞Kawasan 16+ terdapat kalimat umpatan umpatan, hara...