2. Aku disini

249 36 0
                                    

Happy reading!





"ZEE!!"

Dera berhenti sejenak, nama itu nama ibunya dan siapa yang memanggilnya. Apakah dia seorang teman dekat sang ibu, jika ia Dera akan bertanya banyak kepadanya.

"Maaf siapa ya?" Tanya Dera berusaha Sopan.

"Ss-orry, saya salah orang" Jawab seorang wanita paruh baya dengan gugup.

Dera mengangukan kepalanya pelan, lalu melanjutkan langkahnya untuk ketempat tujuan awal yaitu kewarung pojok.

"Apa iya dia anak Zee yang selama ini, aku cari" Batin sang wanita paruh baya, matanya masih senantiasa menatap Dera yang mulai menghilang dari matanya.

****

"Welehh, katanya mau belajar kok balik lagi kesini" sindir Bedul dengan makanan dingan ditangannya.
"Emang kenapa? Gue bos lu, mau gue tonjok" ancam Dera kepada Bedul dengan tampang serius.

"Eehh, becanda lu mah baperan" rengek Bedul dengan nada suara yang menjijikan.

"Mangkannya hati-hati ngomong sama gue mah"

Dera duduk diantara sekumpulan lelaki, mereka terdiam saat Dera duduk, ada yang merokok, ada yang main hp dengan ocehan yang unfaedah, dan ada juga yang menggibah.

Dera membuka obrolan dengan antusias, mereka pun tersenyum saat Dera mengobrol dengan panjang lebar mereka senang gadis yang sering mereka sapa Bos ini ceria dan tertawa, walau pun mereka sadari bahwa senyuman dan juga tawan Dera mengartikan sebuah luka yang mendalam.

"Kkak, kak Dera!!" Semua orang disana melirik kesumber suara.

"Iya" Jawab Dera dengan singkat padat jelas.

"Kakak dipanggil keruang kepala sekolah" ujar seorang murid dengan pakaian gaya nerd.

Dera menganguk, lalu berdiri dari duduknya.

"Gue duluan, nanti sore jangan ngumpul dirumah gue!"

Mereka memganguk dan paham ada apa dirumah Bosnya ini

"Ada Om gue!!" kata tersebut membuat mereka geli, mana ada seorang ketua geng takut dengan Om nya.

"Mau gue anter?" tawar Calva kepada Dera.

"Boleh!" Jawab Dera dengan antusias, akhirnya mereka bisa berdua bersama.

Yaps, mereka saling suka namun ego mereka terlalu tinggi untuk mengungkapkanya.

"Nahh gitu dong akrab jangan suka tapi kucing-kucingan. Eaaakkk" Ledek Glen dengan nampan bakso didepannya.

"Lu mau gue jotos" ucap barengan Dera dan juga Calva.

"Khemm, bau-bau makam gratis  nihhh"

Dera menatap mereka dengan tatapan peringatan, sumpah demi apa pun Dera sangat malu. Lagian baru kali ini Dera merasakan getaran- getaran cinta.

Dera melangkah kan kakinya kearah ruang kepala sekolah bersama Calva, sedari perjalanan Calva selalu menanyakan keadaan Bundanya.

Calva dan Dera, sahabat sedari TK ibu Calva dan Om Galang mantanan. Lucu ya, mereka katanya ingin berkeluarga namun tidak menikah, dan mereka selalu mengkode kepada Calva dan Dera berpacaran.

"Udah, sampe! Mau gue tungguin atau gue duluan??" tanya Calva kepada Dera.

"Lo duluan aja, takut lama" Jawab Dera dengan tersenyum tulus, dan Calva tidak menemukan rasa sedih atau tekanan.

"Oh iya, lo mau ikut ketemu bunda nanti sore? Katanya lo mau tahu bunda gue?!" Ajak Dera kepada Calva.

Calva tersenyum akhirnya Dera akan mengenalkan dirinya untuk bertemu tante Zee dari sekian tahun lamanya. "Mana bisa gue nolak tawaran berharga ini"

Dera tersenyum lalu memasuki ruang kepala sekolah dengan pelan, pertama kali matanya malihat seorang wanita paruh baya yang tadi ia temui dikoridor sekolah.

"Duduk!" perintah Pak Suripto kepada Dera.

Dengan segera Dera duduk didepan pak Suripto dan juga didepan wanita paruh baya yang sedari tadi tersenyum manis kepada Dera.

"Ada apa ya, pak?" tanya Dera dengan heran.

"Silahkan bu!"

"Pak bisa kasih waktu saya untuk berbicara berdua dengan Dera" Ucap wanita tersebut, Pak Suripto maklumi yang akan dibahas masalah pribadi.

"Maaf, ibu siapa??" tanya Dera dengan serius apalagi dengan tatapan tajam khas Dera.

"Saya sahabat ibu kamu, Cia"

Deg!

Hati Dera serasa diombang-ambing dengan kencang, akhirnya Dera bisa bertanya kepada orang terdekat ibunya. Dera benar-benar sangat ingin tahu, apa yang terjadi dimasa lalu sampai ibunya tidak sadarkan diri dan kemana AYAHNY?!.
"Beneran?!"

Cia menatap mata Dera, terdapat kebahagian terpancar dimata hitam lekatnya, mata itu sama persis dengan bola mata kenzy.

"Iyaa, tante serius Dera. Tante sangat serius" Jawab Cia sambil memegang tangan Dera dengan kuat.

"Kamu bisa, tunjukan dimana ibu kamu berada?" tanya Cia dengan tampang memohon sangat.

Dera, bingung. Dera teringat kata-kata Om Galang, tidak sembarang orang yang boleh tahu dimana bundanya dirawat.

"Maaf, Dera gak bisa kasih tahu" Ucap Dera dengan berat hati.





Bersambung.....





Hy hy hy, Yuli up lagi nih ceritanya saking semangat buat nulis. Kalian yang baca jangan lupa Vote sama comen ya, masa menurun sih. Kita sama-sama belajar, aku belajar jadi penulis yang baik dan kalian para pembaca menjadi penulis yang menghargai karya penulis.

Tomboy Girl (Ini Rajin Bangett Upnyaa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang