Selembar kertas dan pena itu masih menganggur. Danira ragu-ragu menyentuhnya. Boleh jadi ia terheran, entah apa faedah benda yang menanti persetujuannya itu. Pramugara setampan Jerry Yan segan-segan menyodorkan kertas dan pena, masih tidak berkata apa pun selain "Tolong, Mbak" berulang-ulang. Posisi mereka bagai saling bertukar tempat. Sebetulnya siapa yang melayani dan dilayani di sini?
"Maaf, saya tak mengerti. Maksudnya tolong untuk apa ya? Itu kertas dan pena apa fungsinya?" Danira tak tahan, lekas memotong sederet kata tolong yang terucap malu-malu.
Demitrio mendadak terbahak. Anggukan usilnya tertuju pada wajah "Tao Ming Se" yang tertunduk ragu. Telunjuknya menari-nari di udara. "Oh la la! Kakak aku nih sok gak pernah jadi selebriti. Pasti maksudnya mau minta tanda tangan Kak Dan. Penggemar Kak Danira? Ya, kan?" Serobotan Demitrio menjadi penyelamat bagi pramugara yang masih terbata-bata.
"Iya, benar. Maaf, ini memang saya sewenang-wenang. Oh, maaf, maksud saya ini di luar kewenangan dan tugas saya di udara. Maaf sekali lagi." Si pramugara berharap nampak profesional, tetapi tidak jatuh terlalu kaku. Alhasil, sikapnya malah terlihat amat tegang.
Danira Ishihara. Balerina jelita itu ada di depan matanya. Amat terjangkau, bukan hanya angan-angan yang terlipat oleh rana kameranya. Setiap kali mengangkat kamera analog harta pusakanya, ia disergap gugup dan tak sanggup melakukannya. Menekan tombol shutter. Untuk menjepret foto, mengabadikan Danira yang menyihir seisi balai pertunjukan tari. Sangat disayangkan, sosok memukau itu tertangkap dari balik jendela yang kecil. Jendela kamera tua yang disayanginya. Mata kamera dapat keliru. Hanya mata manusia, jendela berjiwa, yang dapat membidik keindahan dengan murni, tepat, dan tak berjarak.
Selebritas bukan status yang disukai oleh seniman. Si pramugara yakin, perihal tersebut dapat berlaku bagi seorang balerina. Terbukti anggukan si balerina tampak setengah hati, membubuhkan tanda tangannya dengan muram, tidak seperti yang dibayangkannya semula. Apakah kehadirannya sangat mengganggu? Ah, bukankah ia sudah meminta dengan santun? Ataukah ini karena sikapnya yang canggung?
"Sudah, Mas. Silakan disimpan." Danira mengembalikan secarik kertas yang berisi tanda tangannya. Tanpa sengaja ia menampakkan wajah malas yang sebenarnya amat kurang sopan.
"Maaf sudah mengganggu. Terima kasih banyak, Mbak." Pramugara itu terpaksa menelan kata-kata yang sudah mendesak di kepalanya. Mbak, perkenalkan, nama saya Emiliano Morita, penggemar berat tarian Mbak Danira. Ternyata saat tidak menari, Mbak bahkan lebih cantik dari yang tampak di panggung. Maaf kalau saya terkesan agak atau cukup lancang.
Saat bayang punggung si pramugara berlalu, Demitrio mendapatkan ide yang hebat. Memotret di dalam pesawat seharusnya tidak dilarang, asal dimaksudkan untuk tujuan yang positif. Contohnya dalam rangka berfoto bersama idola. "Mas, maaf. Sebentar, ya. Boleh foto bareng, gak?"
Pria yang "ditodong" Demitrio berbalik, mendelik antara kaget dan terheran. Apa mungkin Mas salah orang? Bibirnya membulat, tak bersuara tetapi cukup mudah dibaca. Pramugara yang baru saja meminta tanda tangan idolanya mendadak diminta "foto bareng", seakan-akan ia seorang pop idol atau bintang tenar yang naik daun. Bukankah ia cuma seorang pramugara biasa? Bahkan akan segera menjadi mantan?
Akhirnya sebuah foto yang luar biasa terjepret kamera Demitrio. Danira duduk di tengah-tengah, tampak tidak antusias dan muram. Demitrio tersenyum manis, sedikit dibuat-buat tentunya, seluruh geliginya terlihat jelas, seperti berucap "cheese" dengan riang gembira. Si pramugara berdiri dengan pose kaku, tampak salah tingkah dan ingin selekasnya minggat dari bidikan foto.
"Mas pramugara ini pastinya masih ada saudara dengan Jerry Yan, ya? Kebetulan dulu Oma saya gemar Meteor Garden. Kalo foto ini saya kirim ke Bandung, pasti Oma happy, deh." Demitrio belum rela melepas kepergian si pramugara yang tercengang-cengang, bingung dengan statusnya yang kini dimirip-miripkan dengan aktor terkenal asal Taiwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu di Rumah Kaca (END)
Romance[Daftar Pendek Wattys 2021 dan 2022] Danira Ishihara, balerina patah arang yang dibayangi kematian sobat baiknya, Valeria Lavendri. Kemurahan hati Danira menyerahkan peran utama kepada sang sahabat berbuah pahit, dengan kematian Valeria di atas pang...