Sang Putri dan Penakluk Es (32)

48 14 10
                                    

Terhitung sejak pagi ini, A Kim resmi dipredikati "Tante Terheboh" sejagad Rumah Sakit Veteran Taichung City. Para juru rawat mencuri-curi tawa, lantaran perangai antik sang tante, yang berkicau sedari dini hari, membicarakan perhelatan es Summer on Ice di Taichung Arena, yang amat disayangkan tak dapat disaksikannya secara langsung. Itulah salah satu alasan kenapa A Kim bertingkah amat "ricuh".

"Nurse, Hushi Xiaojie. Maaf, boleh saya minta dispensasi? Izinkan saya keluar rumah sakit beberapa jam, untuk menonton keponakan saya berkompetisi di es. Bolehkah?" A Kim memasang nada memohon, mengiba-iba dengan mimik dan intonasi yang memelas.

Sudah barang tentu jawabannya "tidak boleh". A Kim yang mengalami serangan stroke sebelah kiri, digolongkan mini stroke atau stroke ringan masih perlu diobservasi untuk menghindari serangan berat yang berakibat permanen. A Kim divonis rentan mengalami stroke sumbatan dan masih mengalami kebas atau mati rasa di tungkai sisi kiri. Dikhawatirkan, faktor ketegangan atau kegembiraan berlebih dapat memicu stroke lanjutan. Apalagi yang berlomba adalah Eloh Fang, keponakan yang berstatus kesayangan seorang A Kim.

"Eh, Hushi Xiaojie. Tenang saja, aku tidak akan tegang. Aku bakal menonton dengan santai dan gembira. Kecemasan kalian tak beralasan." Tawar menawar A Kim berlangsut alot, tak ayal memusingkan para perawat dan tim dokter rumah sakit.

Bahkan A Kim berani menawar kepada dokter jaga, agar bersedia "banting harga" khusus untuknya. "Dok, bagaimana kalau saya hadir di Taichung Arena, tapi menonton dari ruang temu pers, lewat monitor besar? Yang penting saya hadir di sana. Tolonglah, Dok."

A Kim yang menginginkan sesuatu memang gigih luar biasa. Juga mendadak berpikir jernih dan tidak linglung. Ia hanya salah mengingat hari, bersikeras ini adalah hari Senin, yang disebutnya Sunday dalam bahasa Inggris, padahal Sunday maknanya hari Minggu, hari dimana kompetisi Summer on Ice dilangsungkan.

Bisa dipastikan, negosiasi militan ala A Kim gagal total. Kompromi aturan rumah sakit hanya berlaku untuk keadaan darurat. Niat mendukung keponakan yang berlomba di atas es, jelas belum termasuk kondisi mendesak ataupun gawat darurat. Kepentingan pribadi yang tak berkaitan dengan keamanan atau kesehatan, sudah tentu amat perlu dikesampingkan. Alhasil, A Kim mengalah dengan rasa kecewa.

"A Kim, mengalah bukan berarti kalah. Nanti, pada akhirnya A Kim akan menang, kan? Bisa pulang kembali ke rumah dengan sehat, bukankah itu kemenangan yang lebih besar?" Eloh menasihati bibinya, sebelum ia berangkat ke arena es, agar gagah berani menerima keputusan tim dokter. Si pemuda tahu, A Kim amat membenci kegagalan.

Sebetulnya, Eloh pun tengah berusaha gagah berani, menghadapi perasaan kalah sebelum mulai berlomba. Pasalnya alat bantu dengar miliknya kembali terganggu. Meski kali ini kerusakannya lumayan ringan. H minus 1 atau pada hari Sabtu pagi, terasa ada gejala yang tak nyaman. Suara yang didengar Eloh seperti suara-suara yang terbekap. Segera ia menduga ada sumbatan pada mikrofon dan tubing alat bantu dengar. Namun, setelah dibersihkan saksama, gangguan itu masih terjadi, malah kian menjadi saat menjelang siang hari.

Bersama Emiliano, Eloh mendatangi pusat reparasi hearing aid langganannya di Taichung. Gangguan dipastikan berasal dari mikrofon dan tubing alat bantu dengar, setelah sebelumnya alat bantu terganggu pada baterainya. Mujur, kali ini kerusakan tergolong cukup ringan dan staf reparasi menjanjikan alat akan selesai diservis sebelum hari Minggu siang. Artinya tepat sebelum waktu kompetisi es dimulai.

"Celakalah! Kalau aku mengambil hearing aid lalu kembali ke Taichung Arena, apakah waktunya akan keburu? Pasti jalanan di sekitar gelanggang es macet parah pada hari lomba. Tidak mungkin akan sempat. Masih untung bila hanya tak sempat pemanasan, takutnya Danira terpaksa menari sendirian, andai kata aku telat mengejar waktu pentas. Bagaimana enaknya ya, A Hia?" Eloh mondar-mandir di dalam rumah kaca kecil, membelah petak-petak tulip yang membentuk pola lonjong, sebagian lagi didesain dalam garis asimetri yang artistik.

Kamu di Rumah Kaca (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang