"Andini, tuh liat!"
Mata sendu, rambut berantakan dan iler mengukir sebuah taring di kedua pipi nya. Siapa lagi kalau bukan Andini Afika Sari. Mahasiswa semester tujuh jurusan arsitektur yang lagi libur kuliah tiga minggu.
"Apasih bu?"
"Ih! Itu liat pake mata, perwira-perwira Polisi yang ganteng terus masih muda. Gak mau apa punya suami Polisi?"
Andini hanya memutar kepala nya dengan malas. Ibunya memang gencar sekali ingin mempunyai menantu Polisi yang tentu nya calon suami Andini kelak.
Sementara putri nya, yaitu Andini enggan sekali berpacaran atau menjadi pacar seorang Polisi. Bukan apa-apa, ia muak saja dengan tingkah beberapa 'oknum' Polisi yang suka mempermainkan hati wanita.
"Ah males lah. Polisi, Polisi. Mana ada Polisi yang setia!" gumam Andini kesal lalu berjalan menjauhi ibunya dan pergi menuju kamar mandi.
Lahir dan besar di keluarga dokter membuat Andini kerap dekat dengan beberapa anggota semisal anggota TNI dan Polisi. Tentu mereka semua berlomba mendapatkan hati Andini, tapi Andini tetap Andini. Ia malas berurusan dengan yang seperti itu.
Dan bukan nya melanjutkan kuliah di kedokteran, Andini malah kabur dan pindah universitas lalu memilih jurusan arsitektur sesuai passion nya yang suka menggambar dan menghitung.
Ayah Andini bekerja sebagai dokter spesialis mata sementara ibunya bekerja sebagai dokter umum dan kedua kakak nya juga sama. Hanya Andini yang memilih zona nyaman nya sendiri tanpa mendompleng karir kedua orang tua nya.
"Belum berangkat kerja, bu?" tanya Andini kepada ibunya yang tengah menyiapkan sarapan.
"Ibu sekarang kena bagian jam siang-siang. Kalo ayah mu iya jam pagi," jelas ibunda Andini.
"Oh," jawab Andini singkat.
Tiba-tiba ponsel Andini bergetar dan ternyata ada yang menelepon nya. Segera Andini beranjak dari tempat duduk dan pergi ke kamar nya.
"Halo?"
"Din, lagi ngapain? Sibuk kagak?"
"Enggak. Gua gak sibuk, malah lagi males. Males-malesan pun males."
"Yaudah kita sunmori mau gak?"
"Boleh aja. Tapi lu sama siapa?"
"Gue sama pacar gue lah. Nanti udah selesai kita mampir di mall dulu."
"Gua gak ada duit. Cuma punya lima puluh rebu ini juga nyicil buat paket data."
"Gue yang bayarin deh. Pokok nya gue tunggu di depan pos Satlantas ya!"
"Kok di sana sih?"
"Yaelah, pacar gue lagi perpanjangin sim dulu."
"Oh, oke. Gue otw."
Ya seperti itulah keseharian Andini jika sedang libur kuliah. Ia lebih suka bermain bersama teman-teman nya di banding harus memikirkan tentang cinta-cintaan.
Artinya dia gak pernah pacaran sama sekali.
Gak pernah pacaran.
Gak ada di kamus keseharian nya.
To be continue...
Terima kasih sudah mendukung cerita ini dan membaca cerita ini. See you in next part🙋♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
Kecantol Mas Akpol [END]
General Fiction"Jawab mulu! Mana SIM?" "SIM?" "Surat Izin Menikahi mu." ••Sesuatu yang namanya rudal bakal bertamu dirumah anda kalau COPY PASTE cerita ini, thx••