16

49 8 0
                                    

Minggu lalu aku kembali ke kampung halaman dan keputusan itu justru memperparah luka hatiku. Bagaimana aku bisa menikmati senyuman tulus ibumu saat ia menyambut kepulanganku, sementara aku menghancurkan putra kesayangannya.

Ibu bilang, beberapa hari lalu kau juga datang berkunjung

"bibi berterima kasih karena kau menjaganya dengan baik sampai saat ini"

"Oh ?? Aku.."

"Jungkook bercerita banyak tentangmu! Kau menjaganya dengan baik, menyemangati saat ia bekerja, mengirimkan makanan. Oh bibi tak tahu harus berterima kasih seperti apalagi padamu"

"Tapi bi, sebenarnya kami..."

"Tentu saja kalian sulit bertemu, aku saja sakit kepala melihat urusan pekerjaannya. Tapi tidak masalah selama kau menjaganya dengan baik"

"Bi.."

"Aku khawatir saat melepasnya dulu, tapi sekarang aku bisa menikmati tayangan televisi karena kau menggantikan posisiku. Seharusnya dulu kalian kunikahkan sebelum anak itu pergi audisi ke kota."

Mengapa kau berbohong pada ibumu sendiri ?
Tidak kau katakan saja dengan jujur bahwa aku melukai hatimu dan kita sudah tak saling berbicara.

"dia menitipkan ini pada ibu"

Aku sedang berjuang dengan penyesalanku Jungkook-ah

"Dia memang pria manis dan penuh perhatian, ibu sampai berdebar saat ia menitipakn ini untukmu. Padahal bisa ia serahkan langsung, tapi ia malah menyiapkan benda mahal itu sebagai kejutan."

Kau malah menitipkan gelang serupa dengan yang kusembunyikan dalam laci belajarmu, tapi gelang ini jauh lebih mahal karena terbalur emas putih asli.

Sampai kapan kau bisa melupakanmu ?

Kapan aku bisa berhenti menjadi pecundang dan mengatakan perasaanku yang sesungguhnya ?

WallflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang