Guess Who Come?

865 109 11
                                    

Tea Minee Sadewara mengerjap, sepasang matanya dengan layu menatap sepasang pemuda tanggung di tengah lapangan yang tengah saling berpelukan itu. Sebuah senyum masam terpatri dengan menyedihkan di atas bibir semerah ceri segar miliknya.

Kepalanya menoleh saat dengungan kebingungan masuk ke dalam gendang telinganya, ia menaikkan sebelah alisnya saat melihat tatapan lekat milik Key yang di tujukan untuk seorang pemuda manis dengan surai pirang dan juga teman jangkungnya yang lain dengan surai hitam sepekat danau malam.

Taemin meletakkan sebelah tangannya di pundak sempit milik sang model, "ada apa? "

Sang empu dengan perlahan menoleh, ia menumpu kan dagunya dengan sebelah tangan yang di letakkan di atas pahanya yang berbalut celana kain dengan model ternama. Kacamata kotaknya tampak mengkilat, di banjiri oleh cahaya terang dari langit - langit lapangan indoor tersebut.

Kedua kepingan jernih milik lelaki manis itu hanya di tujukan dengan lekat kepada 'sepasang' pemuda yang tampak manis bersama, mullet pirangnya jatuh ke samping pundaknya. Menunjukkan view bagus dari beberapa pengunjung yang mungkin ikut serta menjemput atau hanya menonton para pemuda yang tengah berlatih di bawah sana.

Sang designer cantik yang hanya dapat menunggu sang teman itu untuk membuka mulut hanya dapat terdiam. Sepasang jemari lentiknya saling bergulat satu sama lain, kepalanya dengan cepat menoleh saat suara manis milik sang sahabat menyambut pendengarannya.

"Cuman hanya aku, atau memang kedua pemuda tadi akan ada hubungannya dengan kita? "Key menegakkan punggung nya dan mencondongkan tubuhnya dengan pelan ke arah lelaki manis yang saat ini tengah berkubang dalam kesedihan mendalam miliknya.

Ia menangkap semua ekspresi yang di tunjukkan oleh designer yang merangkap pula menjadi sahabat semasa kecilnya itu. Kedua alis pria manis itu terangkat dengan terkejut, bibir nya membuka dengan ujung bibir yang sedikit di angkat. Jangan lupakan kedua manik kucingnya yang memicing heran akibat pendapat yang baru saja ia utarakan dengan gamblang tersebut.

Pria milik Minho seorang itu memejamkan matanya sejenak masih dengan mulut yang menganga lebar, tubuhnya sedikit ia jauhkan dari tubuh mungil milik Key. Sebelah lengannya menunjukkan jemari telunjuknya yang lentik, menggerakkan telunjuknya dengan tempo teratur. "No no no! What are you talking about, Key? "

"Just saying what I'm thinking. "Ujar pria berambut mullet tersebut. Mengembalikan tubuhnya pada posisi semula, membiarkan Taemin menyelami pendapat nya.

Tea Minee Sadewara itu termenung, ia tahu perasaan yang selalu di rasakan oleh Key itu mutlak. Namun untuk kali ini, sahabat cantiknya itu menunjuk orang yang bahkan tak pernah keduanya kenal ataupun lihat.

Mereka berdua baru saja meletakkan atensi pada saat dua pemuda tadi saling berpelukan, bahkan ia tak dapat melihat dengan jelas wajah dari kedua pemuda tanggung tadi.

Ia mengusak surai pirangnya sebelum bangkit, menarik perhatian lebih dari Key yang masih duduk dengan nyaman dan kepala yang ia dongakkan.

Sebuah senyuman manis ia ukir di atas bibirnya, mengulurkan tangan kurusnya kepada sang model ternama sebelum berucap.

"Mungkin hanya perasaan mu saja, kita tidak pernah melihat dua orang itu. Lagipula, apa yang bisa di lakukan oleh dua orang pemuda tanggung itu di kehidupan kita. "Sang empu tersenyum, mungkin benar apa yang dikatakan oleh sahabat manisnya itu. Mungkin saja ia hanya salah sasaran.

Lagipula memang benar adanya, apa yang bisa di lakukan oleh dua pemuda tanggung kepada kehidupan rumit mereka?

Benar bukan?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Belum mengantuk? "Jeno Li Pamungkas mengusap surai pirang milik Renjun yang masih terasa basah di bawah sentuhannya. Sahabat manisnya itu baru saja mencuci rambutnya dengan cepat di malam hari dengan air hangat saat berada di ruang bebersih lapangan tadinya.

𝑩𝒂𝒃𝒚 𝑱𝒊𝒔𝒖𝒏𝒈?Where stories live. Discover now