5'th🍀

942 146 77
                                    

Warning! Typo!

Warning! Typo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Daniel membenarkan letak selimut seongwoo sampai ke lehernya. Usapan lembut ia berikan di rambut pemuda itu yg tengah tertidur. Ia kembali duduk dikursi yg sengaja ia letakkan di dekat ranjang inap seongwoo.

Suara pintu yg dibuka perlahan mencuri atensi daniel yg sedang fokus menatap wajah indah seongwoo. Dibalik pintu itu muncul minhyun dengan membawa 2 cup kopi. Cup yang satunya ia sodorkan kearah daniel yg langsung diterima oleh pria itu. Sebuah kecupan sayang dari minhyun untuk seongwoo mendarat tepat di dahi adik tersayangnya itu.

Hanya hening yang menyelimuti suasana saat ini. Baik minhyun maupun daniel, keduanya lebih memilih diam dengan pikiran mereka masing masing. Sampai suara minhyun menginterupsi.

"seongwoo trauma dengan kegelapan. Dia akan merasa lemas dan sesak di dadanya, bahkan yg paling parah ia bisa saja tak sadarkan diri seperti tadi." minhyun membenarkan posisi duduknya menghadap kearah daniel. "saat ia masih berusia 8 tahun, seseorang menculiknya dan menyekapnya di dalam gudang yg gelap berhari hari. Orang tua kami saat itu sudah hampir menyerah karena adikku tidak kunjung ditemukan, bahkan polisi berspekulasi adikku sudah tewas. Sampai pada hari ke sebelas adikku menghilang, si penculik menelpon untuk meminta tebusan miliaran won dan meminta ayah ku untuk menggeser posisi kedudukannya di politik."

Daniel yang mendengar cerita dari minhyun, reflek mengepalkan tangannya kuat kuat. Bisa ia rasakan ketakutan seongwoo kecil saat itu. "ayah mengiyakan semua keinginan penculik itu demi keselamatan adikku. Dua hari setelahnya, saat tengah malam seseorang mengetuk pintu rumah beberapa kali. Ibulah yg membukanya, dan di depan rumah sudah ada seongwoo dalam kondisi kritis, dibiarkan tergeletak begitu saja. Bedebah sialan itu tidak memberi adikku makan dan minum sedikit pun." minhyun melanjutkan ceritanya sembari mengusap sayang rambut seongwoo.

"sebuah keajaiban karena adikku bisa bertahan selama itu. Ia dirawat beberapa minggu dan menjalani terapi. Tidak mau berbicara dan menemui siapa siapa selain ibu. Dia juga akan berteriak ketakutan saat seseorang mematikan cahaya di dekatnya. Sejak saat itu, tidak satupun dari kami yg membiarkan adikku berada di dalam kegelapan."

Daniel berdiri dari posisi duduknya, membuat minhyun mengerutkan dahinya dengan bingung melihat tingkah atasan adiknya ini, yg konon katanya menyukai adiknya. "mulai saat ini, biarkan saya mengambil alih tugas anda untuk menjaga seongwoo saat ia jauh dari anda." daniel membungkukan tubuhnya kearah minhyun.

"jangan berlebihan seperti ini Kang Daepyo. Aku titipkan adikku padamu. " minhyun tersenyum dengan tulus. Sedangkan daniel yg mendengar itu langsung mengerjapkan kedua matanya tak percaya. Ia seolah seperti sudah mendapatkan restu dari minhyun. "ah iya, jangan terlalu formal. Dengar dengar usia kita tak jauh beda kan? bahkan hanya beda beberapa bulan saja."

Daniel menggaruk kepalanya yg tidak gatal itu. "a-ah baiklah kalau begitu, minhyun-ssi." minhyun mengangguk pelan sembari tertawa pelan.

"itu lebih baik."

BIG BOSS - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang