BAB 4 - Beda Dari yang Lain

30 9 5
                                    

Ayam berkokok, rumah Khanza yang bukan berada di komplek membuat suara pedangan sayur berteriak menjualkan sayurannya, suara anak bayi yang menangis bahkan suara ibu-ibu yang memarahi anaknya karena sulit di bangunkan. Cewek berambut cokelat itu sudah siap dengan seragam putih abu-abunya. Seperti biasa, Ia diantar oleh kakaknya.

“Gimana Malang enak?” Tanya Samudera pada adiknya yang berada di kursi penumpang.

“Jogja dan Malang gak ada bedanya Mas..” Khanza dan keluarga asli Jogja, mereka pindah ke Malang karena suatu hal, bukan mereka, hanya Samudera dan Khanza.

“Gimana udah dapet pacar?” Tanya Samudera membuat Khanza menyandarkan punggungnya. “Loh kok jadi lesu gitu?”

“Ya…. Ada sih yang aku suka disana, tapi kayaknya dia gak suka sama aku deh, secara kan aku judes banget.” Ucapnya putus asa. “Padahal kalau di depan dia aku berusaha buat keliatan manis dan baik loh Mas..”

“Tapi kamu udah coba buat deketin dia?”

“Mas Sam, mana ada sejarahnya seorang Khanza mengejar laki-laki, ih gak banget deh!” Kini Khanza menegakkan tubuhnya. “Lagian gak ada sejarahnya Sel telu nyamperin Sel sperma.”

“Tapi kalau kamu nunggu terus emang ada yang mau sama kamu? Cobalah sekali-kali kamu deketin cowok.”

“Gak mau Mas, cepat atau lambat pasti cowok yang aku suka bakalan suka balik sama aku.”

“Lagian gak ada hukum yang melarang cewek buat deketin cowok kali Za.”

“Ya.. tahuuu.. tapi… GENGSI LAH MAS!” Ucapnya membuat Samudera tertawa.

“Gengsi kok digedein!!” Ledek Samudera sambil mencubit pipi Khanza gemas.

“Meneng ngo!” Serunya sambil melepaskan cubitan Samudera.

Artinya: (Diem ih!)

Mobil Samudera sudah tepat berada di depan gerbang SMA Duthchiva. Khanza menatap Samudera sinis, yang ditatap malah tersenyum manis. “Kalau gak bisa jemput bilang, jangan kayak kemarin!” ucap Khanza penuh penekanan.

“Iyaaa nanti Mas jemput.”

“Khanza kemarin hampir di lempar batu tauk!” Ucap Khanza menceritakan kejadian kemarin.

“Kok bisa?”

“Iya, tiba-tiba ada geng gitu yang nyerang warung dekat sekolah, pas banget aku lagi jalan lewat sana, untung ada temen aku yang nolongin!”

“Ya bagus dong kalau kamunya selamat..”

“Bagus dari mana sih Mas! Yaa.. untung aja masih ada orang, coba enggak, Mas Sam gak mungkin lagi liat adik Mas yang super duper ayu ini.” Ucapnya sambil membanggakan dirinya.

Iyo iyoo ndokk cah ayu, wes muduk o, mengko telat loh kowe..” ucap Samudera. Khanza segera keluar dari mobil mini Samudera dan berjalan menuju gerbang.

Artinya : ( iya iya sayang anak cantik, udah turun, nanti telat kamu)

Di depan gerbang sudah ada Reyzha yang berdiri sambil memasukkan tangannya kesaku celananya, 2 kancing atas seragamnya dibiarkan terbuka. “Selamat pagi calon mbak pacar..” Sapa Reyzha namun Khanza masih tetap berjalan tanpa menggubris sapaan Reyzha.

“Cantik-cantik kok budek.” Ucap Reyzha disebelah Khanza membuat cewek itu berhenti dan menoleh tanpa berbicara apapun kepadanya. “ Ternyata gak cuman budeg, bisu juga..”

“Udah?” Tanya Khanza singkat.

“Udah apa?”

“Udah ngata-ngatain gue?”

Fuckboy PensiunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang