plot by NKoshi_10
"Sekali lagi, sekali lagi, sebanyak apapun,
aku ingin bertemu lagi denganmu"•••
[Yan Haoxiang POV]
Apa kau percaya tentang kelahiran kembali, atau mungkin biasa di sebut dengan sebutan renkarnasi? Jika iya, apa kau tau jika dalam milyaran manusia, beberapa orang ada yg bisa mengingat kejadian pada masa lalu mereka?
Dan salah satu dari orang itu adalah aku Yan Haoxiang, ini akan jadi renkarnasi ke-5 ku ke bumi yg menjijikan itu.
"jadi kali ini siapa namanya?" Ucapku kepada utusan pemilik semesta
"He Junlin"
Yap, bukan karna apa aku kembali kesana dengan membawa ingatan dari masa sebelum-sebelumnya. Melaikan untuk bertemu kembali dengan seseorang yg selalu berhasil menghangatkan hatiku.
.
.
.Langsung saja ke kisah kehidupan ku yg ke 5, tak perlu bertele-tele, karna selain part aku dengannya, yg lain tak penting.
Sekarang telah memasuki tahun ke 2 di sma, menurut pengalamanku, kami akan bertemu di umur ku yg sekarang.
Ku langkahkan kaki di lorong koridor dengan airpods di telinga, mengabaikan suara murid-murid lain yg sedang menikmati waktu istirahat mereka. Sangat berisik.
Brakk--!
Suara kencang itu menembus musik yg sedang ku dengarkan.
"Dari toilet?"
Ku intip sedikit celah melihat apa yg terjadi dari dalam, seorang lelaki pendek terduduk lesu di tengah kerumbunan beberapa siswa dengan badan yg lebih besar darinya, sontak tanganku membuka pintu toilet.
"Apa yg kalian lakukan?"
Mereka terpaku saat aku masuk, ku tajamkan mataku saat menatap mereka.
Hey! Kenapa aku ikut campur begini?
Entahlah, saat dia diperlakukan begini mengapa rasanya aku sangat marah.
"Lepaskan dia, aku tak ingin ada keributan masuk retina mataku" ucapku dingin
Mereka diam, hanya mendecakkan lidah, kemudian pergi.
Anak itu kemudian bangkit, dengan senyum terukir di sudut bibirnya. Padahal sudah babak belur begitu, masih sempat-sempatnya memasang senyuman.
"terimakasih, padahal walau tak di bantu pun mereka akan bosan sendiri nanti" ucapnya menyeka luka di wajah sambil membereskan penampilannya.
"siapa namamu?"
Tanpa sadar ku katakan itu, padahal seorang Haoxiang tak pernah peduli pada siapapun sebelumnya, tapi kali ini ada apa dengan ku? Aku memiliki suatu firasat tentang orang ini.
"He Junlin, panggil saja Junlin" jawabnya
Aku terkejut saat mendengar nama itu.
Apa tadi katanya?? He.. Junlin-? dia benar-benar He Junlin yg ku cari???"laki-laki...?"
"yak kau pikir wajah tampan yg sedang berada di toilet laki-laki ini perempuan?" jawabnya tak terima
Di kehidupan pertama kami mati dalam perang, di kehidupan ke dua aku harus merelakan dia dengan sesesorang, di kehidupan ketiga kami terlahir sebagai kakak beradik, di kehidupan ke empat dia jatuh ke laut, dan di kehidupan kelima dia terlahir sebagai laki-laki?? Tuhan sedang bermain-main denganku rupanya.
.
.
."terimakasih atas makanannya!"
Tapi bukan Haoxiang namanya kalau tidak menuruti tekatnya, kini kami sudah kenal beberapa minggu, mentraktirnya adalah modus ku, aku ingin lebih dekat dengannya.
"sebagai ucapan tanda trimakasih untuk kebaikanmu selama ini, akan ku berikan ini"
Dia mengeluarkan sebuah tali anyam, lalu mengapai tanganku, mengikatnya perlahan di pergelangan kiri.
"simpulnya akan terurai jika kau melepas salah satunya saja, karna merusak sesuatu yg di buat itu jauh lebih mudah, jadi ku harap walau tak berharga kau menjaganya" dia tersenyum membuat ku terlarut dan ikut senyum juga
Ya bagaimanapun juga, kau orang yg sama ya..
"oh iya bagaimana dengan orang-orang yg membully mu semalam?" kataku membuka topik
"berkatmu mereka tak menggangguku lagi, terimakasih"
"Kenapa kau sering sekali mengucapkan terimakasih?"
Padahal itu bukan hal besar, karna aku cuma menggunakan status anak konglomerat yg di takuti seluruh penghuni sekolah. Ah untuk hal itu mungkin aku harus bertrimakasih kepada tuhan.
"tak tau diri namanya jika sudah di beri kebaikan sebanyak ini tanpa mengucapkan terimakasih"
ia terkekeh, begitupula denganku
"Junlin, besok kau ada waktu?"
"kenapa?"
"aku ingin mengajakmu ke suatu tempat"
"ah sayang sekali, besok aku ada janji dengan Jiaqi ge"
Kata-katanya membuat ku kecewa, wajahku langsung murung ketika mendengar nama itu, aku tau jelas bahwa He Junlin ku ini menyukai orang itu. kadang ku pikir, apa ini akan seperti kisahku di kehidupan yg ke dua? Ah tidak! aku tidak mau! sudah empat kehidupan ku jalanani, aku tak mau terus-terusan menyesal karna tak sempat mengungkapkan perasaanku!
"kau akan menembaknya?"
Pertanyaanku sukses membuatnya terdiam, juga membuat mood ku semakin masam, jadi benar ya?
"doakan saja aku berhasil"
Tidak! sehabis ini aku akan mati-matian berdoa semoga kau di tolak.
.
.
.Malam telah menjelang, di atas meja makan hanya suara sendok yg beradu, tak ada yg membuka suara, karna begitulah etika jika sedang makan.
Ku letakan sendok ku di samping piring setelah menghabiskan makanan yg berada di atasnya. Kemudian lekas beranjak, ingin bersiap melakukan sesuatu.
"mau kemana?"
Suara tanya dari kakak menghentikan langkahku, aku hanya tersenyum, ah tidak! lebih tepatnya menyeringai.
"Sepertinya aku homoseksual"
Bergegas aku pergi, mengabaikan ekspersi syok dari anggota keluarga ku itu. Tapi aku tetap tenang, karna yg ku tau, apapun yg akan ku jalani, mereka akan selalu mendukung.
.
.Sekarang pukul 9.30 tepat, aku sudah sampai tujuan, yaitu rumah Junlin. Jangan tanyakan dari mana aku mendapatkan alamatnya, kalian tak tau saja aku ini punya skill penguntit jitu.
Sudah 15 menit aku menunggu di sini, tapi dia blum pulang, apa seseru itu bermain dengan Jiaqi atau siapalah itu? Padahal sudah pasti kau di tolak kan, karna doa ku selalu di jabah tuhan.
Baik, mari kesampingkan pikiran kesal dan angkuh ku terlebih dahulu. Ku tatap sekeliling, rumah Junlin terlihat sangat mengerikan, aku harus membawanya pergi dari sini, ah tentu saja harus menjadikan si manis itu pengantinku terlebih dahulu.
krak..
Orang yg di tunggu akhirnya datang, membuat lamunan ku buyar, aku menahan tawaku melihat sosoknya yg kaget."sedang apa di sini..?"
![](https://img.wattpad.com/cover/214324125-288-k797026.jpg)