Empat semester atau kurang lebihnya dua tahun memang waktu yang tidak begitu lama menurut sebagian orang. Tapi tidak menurut Anaya, menurut Anaya itu terasa seperti berabad-abad lamanya. Setiap bangun tidur, orang tentu akan mengawali harinya dengan semangat baru. Tapi Naya? Hampir setiap pagi ia harus merasakan takut untuk menghadapi kejamnya dunia luar. Meskipun hanya untuk berangkat ke sekolah.
Siapa yang akan tahan jika setiap pagi saat baru memasuki gerbang sekolah saja sudah ada yang menyambutnya dengan bisikan- bisikan yang terasa menyayat hati, mendengar cemoohan yang di lontarkan oleh teman-teman sendiri. Atau bahkan, kekerasan? Ya itu semua yang Naya alami hampir setiap hari di sekolah lamanya. Penyebabnya cukup sepele. Tapi siapa sangka penyakit iri bisa jadi semengerikan itu.Karena sudah tidak tahan, akhirnya ia meminta kepada ayahnya untuk memindahkannya ke SMA lain. Karena alasan yang logis dan melihat putrinya yang sangat tertekan akhirnya ayahnya pun menuruti keinginan Naya.
Naya akan pindah setelah ujian kenaikan kelas. Memang benar, bisa di bilang sangat terlambat untuk meninggalkan tempat mengerikan itu. Harusnya ia meminta dipindahkan sekolah dari dulu saja, tapi entah kenapa Naya baru memintanya saat kenaikan kelas menuju tingkat akhir. Tapi setidaknya dia bisa terbebas dari semua yang membuatnya frustasi meski hanya untuk 2 semester saja.
Setelah libur akhir semester usai, semua pelajar kembali melakukan aktifitas belajarnya. pun dengan Nanya. Dia juga kembali bersekolah, tapi tentu saja ke sekolah barunya.
Awalnya Naya takut dan trauma jika harus berhadapan dengan teman-teman di sekolah barunya. Takut jika kejadian di sekolah lama akan terulang kembali di tempat itu. Memikirkannya saja hampir membuat ia gila.
•••oOo•••
"Yah?" Panggil Naya tiba-tiba.
"Hmmm?" Jawab ayahnya di barengi dua alisnya yang terangkat. Sambil fokus menyetir tentunya.
"Kenapa pagi-pagi banget?"
"Pak kepala sekolah minta kita dateng jam 6, soalnya mau pengarahan tentang kebiasaan dan peraturan-peraturan sekolah baru kamu" jelas ayah Naya. "Kenapaa? Hmmm," Sambungnya sambil tertawa ringan.
Naya hanya membalas dengan gelengan saja. Naya terlihat cemas dan takut, ia terus saja memikirkan seperti apa teman barunya? Seperti apa guru-gurunya? Apakah aku akan diterima dengan baik? Atau sebaliknya? Di sepanjang jalan Naya terus melamun memandang keluar kaca mobil sambil menyenderkan kepalanya.
Setelah perjalanan jauh akhirnya mereka sampai. Ayahnya lalu memarkirkan mobil mereka. Setelah turun dari mobil ayah Naya langsung mengajak Naya masuk, "Ayo Nay,"
Anaya hanya diam mematung di samping mobil. Masih ragu untuk melangkah memasuki salah satu ruangan disekolah barunya. Padahal bukan kali pertama ia kesana, dulu saat orangtuanya mendaftarkan ke sekolah barunya, Naya juga ikut.
"Nay?" Panggil ayah sekali lagi sambil memandang wajah Naya.
"Iya yah ayo," jawab naya sembari senyum malas khasnya.
Kedatangan ayah dan anak itu di sambut hangat oleh kepala sekolah. Tak lama setelah berjabat tangan ke-3 nya pun masuk ke ruang kepala sekolah.Sudah 1/2 jam lebih mereka berbincang. Kekhawatiran terlukis jelas di wajah Naya, ia masih ragu apa sekolah barunya akan lebih baik atau bahkan lebih buruk dari sekolah lamanya. Ia terus melamum selama ayah dan kepala sekolahnya berbincang-bincang.
Dilihatnya halaman sekolah melalui jendela di ruangan itu. Saat Naya tiba di sekolah memang hanya ada segelintir siswa saja, sekarang terlihat lebih ramai dan bahkan sangat ramai, karena memang jam menunjukan pukul 06.57.
Kriiiiiiiiing...
Kriiiiiiiing...
Para murid mulai berlarian, dari yang sedang duduk santai sampai yang baru memasuki gerbang sekolah semua bergegas menuju kelasnya masing-masing. Naya dan ayahnya keluar dari ruang kepsek seusai berbincang dengan kepala sekolah.
"Ayah pergi dulu ya. Nanti sore ayah jemput"
"Iya yah" sahut Naya.
Semua murid sudah berada di kelasnya masing-masing. Setelah ayah Naya pergi seorang guru yang merupakan wali kelasnya mengampiri Naya, lalu mengajaknya menuju kelas.
"Ayo ikut ibu," ajak guru itu dengan memasang senyum manisnya.
Seperti biasa Naya hanya menjawab dengan sebuah anggukan saja. Lalu mereka berjalan menuju kelas baru Naya.
¤END PROLOG¤
🌟☟ tap bintangnya ya hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate
Teen FictionTidak ada deskripsi khusus dan spesial! Kalo penasarn bisa langung baca dan jangan lupa voment!