03.Ignorant

108 48 61
                                    

-Happy Reading-

"Kenapa lo ga tahan cewe itu bro?" Tanya Jordi heran.

"Gue cuma penasaran seberani apa dia sama gue,"

"Massaa? Yakin bukan karna lo suka?" Ledek Jordi.

Gibran menatap Jordi malas, "Bisa diem ga lo njing? Mana mungkin, kenal aja kaga."

"Diihh ngegas," Jordi tertawa.

Memang benar Gibran tidak segan-segan memojokkan orang yang berani melaporkannya. Tapi tidak untuk gadis itu, menurutnya masih terlalu awal untuk memberi dia pelajaran. Gibran tau yang ia perbuat itu salah, mulai dari membuli sampai menjadikan yang melaporkannya sebagai korban selanjutnya.

"Mau bantu gue ga jo?"

"Bantu apaan?" Jordi balik bertanya.

Gibran mendekatkan wajahnya ke telinga Jordi, membisikkan sesuatu. Dan Jordi sesekali mengangguk menandakan ia paham apa yang dibisikan Gibran.

Rey yang melihat ke-dua temannya tengah asyik berbisik, ide untuk menjahili mereka langsung terlintas dikepala Rey.

"Woooyyy!!" Teriak Rey sambil mendorong bahu Gibran dan Jordi.

Teriakan Rey membuat keduanya tersentak kaget. Ah lebih tepatnya hanya Jordi yang merasa kaget. Gibran hanya menoleh dengan tatapan datarnya.

"Anjir lu, untung jantung gue ga lari," kesal Jordi.

"Darimana aja si lo baru nongol?" Gibran menatap Rey masih dengan tatapan datarnya.

"Santai-santai," Rey tertawa ringan. "Abis disuruh nganterin buku tadi sama bu Ross, kenapa?" Lanjutnya.

"Ngga sih, udah yuk ikut gue aja," Gibran sambil merangkul Rey dan Jordi.

•••oOo•••

Setelah Naya melaporkan Gibran, ia izin untuk kembali ke kelasnya. Masa bodo dengan makanannya yang baru dimakan 3 suap itu, Naya sudah tidak nafsu. Dan Naya  merasa lega Pak guru itu akan menindak lanjuti kenakalan Gibran.

Mengingat Key dan Manda, Naya berpikir untuk mencari mereka ke ruang UKS. Naya menebak jika Key dan Manda ada di ruangan itu bersama Daffa.

Triingg..

Dengan refleks Naya menghentikan langkahnya. Segera ia mengabil ponsel dari dalam sakunya lalu membuka pesan yang barusaja tersampaikan, Hanya naya yang tau siapa pengirim pesan itu dan apa isinya, yang jelas Naya terlihat kaget.

Lebih tepatnya kaget tidak menyangka. Awalnya memang biasa saja sampai akhirnya Naya menunjukan ekspresi seperti ingin mentertawakan tindakan yang kekanak-kanakan. Kedua alisnya terangkat dan mulutnya yang tersenyum menahan tawa dengan ditutupi tangannya. Lalu naya berbalik arah menuju kelas. (Tidak jadi ke UKS).

"Pfftt... Dasar bocah," Naya yang berusaha menahan tawa mengingat pesan tadi.

Di balik tembok, tampak tiga orang brandal sedang menunggu seseorang. Ah!! Maksudku dua brandal karena Rey termasuk anak yang rajin hanya saja dia salah memilih teman.

Yang di tunggu tidak kunjung melintas. Benar, mereka Gibran CS yang sedang menunggu Naya lewat. Jordi mengintip dari balik tembok memastikan Naya yang semakin dekat, namun?

"Mana anjir!? Perasaan tadi udah deket," tanya Jordi heran.

Gibran dan Rey ikut mengintip, dan benar saja Naya sudah tidak terlihat.

"Iya juga!" Gibran membenarkan.

Rey merangkul kedua temannya, "Tadi bukan Naya kali, salah liat. Makanya jangan jail! Udah yuk mending ganti baju aja bentar lagi olahraga,"

Love Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang