01.The first day

133 53 83
                                    

-Happy Reading-

Setibanya di kelas, semua perhatian penghuni kelas beralih memandang sosok Naya yang asing bagi mereka. Di susul Naya yang hanya tersenyum seperlunya lalu menyisir semua sudut ruangan yang terlihat rapih dan bersih. Bukan hanya ruangannya yang terlihat rapih tapi juga murid yang menempati kelas itu.

"Saya bawakan anggota baru untuk kelas kita." Bu Dona membuka suara.

"Namanya Meisha Anaya. Dia akan bergabung di kelas ini, tolong terima Naya dengan baik"

Naya lalu tersenyum ramah kepada semua anak yang ada di ruangan itu.

"Baik bu," jawaban antusias anak di kelas itu membuat Naya sedikit lega.

Ah ya!! Naya masuk kelas Xll IPS unggulan 1, dia memang anak yang cerdas, bahkan di sekolah lamanya pun selau mendapat peringkat 1 dari tahun pertama dia masuk.

Naya terlihat senang saat semua teman barunya menjawab dengan antusias dan semangat. Dia diperintahkan duduk, lalu tidak lama setelahnya terdengar bisikan dari anak laki-laki sambil memandangi Naya.

"Cantik juga"

"Untung masuk kelas kita"

"Pindahan darimana ya kira-kira?

"Udah cantik masuk kelas unggulan pula"

"Gebet jangan bro?"

Begitulah kira-kira bisikan yang Naya dengar. Sebenarnya ia agak kurang nyaman, tapi ia berusaha untuk tidak mempedulikannya.

•••oOo•••

Masuk jam ke-3 pelajaran matematika di kelas Xll IPS-3. Semua anak di kelas itu sangat membenci matematika, apalagi Gibran. Melihat satu angka saja sudah membuatnya pusing. Saat di hukum tadi Jordi mengajak Gibran bolos jam pelajaran matematika lagi. Tentu saja Gibran menyetujuinya.

"Jo? Udah masuk pelajaran bu Rika nih," kode Gibran.

"Ya terus?" Tanya Jordi masih asyik memainkan layar ponselnya dengan kaki di atas meja.

"Si bangsat!! Kan lo yang tadi ngajak bolos setan!"

Jordi langsung menegakan tubuhnya dibarengi kakinya yang di turunkan "Lah? Emang serius bolos lagi? Satu minggu njir ga ikut pelajaran bu rika. Mau di panggil pak Sentos lagi lu?"

"Sekali lagi lah, gue laper belum sarapan,"

"Jan ngadi-ngadi deh lo, gamau gue! Gamau nolak maksudnya. Hayu lah gass!"

Gibran melengos malas mendengar jawaban Jordi.

"Ikut ga Rey?" tanya Jordi menatap Rey.

"Ogah!! Udah sana ntar keburu bu rika dateng!" Jawab Rey tanpa menatap Jordi dan masih asyik membaca novel miliknya.

Sekarang jam pelajaran matematika. Minggu kemarin, hanya satu kali Gibran dan Jordi masuk pelajaran bu Rika. Selebihnya mereka lebih memilih menghabiskan 2 jam di luar kelas tapi tidak dengan Reyhan.

Reyhan memang teman dekat mereka tapi dia tidak pernah terpengaruh sikap buruk kedua temannya, bisa di bilang paling normal di antara mereka bertiga. Setiap Gibran mengajaknya bolos jam pelajaran dia selalu menolak. Rayhan memang selalu ada saat Gibran dan Jordi merusak fasilitas sekolah dan membuly orang tapi dia hanya memperhatikan sambil melipat tangannya didepan dada. Karena dia memang sudah sangat terobsesi untuk memasuki kelas unggulan, jadi ia benar-benar menghindari hal seperti itu.

Gibran dan Jordi berjalan santai di koridor hendak menuju gudang sekolah. Sebelum ke kantin, Gibran dan Jordi biasa menghabiskan waktu 1 jam untuk bermain gitar di gudang atau kadang bermain basket. Masa bodo dengan guru-guru yang menegurnya karena bermain basket di jam pelajaran. Ngomong-ngomong gudang yang dijadikan basecamp itu bersih kok tidak seperti yang kalian pikir.

Love Hate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang