The Rejections

428 55 1
                                    

Ready?
.
.
.
.
.
.
.
Sebelum nya, aku mau berterima kasih. Karena masih ada orang yang mau Vote cerita aku. 😭😭
bahkan ada yang taruh cerita ini di reading list. Omaigashh.. Terharu bgt aseli. Okedeh.. Dari pada aku omong kosong.
So let's go.


"Keperluan kami kemari adalah..."

"... ingin mempersatukan kedua keluarga ini"

Wonwoo seketika menegang dan otak nya mendadak kosong. Ia seakan tidak dapat berpikir dengan jernih ketika suara berat dan tegas itu menyapa gendang telinga nya. Ya, suara yang baru saja terucap itu adalah milik dari tuan Kim.

"M-maaf... Apa? A-aku.. Tidak mengerti dengan pembicaraan ini." Wonwoo terang saja kebingungan dengan ini semua. Bagaimana tidak, ia baru saja pulang dari kampus nya. Kemudian ia melihat sepasang suami istri yang bahkan belum pernah ia kenal tengah berada di dalam rumah nya. Dan salah satu dari mereka mengatakan hal konyol -menurut Wonwoo.

"Begini Wonwoo... Maksud ku dan suami ku kemari adalah.. Kami berdua ingin mengenalkan mu dengan anak kedua ku. Dan apabila kau berkenan, kami akan menjodohkan kalian berdua." kali ini yang berucap adalah sang istri, walaupun tutur katanya sangat halus dan jelas, namun Wonwoo seakan bingung dengan situasi yang ia hadapi saat ini.

"Nyonya maaf, tapi seperti nya kau salah dalam hal ini. A-ku.. Aku.. Tidak tau harus bagaimana..." Wonwoo terus mengutarakan kebingungan nya, sehingga membuat Minjung tidak tega dengan kondisi Wonwoo saat ini. Dengan halus Minjung mengusap lengan kiri Wonwoo, bermaksud untuk menenangkan Wonwoo.

"Kau, tidak harus mengerti dengan cepat Wonwoo. Kami juga mengatakan ini agar kau siap dan mencoba menerima perjodohan dari kedua keluarga ini sejak dulu." Telak. Ya, itu adalah perkataan telak milik tuan Kim. Yang seakan setiap perkatan nya harus ia turuti.

Wonwoo berdiri dengan deru nafas yang terdengar jelas. Minjung tau bahwa Wonwoo tengah menahan emosi saat ini. Kedua manik Minjung seakan memberikan kode kepada kedua manusia di hadapan nya untuk memberikan Wonwoo waktu.

"Maaf, eomma aku harus membersihkan diri ke dalam" ucap final Wonwoo. Ia bukan bermaksud kurang ajar untuk meninggalkan tamu yang saat ini berada dirumah nya. Tapi ia harus benar benar menghindari situasi ini. Dan apa apaan barusan.. Perjodohan katanya? Hal konyol apalagi kali ini, begitu pemikiran Wonwoo.

Tak ada yang menahan langkah Wonwoo untuk duduk kembali. Bahkan Minjung sekalipun. Semua orang nampak maklum dengan tindakan yang Wonwoo berikan saat ini. Nyonya Kim pun mendadak menghela nafas nya dengan kasar, sedangkan tuan Kim lebih memilih memijat pangkal hidung nya. Mereka bertiga seakan tidak tau langkah apa yabg harus di lakukan selanjut nya.

"Aku akan berbicara dengan Wonwoo nanti. Mungkin ia harus di beri pengertian lebih lanjut. Kalian boleh pergi dulu, nanti aku janji akan menghubungi secepat nya" itu adalah tindakan yang Minjung pilih. Karena bagaimanapun Minjung sangat menyanyangi Wonwoo dan Minjung tidak ingin Wonwoo terbebani.

...


Selepas keluarga Kim meninggalkan kediaman nya beberapa saat lalu. Barulah ia berjalan menaiki tangga menuju kamar sang putra. Minjung membuka pintu kamar berwarna cokelat kemerahan itu secara perlahan. Sang pemilik kamar ternyata masih berada di dalam bilik kamar mandi. Minjung masuk saja dan dengan perlahan menduduk kan dirinya di pinggiran ranjang Wonwoo. Ia mengusap pelan sprei berwarna biru langit yang ia duduki. Ia pun masih mendengar jelas gemericik air di dalam sana. Tak lama setelah itu..

I Got My Back. [ Meanie ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang