A Missing Piece.

379 50 15
                                    

Ready?
.
.
.
.
.
Semoga masih ada feel nya. Aku udh hopless bgt. Masih ada yg baca ga ya? Yaudah deh pede aja wkwk..
So lest go.


Tak pernah satu kali dalam hidup, Mingyu akan merasakan dirinya terduduk dalam sebuah kata yang menghadirkan kasih dan sayang dalam artianya. Selama ini ia berpikir bahwa cinta itu tidak ada. Ibu nya hanya memiliki kewajiban untuk merawat nya, ayah nya hanya harus untuk menafkahi keluarga, sedangkan Seungcheol mungkin akan berusaha menjadi kakak yang baik. Hanya itu. Tidak lebih. Tapi entah mengapa, Tuhan senang sekali membuat Mingyu kalah. Dan untuk kalah yang kali ini rasanya susah untuk di sangkal. Ya, Mingyu tengah mencoba menerima apa itu cinta. Rasa nyaman yang hadir dari seseorang yang beberapa bulan ini terus membuat gaduh apartemen nya dengan tingkah ceroboh dan serampangan nya itu.

Tetapi orang yang mulai mengetuk perlahan hati Mingyu yang sekeras batu itu, kini tengah terbaring lelap di sebuah ruangan vvip di rumah sakit ternama di kota Seoul. Suara detak jantung yang tearatur serta nafas yang berirama sama kini sedang memenuhi ruangan inap tersebut. Mingyu terkekeh... Sekali lagi ia kalah. Dan entah mengapa rasa kalah yang satu ini justru membuat hati nya yang dulu sepi kini seakan akan ramai. Ramai oleh sesuatu yang hangat dan penuh dengan kasih sayang.

"Bangunlah Jeon... Kau tidak lelah?"

Ia tau sedikit lagi ia akan gila, tapi begitulah fakta nya. Ia bahkan rela duduk disana berjam jam hanya untuk menunggu seorang Wonwoo terbangun dari tidur lelap nya.

"Hey Gyu..."

Suara sapaan membuyarkan atensi Mingyu kepada Wonwoo. Ia menolehkan kepala nya ke arah pintu yang di geser secara perlahan.

"Jeonghan Hyung?"

Jeonghan yang disapa balik kemudian terkekeh dan perlahan melangkah mendekat. Ia meletakkan bingkisan makanan tersebut di samping meja tempat tidur Wonwoo. Lalu membawa dirinya duduk di sofa tak jauh dari Mingyu.

"Seungcheol yang memberitahu ku, ia bilang kau masih berada disini. Jadi ya.."

Jeonghan sengaja untuk menggantung kata kata nya. Ia tahu Mingyu dapat menebak itu. Namun, alih alih hanya sekedar berkunjung, Jeonghan justru tertarik ingin membahas sesuatu dengan Mingyu kali ini.

"Bisa duduk disini sebentar? Ada hal yang harus ku bahas dengan mu."

"Hal apa?"

Meski rasa penasaran begitu menggebu, namun Mingyu menahan nya. Ia lebih memilih untuk melangkahkan kaki nya mendekat dan akhir nya duduk tak jauh dari Jeonghan berada.

"Kau tau masalah yang kemarin membuat semua nya gaduh kan? Bagaimana menurut mu?"

Mingyu terkejut. Tak pernah berpikir bahwa Jeonghan Hyung akan membahas hal ini dengan nya. Ia juga beberapa kali menatap ke arah Wonwoo yang terlelap dengan rasa cemas. Ia tidak mau menyakiti siapapun disini.

"Aku tau. Tapi ini bukan wewenang ku untuk ikut campur Hyung."

"Akupun sama. Tapi Mingyu... Orang orang diluar sana sibuk mengurus siapa ibu kandung Wonwoo yang sebenarnya. Apa kau tidak mencoba untuk mencari tau juga?"

Hembusan nafas Mingyu berikan sebagai respon pertama. Ia memejamkan mata sejenak lalu kembali bersuara. "Baru saja aku berusaha untuk menerima semua ini dalam hidup ku. Perjodohan, lalu kemudian Wonwoo. Dan sekarang tentang siapa ibu kandung nya. Aku tidak ingin serakah untuk kali ini Hyung. Aku yakin orang lain mungkin bisa menyelesaikan ini dengan baik."

I Got My Back. [ Meanie ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang