The Predicament

416 51 3
                                    

Ready?
.
.
.
.
.
.
Sebenernya makin kesini, aku makin nemu gaya tulisan aku mau yg kyak gimana wkwk.. Aku jdi semakin enjoy bikin tulisan ini. Keep support me ya.. teman². Aku bersyukur udh ada yg mau vote, tapi kalo boleh kalian komen juga donk.. Biar aku tau mana yang kurang :)
So lets go.


Mingyu menuruti nasehat kakak nya, ia benar benar tidak pergi ke bar maupun merusak barang nya yang ada di apartemen. Ia hanya -mungkin sedikit- membanting pintu kamar nya. Banyak sekali hal yang harus ia pikirkan. Di tambah lagi dengan ayah nya yang ingin menjodohkan nya, ayolah mungkin usia Mingyu sudah dua puluh empat tahun, tapi kan ia masih muda dan berkharisma.

Ia akhirnya memutuskan untuk mandi, mungkin meredam kepala nya dengan air dingin adalah hal yang bagus. Tapi sesungguh nya itu tidak baik jika kau lakukan di jam sebelas malam seperti ini. Itu akan membuat badan mu sakit di hari tua nanti. Tapi siapa peduli?

"hahh.. Aku bisa gila!" desahnya setelah melangkah masuk kamar mandi.

Tak lama ia keluar lima belas menit kemudian, setelah mengambil atasan kaos polos berwarna putih dan memakai training hitam, ia lanjut membaringkan tubuh nya di atas ranjang besar yang ada disana. Tanpa menghiraukan panggilan telpon yang terus menerus sejak ia mandi tadi. Ia sungguh -demi apapun- tak perduli, tanpa mau repot repot melihat siapa yang menelpon ia terpejam begitu saja.

...

"Kau sudah bangun?" sapa Minjung yang melihat Wonwoo sudah rapi di pagi hari.

"Ya, selamat pagi eomma" ia berkata sambil melangkah ke arah meja makan.

Wonwoo seakan melupakan kejadian kemarin sore, buktinya pagi hari ini ia sudah berbicara kembali kepada ibu nya selayaknya tidak terjadi apa apa. Namun berbeda dengan Minjung.. Cepat atau lambat hal mengenai perjodohan yang kemarin harus di bahas kembali.

"Wonwoo-ya.. emm.. Eomma tidak ingin menekan mu, tapi setidak nya cobalah untuk berkenalan dengan putra kedua Tuan Kim, hm?" Minjung berkata setelah menduduk kan bokong nya di samping Wonwoo di meja makan, tak lupa tangan nya yang mengelus pelan punggung tangan Wonwoo.

"Eomma-" jeda sejenak, Wonwoo menatap kedua mata ibu nya " -hhh... Baiklah, akan ku coba" setelah mengatakan kalimat itu, Wonwoo mendesah dengan keras. Minjung yang mengerti pun segera mengalihkan suasana dengan menyendokan nasi dan lauk ke piring Wonwoo. Tanpa bantahan pula Wonwoo mulai memakan sarapan pagi hari itu.

...

Entah siapa yang seharus nya galau disini, tapi ketika masuk ke dalam kelas... teman nya yang bernama Kwon Soonyoung ini, juga tengah menyandarkan kepala nya di atas meja begitu saja.

"Kau dan wajah jelek mu itu, ada apa lagi kali ini. Ini bahkan masih pagi dan kau sudah seperti ini?" Wonwoo bertanya seraya menduduk kan dirinya di sebelah pemuda Kwon ini, ia tidak habis pikir jelas saja. Karena biasanya Kwon -Jelek- Soonyoung ini akan menebarkan senyum cerah nya di pagi hari kepada siapapun. Sesungguh nya... hal itu menyebalkan, tapi lebih menyebalkan lagi -menurut Wonwoo- apabila Soonyoung terus menghembuskan nafas seperti ini.

"Diamlah Won, kau tidak tau bahwa usaha ku kemarin sia sia?" Soonyoung menjawab pertanyaan Wonwoo tanpa sudi mengangkat kepala nya dari atas meja.

"Pria itu lagi? Kkk.. Dimana jiwa pantang menyerah dan tekad keras kepala mu itu?"

"Ini sedikit berbeda...
Ini bahkan sudah 3 minggu sejak aku rajin pergi ke toko buku itu, tapi aku bahkan tidak tau nama nya."

I Got My Back. [ Meanie ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang