[6.] Memang Sama

175 39 0
                                    

Welcome and thank you for joining me to the new story About Us.

Don't forget to tap the star (⭐) before or after you read this chapter.

Now let's start!

Mr. John's Sister :
Aku udah sampai. Kalau kamu mau tahu. Just in case :]
5:20 pm

You :
Haha, good to know.
5:20 pm

Mr. John's Sister :
Anwys, besok mau aku jemput ngga?
5:20 pm

You :
Aku pikir aku yang dominan di sini.
5:21 pm

Mr. John's Sister :
:/ whats that matter?
I'm your dominant then:)
5:21 pm

You :
God. Please.
Ngga perlu sister, aku mau mengurangi polusi kota. I'll go with bus.
Thanks anywy.
5:22 pm

Mr. John's Sister :
Okey then.
I'll go with u.
Pick me up at 6 am.
Oukay? See ya, and sleep tight.
Wish you dream bout me, HAHA. jk.
5:23 pm

You :
Wait, what?
I-
Hhh
Aku bahkan ngga tau alamat kamu, gimana bisa aku jemput, hm?
And, what time is it? Ini ngga selarut itu untuk kamu tidur.
5:23 pm

Mr. John's Sister :
Oh. Jungwoo, ada gugels mep, don't you know it?
I'll send you my address.
Dan apa itu maksudnya kamu mau aku temenin sampai malam?
Haha.
5:24 pm

You :
Itu bukan maksudku.
But alright.
Okay wtv.
Sleep tight sister.
Read at 5:25 pm

Apa aku sudah bilang kalau aku menggila karenamu? Karena sungguh, aku tak bisa menyembunyikan senyumku yang terus mengembang ketika mengetik semua balasan untuk pesanmu. Apa rasa sukaku sudah menjadi lebih besar padamu? Karena mungkin, cintaku untukmu mulai terisi.

Ya, kurasa tidur terlalu dini juga tidak masalah. Rasanya.. aku ingin segera bertemu denganmu dalam mimpi.

Sekali lagi, senyumku mengembang. “Wish you meet me in a dream too Sister. Good night.

“Kayaknya ini rumahnya, telp—”

“Jungwoo!”

Seruan ceria itu segera mengalihkan atensiku ke arah depan. Tepat ketika kamu keluar setelah mengunci pintu dan menghampiriku dengan riangnya. Aku tersenyum, melambaikan tanganku untuk menyapa, yang begitu indahnya disambut oleh senyum lebarmu.

“Ah, tepat waktu banget. Nggak sabar ketemu aku ya?” sikumu menyenggol lenganku, dengan kerlingan menggoda dari matamu aku tertawa renyah.

“Ngaco. Tapi ayo berangkat, nanti busnya keburu pergi.”

Aku sempat melihatmu cemberut dan menyusulku yang telah berjalan lebih dulu darimu, hingga langkah kakimu menyamaiku dan kamu berucap, “Jadi kamu nggak mau ketemu aku lebih cepet? Padahal aku mau..”

Kakiku berhenti melangkah, begitupun kamu yang menatapku aneh. Aku berbalik menghadapmu, dan tawa geliku terdengar. Membuatmu seketika memerah malu kemudian menyentak.

“Ngapain ketawa sih?! Aneh!”

“Haha! Kamu, lucu.” tanganku dengan bebasnya bergerak mengusak rambutmu lembut. Dengan tawa kecil yang terdengar dan detak jantungku yang semakin menggila. Serta tatapan matamu yang begitu menawan, aku tak sanggup menahan semuanya.

“Aku mimpi kamu.”

Matamu membola, melihatku dengan sorot mata yang kemerlip. “Beneran?!” aku mengangguk. Tanganku telah berpindah, tak lagi di atas kepalamu.

“Kamu tahu Woo, aku juga mimpi kamu! Haha!”

Dan setelah kalimat bahagiamu terucap, aku tak bisa mengekspresikan bahagiaku hanya dengan sebuah senyuman. Karena itu satu kecupan singkat di pipimu, aku ambil.

Gila. Memang.

Tapi maaf, aku tak menyesal.



“Woo.. kamu baru aja wujudin mimpiku semalam.”

---

To be continued.

Saturday, 21 november 2020

regard, Day
27 december 2020

[3] Asphyxia • K. JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang