PART 17

301 46 20
                                    

"Adela!"

Suara serak berat khas lelaki itu membuat Adela yang sedang menulis mendongkak, Adela mengerutkan keningnya saat melihat Gilang berjalan menghampirinya dengan wajah ditekuk. Adela menutup bukunya, kemudian menatap Gilang yang sudah duduk di depannya.

"Selina mana?" tanya Adela, memanjangkan lehernya melihat kebelakang Gilang yang tidak ada siapa-siapa.

"Ruang osis," jawab Gilang membuat Adela ber 'oh' ria.

"Terus muka lo kenapa ditekuk gitu?"

"Kesel gue sama Sisi, gara-gara dia gue jadi kaga bisa berduaan sama Selina," jawab Gilang.

"Maklumin aja kali Lang, cewek lo kan ketua cheers jadi harus ngurusin cheersnya sana-sini. Diakan extra sibuk," kata Adela seraya mengecek ponselnya.

"Iya deh iya, gue maklumin," sahut Gilang pasrah.

"Gue mau ngomong sama lo," kata Adela dengan wajah serius.

"Lah, lo pikir dari tadi kita ngapain, Kalau kaga ngomong Ad-"

"Kali ini gue serius Lang!" sentak Adela membuat Gilang langsung mengatupkan bibirnya rapat.

"Gue nggak akan ngelarang lo buat pacaran sama Selina. Tapi, kalau lo udah nyakitin sahabat gue. Gue nggak akan pernah biarin lo hidup bahagia," kata Adela terdengar seperti ancaman yang langsung membuat Gilang merubah raut wajahnya menjadi dingin.

"Lo pikir gue akan nyakitin cewek sebaik Selina? Nggak Del, gue akan mencintai dia sepenuh hati gue, ngelindungin dia dan juga ngejagain dia sampai tetes darah terakhir gue!" kata Gilang tegas membuat Adela cukup tenang.

"Gue ngomong kaya gitu, karena gue nggak mau satu-satunya sahabat gue menderita karena cinta," sahut Adela membuat Gilang terkekeh.

"Lo tenang aja Del, gue bukan Rava yang jadiin dua perem-" kata pemuda itu tanpa sadar kemudian menepuk mulut dan merutuk dalam hati. Adela menatap Gilang dengan tatapan tanya. "N-nggak maksud gue, gue nggak akan nyakitin sahabat lo sama kaya Rava yang nyakitin hati fans-fansnya karena pacaran sama lo gitu." Ia tertawa kaku.

"Nggak bukan itu, tadi lo bilang dua perem-" Adela yang melihat Rava datang dari arah belakang Gilang pun menghentikan ucapannya, saat dia melihat wajah galak pemuda itu.

Rava menendang kaki Gilang di sebelahnya, membuat cowok itu mengaduh. "Lo ngomong apa aja sama cewek gue?" tanya Rava kepada Gilang yang masih mengaduh kesakitan.

"G-gue ngomongin Selina," jawab Gilang membuat Rava semakin mempertajam tatapannya.

"Terus ngapain lo bawa-bawa nama gue?" tanya Rava lagi.

"L-lo salah denger kali, gue nggak ada nyebut nama lo."

"Gue nggak budek yah Lang!"

"Yaiya emang siapa yang bilang lo budek?"

"Lo-"

"Udah, udah. Kalian berdua kenapa jadi ribut gini sih? yang dibilang Gilang bener kita berdua lagi ngomongin Selina dan nggak ada yang nyebut nama lo," kata Adela menengahi membuat Gilang menghela napas lega.

"Awas lo," titah Rava kepada Gilang membuat cowok itu pindah tempat duduk kekursi satunya lagi. Rava duduk, menoleh tajam pada Gilang dan berbisik, "Nggak usah ngomong macem-macem lo, berisik," tegurnya pada Gilang. Gilang mengerjap kemudian mengangguk mengerti.

Adela Shareena Quinindha (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang