PART 40

672 24 6
                                    

"Gue salah udah maafin lo dan gue juga salah udah nganggep lo sebagai teman!"

Sementara di ruangan yang berbau obat-obatan, seorang gadis tengah menangis tanpa suara dengan menahan rasa sakit pada bagian kepalanya.

Cherly memeluk Kakaknya dari samping, dia ingin menolak telepon Rava tadi. Tapi Adela malah mengangkatnya.

"Kak, udah jangan nangis terus. Nanti kalau Papah sama Mamah dat-"

Ceklek!

"Adela, kamu kenapa nangis?"

Siap-siap aja gue ditanya-tanyain nih, kata Cherly dalam hati.

Adela menghapus air matanya lalu tersenyum ke arah Mamahnya yang terlihat khawatir, "Nggak papa kok Mah, aku kelilipan aja tadi."

Saras melirik Cherly, "Bener Dek?" Pertanyaan yang membuat Cherly langsung mendapatkan tatapan tajam dari sang Kakak.

"Hah? I-iya bener, kelilipan."

Saras menghela napas lega, lalu dia meletakkan empat paper bag besar ke atas kasur rumah sakit.

"Ini apaan Mah?" Tanya Adela.

"Dua ini buat kamu, dan yang dua ini buat kamu Dek." Saras menyerahkan masing-masing dua paper bag pada dua anaknya.

Cherly tersenyum lebar lalu membuka kedua paper bagnya, "Waw, ini bagus banget Mah. Mamah emang terbaik deh kalau urusan baju," Cherly mengancungkan dua jempol pada Saras yang dibalas dengan senyuman.

Adela mengernyit bingung, "Itu gaun untuk apa Mah?"

Saras mengusap rambut anak pertamanya dengan sangat lembut, "Nanti malem Mamah, Papah, Cherly dan kamu akan menghadiri pesta pertunangan."

Tiba-tiba perasaan Adela tidak enak saat mendengar kata 'pertunangan'
"P-pertunangan siapa Mah?"

"Jenae dan Rava."

Adela membeku, dia menggeleng dengan kedua matanya yang kembali berkaca-kaca. Meskipun dia tadi bilang akan datang kepada Rava dan Jeane, tapi tetap saja dia tidak akan pernah bisa tidak menangis ketika melihat kedua manusia itu bertukar cincin.

"Nggak, aku nggak mau dateng ke sana!"

"Lho kenapa? Bukannya kamu dan Rava itu pacaran? Harusnya kamu dateng dong sayang."

"Kalau Mamah tahu aku sama Rava pacaran, kenapa Mamah nyuruh aku dateng ke acara pertunangan Pacar aku sendiri Mah?!"

"Kenapa? Emang salah yah? Nggak kan." Saras bertanya dan menjawab sendiri membuat Adela menggeleng-gelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Mah... Rava pacar aku. Tunangan sama mantannya! Dan Mamah dengan teganya ngajak aku dateng ke sana?! Mamah punya hati nggak sih!!"

"Ade-"

"Kamu harus dateng! Kalau tidak Papah akan menghancurkan kamar kesayangan kamu, menyita seluruh aset yang Papah berikan ke kamu dan mencoret nama kamu dari kartu keluarga!"

Adela sangat benci ketika Papahnya mengancamnya seperti ini, tapi dia juga tidak mau datang ke acara pertunangan terkutuk itu.

"Pah-"

"Motor kamu juga akan Papah sita selamanya!"

"Ck oke, fine. Aku dateng ke sana, tapi dengan satu syarat."

"Apa syaratnya?" Tanya Rangga.

Adela tersenyum miring, "Jangan mengawasi aku dari jarak jauh maupun dekat!"

"Itu semua demi kebaikan kamu Adela! Cherly juga papah awasi bukan kamu saja!" Bentak Rangga membuat Cherly melotot, pantes setiap ada cowok yang nyakitin gue besoknya babak belur dan takut sama gue, jadi ini alesannya. Batin Cherly.

Adela Shareena Quinindha (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang