"Kak Adel mau kemana?"
Adela menegak, melotot dan menghentikan langkah refleks mendengar suara teriakan cempreng sepupunya yang membuat bulu kuduknya merinding. Karena jika sepupunya itu berteriak dengan nada ceria dan cempreng, pasti ada sesuatu.
Benar saja, Ara tertawa-tawa riang menghampiri Adela dengan membawa gantungan boneka pooh ditangannya. Gadis itu melambai cantik yang justru jadi mengerikan dimata Adela.
"Kakak mau kemana? Ala mau ikut! Mau beli gantungan kayak Nana!" gadis berumur lima tahun itu mengangkat gantungan kecil berwarna kuning dan menggoyang-goyangkannya.
Adela berdehem, menggeleng menolak kemudian melangkah lagi menuruni tiga anak tangga terakhir. "Ara dieum aja dirumah yah, Kak Adel ada urusan pent-"
Namun Ara tak mau tahu.
"Nana kamu pulang duluan yah! Aku mau beli gantungan pooh dulu sama kak Adel, dadah!" Tahu-tahu Ara sudah berlari menghampiri Nana yang sedang berdiri tenang disofa menunggu temannya itu. Adela melihat Nana menoleh, kemudian mengangguk dan menerima gantungan boneka pooh yang disodorkan Ara.
Adela memandangi mereka berdua yang sedang asik mengobrol, gadis itu diam-diam berlari kecil menuju pintu dengan kaki berjinjit agar tidak terdengar dua anak kecil di sana.
Namun terlambat, Ara sudah menoleh duluan membuat langkah Adela refleks terhenti. "Ayo kak!" gadis kecil itu menuntun tangan Adela keluar pintu.
Dan anehnya, Adela malah pasrah mengikuti.
••🦋••
Adela beberapa kali merutuk dalam hati kenapa bisa-bisanya ia menuruti sepupu kecilnya itu untuk ikut bersamanya ke mall. Tadinya ia ingin membeli baju yang sudah ia incar beberapa hari yang lalu dimall. Namun, harus tertarik pasrah beberapa kali ke timezone karena sepupunya.
"Ck, Ara! Pelan-pelan, tangan kak Adel sakit ini!"
"Ara udahan yu cape!"
"Ara mau apa lagi sih? Udah nyoba semua juga!"
"Gantungan pooh!" seru Ara riang, menarik tangan Adela melangkah lagi membuat Adela pasrah mengikuti.
Ara menunjuk gantungan kunci berbentuk hati, kemudian mengambilnya dan menunjukkannya kepada Adela. "Kak Adel aku mau yang ini aja deh, bagus walnanya putih kayu!"
Adela melotot, kemudian mengambil alih gantungan kunci itu ketangannya. Pasalnya, di belakang gantungan itu terdapat tulisan yang mungkin bisa dibaca olehnya.
"Ara, ambil yang pooh aja ya. Kaya Nana, ini nggak cocok bu-"
"Ih Kak Adel boleh dong! Ala kan suka!" potong gadis kecil itu membuat Adela menghela napas kasar, Ara memandangi gantungan itu dengan wajah berbinar senang.
Adela mengambil gantungan itu, kemudian berdiri dan menggandeng tangan Ara untuk membayarnya. Ara langsung berseru senang karena dibelikan gantungan kunci tersebut.
••🦋••
"Adela!"
Adela yang sedang mengomeli Ara kecil jadi menoleh, gadis ini memutar bola matanya malas ketika ia melihat pemuda tampan menghampirinya berjalan tenang. Cowok itu memakai hoodie hitam dengan jeans yang berwarna senada.
Kenapa harus ketemu dia sih! Gumam Adela dalam hati.
"Adela? Lo lagi ngapain di sini?" tanya Elvin tersenyum menatap Adela yang justru membuang muka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adela Shareena Quinindha (Completed)
Teen Fiction"Lo nggak perlu tau gue dirawat di mana, yang perlu lo tau sekarang. Gue udah nggak peduli lagi sama hubungan kita!" Rava membeku ditempatnya saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut Adela, matanya tiba-tiba memanas bersamaan dengan jantungny...