1. AWAL KISAH
Malam ini hujan mengguyur Kota Jakarta tak henti-hentinya. Begitu pula dengan langkah seorang gadis berambut pirang di bawah guyuran hujan yang tak menentu arah. Kedua tangannya menyilang sempurna di depan dada. Tubuh gadis itu mulai menggigil hebat. Suara guntur dan derasnya air hujan semakin mencekam. Dia menghela napas pelan dan kembali menatap satu demi satu tetesan hujan yang turun.Waktu perlahan berlalu rintik hujan semakin tipis dan berhenti.
Tak lama kemudian, komplotan geng motor sekitar empat orang mengepung gadis itu. Tapi sayangnya, gadis itu tak menyadari keberadaan mereka karena masih larut dalam pikirannya. Kepala gadis itu terakuk, kedua matanya menatap lurus pada genangan air di bawahnya.
"Widih! Malam-malam gini masih ada cewek cantik yang kelayapan. Good looking lagi."
Gadis itu spontan menoleh kearah empat jejaka tersebut dengan wajah datar tanpa ekspresi. Namun wajah tenangnya, tak sejalan dengan dentuman jantung yang tak mengizinkan untuk mendengar otak yang memerintahnya agar tetap tenang. Otaknya berteriak-teriak menyuruh jantungnya berhenti berdetak sedemikian cepat. Tapi percuma. Ia justru melawan. Seluruh bagian tubuhnya terasa kaku, berat, dan tak mampu digerakan.
"Ngomong dong atau nggak punya mulut, lo?!" ledek salah satu dari mereka.
Gadis itu mengepal tangan kuat. Darahnya mendesir merangkak naik ke wajahnya. "Mau kalian apa?!" tanyanya dengan tatapan tajam.
Sepersekian detik salah satu dari mereka melangkah mendekati gadis itu. Tangannya terangkat membelai lembut wajah dan turun ke bahu gadis tersebut. Mata lelaki itu menyusuri setiap sentuhan jari-jarinya pada inci tubuh gadis itu.
"Jangan sentuh aku!!" Dia mendorong tubuh kekar cowok dugal tadi dengan kasar.
Laki-laki itu tidak tinggal diam. Dia mencengkeram lengan gadis itu dengan kuat."Lo berani sama gue, ha?!" Otot di rahangnya mengejang.
Gadis itu meringis kesakitan dan memberontak dalam kurungan cowok brengsek tadi."Lepasin aku, anjing!" teriaknya sekali lagi.
"Ayo ikut!!" Perintah cowok itu sembari menyeret gadis tersebut menuju motornya. Namun, gadis itu masih mempertahankan posisinya. Dengan jari-jari lentiknya yang berusaha melepaskan pegangan di lengannya.
"Cepat lepasin aku, sialan. Ini kamu mau bawa aku ke mana, ha?!"
"DIAM!!"
"Kalau kamu mau aku diam! Lepasin tangan aku!"
"Berisik!"
"LEPASIN DIA!!" ucap Gemintang dengan nada berat yang baru saja turun dari motornya.
Gemintang Candra Geraldino atau yang kerap disapa Gemintang. Dia dikenal sebagai ketua Black King yang paling bengis. Gemintang dengan tatapan elangnya bisa membuat siapa saja bungkam seketika.
Walaupun kejam dan dingin tapi parasnya yang tampan dengan iris mata coklat terang, bertubuh ideal, dan memiliki otak jenius, membuat Gemintang sering jadi bahan gosipan cewek-cewek di SMA Taruna Bangsa. Namun dibalik kelebihan itu ada rahasia terbesar yang semua orang tidak tau dari Gemintang. Bahkan sahabat-sahabatnya saja tidak tahu tentang hal tersebut. Hanya keluarga terdekatnya saja yang tau. Dan hal tersebut yang membuat Gemintang sulit untuk ditebak.
Gemintang bertumpu di motor Kawasaki Ninja Merahnya sambil mengamati setiap gerak-gerik empat lelaki itu. Kedua tangan di masukan ke dalam saku celana, seakan mengisyaratkan bahwa dia tidak peduli. Kedatangannya mampu mengalihkan perhatian keempat laki-laki brengsek itu.
"Lo lagi! Lo lagi! Mau jadi pahlawan kesiangan lo buat nih, cewek?"
Gemintang memberikan setengah senyumnya."Kalau iya emang kenapa, Leon? Masalahnya buat lo apa? Atau jangan sampai...lo takut kalah saing?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE GEMINTANG (REVISI)
Teen Fiction"Syarat?" tanya Nayanika dengan suara pelan. "Syaratnya, Lo. Harus cari cinta sejati buat gue. Dan ingat! Gue gak butuh banyak alasan dari lo. Karena gue tipe cowok yang nggak suka dibantah!" Nayanika menatap lelaki itu dengan berani. "Cinta sejati...