"Ku pandangmu layaknya bunga yang sedang mekar, ku hargai dirimu layaknya seorang pangeran berkuda putih. Namun kau acuhkanku, layaknya angin lalu, kau musnahkanku layaknya partikel debu"
💕💕💕
Dari pintu masuk bau rokok sudah menyambut penciuman Nayanika. Gadis itu melangkah masuk dengan percaya diri tanpa rasa takut sedikit pun. Ini untuk pertama kalinya dia menginjakan kaki di basecamp BK.
Nayanika berjalan menyusuri setiap ruangan dalam basecamp itu. Namun ayunan kakinya terhenti ketika menemukan beberapa anggota Black King yang sedang bermain kartu."Hallo semuanya,” sapanya dengan lembut.
Beberapa anggota Black King yang sedang bermain kartu terlonjat kaget karena kehadiran Nayanika. Terkecuali Jovan tentunya, bahkan saat ini dia sudah melompat turun dari kursi dan menghampiri Nayanika. “Hai juga bidadari yang baru turun dari kayangan. Ayok, silahkan duduk,” ajak Jovan dengan mata berbinar-binar.
Setelah pertengkaran di lapangan rumor tentang Nayanika tersebar luas, dan Jovan sendiri berinisiatif untuk menggali info sekilas kehidupan Nayanika, makanya dia bersikap seperti sudah berkenalan berpuluh-puluh tahun, bukan saja itu tapi anggota black king juga sudah tau soal gadis yang sekarang berada di markas mereka.
“Terima kasih,” jawab Nayanika ikut bergabung dalam lingkaran tempat duduk anggota Black King.
Gadis itu mengerutkan alisnya. “Kalian semua kenapa liatin aku kayak gitu? Aku salah ngomong, ya?” tanya Nayanika ketika mendapati ada beberapa anggota Black King yang menatapnya penuh keheranan sekaligus kagum.
Mereka semua menggeleng dengan cepat sembari melambaikan tangan kearah Nayanika seakan mengatakan tidak. “Gak, lo nggak salah ngomong kok. Tapi gue salut sama lo, karena ini baru pertama kali, ada cewek seberani lo yang datang sendirian di basecamp BK,” jelas Reza.
Nayanika mengangguk kepala seraya mengedarkan padangan ke sekitar basecamp. Namun anehnya sosok yang dicari, nyatanya tidak ada dalam ruangan itu. “Bidadari nyariin siapa? Kan, udah ada abang Jovan di sini. Ngapain harus cari jauh-jauh, kalau yang di dekat bisa buat nyaman. ”
Gadis itu mengalihkan pandangannya kearah Jovan. “Nyariin cowok songong.” Refleks Nayanika menutup mulut dengan kedua tanganya. Memang mulut Nayanika tidak bisa diajak kompromi pada situasi seperti ini. "Eh…maksudnya aku cari Gemintang. Iya, aku cari Gemintang,” lanjutnya sembari menganggukan kepala untuk meyakinkan bahwa ucapanya barusan itu benar adanya.
“Yah.. Bidadari datangnya telat, barusan Gemintang keluar sama anak-anak yang lain.” Seketika air muka Nayanika berubah kecewa. Sia-sia dia datang ke Basecamp dan buang-buang waktu saja, jika pada akhirnya harus seperti ini.
“Oh…. Jawabnya dengan wajah memelas. "Jika Gemintang udah pulang, tolong ngasih tau dia kalau aku ke sini,” lanjutnya sebelum bangkit dari tempat duduk.
“Bidadari nggak mau tunggu?”
Nayanika menggeleng kepala. “Sampai kapan aku nungguin dia? Buang-buang waktu aja. Yah udah, aku pamit pulang dulu ya semuanya.” Reza mencekal tangan Nayanika. “Gue antar pulang?” tawarnya.
Sekali lagi Nayanika menggeleng seraya tersenyum semanis mungkin. “Nggak usah, aku bisa pulang sendiri.”
“Ya udah kalau gitu hati-hati,” seru anak-anak Black King. Nayanika hanya tersenyum membalas ucapan mereka dan berbalik pergi.
Gadis itu berjalan sambari menghentak-hentakan kaki di lantai karena merasa kesal dengan Gemintang. Untuk ke sini saja Nayanika butuh perjuangan. Dia harus mengumpulkan niat dulu, terus harus mencari info seputar lokasi BK juga. Ketika gadis itu sudah mencapai luar basecamp, tatapannya langsung beradu dengan iris coklat milik Gemintang yang baru saja turun dari motor ninja merahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE GEMINTANG (REVISI)
Teen Fiction"Syarat?" tanya Nayanika dengan suara pelan. "Syaratnya, Lo. Harus cari cinta sejati buat gue. Dan ingat! Gue gak butuh banyak alasan dari lo. Karena gue tipe cowok yang nggak suka dibantah!" Nayanika menatap lelaki itu dengan berani. "Cinta sejati...