"Your Presence Is A Mystery To Me"
"Kehadiranmu Adalah Misteri Bagiku"
☄☄☄
Di bawah terik matahari nan menyengat dan udara panas yang mulai menyelimuti tubuh hingga kelapisan kulit hipodermis, kini Jalan Duri dihiasi dengan lautan manusia. Pertemuan antara kedua geng motor yang selama bertahun-tahun menjalin tali permusuhan, akhirnya disatukan kembali di tempat sama dan waktu yang sama pula. Tempat yang selalu menjadi saksi bisu pertikaian dari kedua kubu ini. Dari pancaran mata masing-masing, seakan mengisyaratkan dendam yang masih membelenggu dalam relung.
Kedua tungkai Gemintang masih berdiri kokoh saat bertarung dengan ketua geng Cobra yang tidak lain adalah David Angkasa. Satu tendangan keras dari David mendarat sempurna di dada bidang Gemintang, membuat cowok itu jatuh tersungkur. Namun tak ada alasan bagi Gemintang untuk menyerah begitu saja.
Lelaki itu perlahan bangkit berdiri sembari memegang dada bidangnya yang terasa nyeri, kedua sorot matanya tertuju langsung pada objek yang ingin dia hacurkan saat ini. Buku-buku jarinya terkepal kuat, kedua tungkainya melangkah mendekat objek tujuannya.
Dalam satu kali gerakan, hidung David sudah memuncratkan darah seger akibat bogem mentah dari Gemintang. Sedangkan, anggota dari kedua geng tak henti-henti melakukan penyerangan satu sama lain.
Banyak dari geng Cobra sudah pada tumbang. Ada beberapa anggota yang terluka parah karena pukulan keras dari geng Black King.
"Ngakunya geng motor, tapi kelakuan kayak banci," tekan Gemintang yang sekarang sudah duduk dibagian abdomen David dan terus melakukan pukulan bertubi-tubi pada wajah cowok itu.
David berusaha membebaskan diri dari Gemintang, tapi kekuatan cowok itu sudah berkurang, akibat dari setiap serangan Gemintang.
Bruk.
Satu pukulan keras tepat di punggung Gemintang. "Awoo," jeritnya tertahan.
Tanpa Gemintang sadari, salah satu anggota geng Cobra memukul punggungnya dengan balok dari arah belakang. Jhio yang melihat Gemintang terjatuh dengan sigap berlari dan menendang tepat di tulang belakang salah satu anggota Cobra yang tadi memukul Gemintang.
David menggunakan kesempatan itu untuk melakukan penyerangan balik pada Gemintang."Sebelum ajal menjemput lo, apa ada kata-kata terakhir yang mau lo ucapkan buat teman-teman lo yang nggak guna itu?" tanya David pada Gemintang dengan kaki kanan yang berada tepat dibatang leher Gemintang.
Sedangkan salah satu tangannya, terdapat pisau lipat yang akan digunakan David untuk menikam Gemintang. Jhio yang melihat kejadian itu hanya melotot, dan terus berusaha melawan musuhnya, yang tadi menyerang Gemintang.
"Jangan mimpi lo!!!" desah Gemintang yang masih berusaha melepaskan diri.
"Jika lo meninggal, orang yang paling bahagia sepanjang sejarah adalah gue," seru David sambil tertawa.
"Selamat tinggal Gemintang," seru David dengan suara parau, seraya mengamati tangannya yang berlumuran darah segar.
Belum sempat menikam Gemintang, satu tendangan keras menghantam punggung David, sehingga pisau digenggaman cowok itu melukai telapak tangannya sendiri. Untuk sepersekian detik, lelaki itu terus menerima serangan bertubi-tubi dari sosok yang sama sekali tak dikenalnya tanpa menyerang balik. Lama kelamaan tubuh David jatuh tergeletak di tanah dengan sangat artistik.
Seorang dengan pakaian serba hitamlah, yang sudah menyerang David sehingga rencananya untuk membunuh Gemintang gagal total.
Gemintang berjalan mendekati tubuh lemah David, dan kembali melakukan pukulan bertubi-tubi pada wajah laki-laki songong itu. Setelah puas menghajar David, Gemintang pergi meninggalkan David yang tidak menyadarkan diri lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE GEMINTANG (REVISI)
Teen Fiction"Syarat?" tanya Nayanika dengan suara pelan. "Syaratnya, Lo. Harus cari cinta sejati buat gue. Dan ingat! Gue gak butuh banyak alasan dari lo. Karena gue tipe cowok yang nggak suka dibantah!" Nayanika menatap lelaki itu dengan berani. "Cinta sejati...