d u a

27 6 2
                                    

HAPPY READING

*****

" Lo mulu gan pasien gue, tobat napa." Ujar lelaki berpenampilan sedikit rapi ini ketus terhadap lawan bicaranya

" Gue ketemu lo mulu perasaan, bosan gue kalo gini." Balas lawan bicaranya nyolot

"Goblok lo gan. Tolonglah gue tau lo belum terima sama kejadian dulu, tapi hargai tante sama om gan. Lo gak kasihan haa? Buka mata lo lebar-lebar, dunia gak selamanya mengelilingi lo. Ada saatnya lo dibawah kayak sekarang, dan diatas kayak dulu. 3 bulan lagi gan lo berjuang buat sekolah, setelahnya lo yang mikir sendiri mau gimana." Ucap boy dengan nada naik seoktaf, jengah dengan sikap sepupunya, yang terdiam memikirkan perkataan Boy" Kalau lo begini terus, lo bisa keluar dari KK om sama tante. Gue rasa mereka gak perlu anak kaya lo lagi gan. Mati aja sana." Gertaknya kemudian 

" Sepupu kurang ajar, kata-kata lo pedas banget bangsat." Ujarnya sedikit rileks

" Gue harap lo ngerti kata-kata gue Regan Winata." Tutur Boy dengan nada tegasnya kali ini dibalas kekehan ringan oleh Regan

" Sok tegas banget lo, gak cocok."

" Kembali jadi Regan yang dulu broo, kasihan gue sama tante."

" Ada syaratnya."

" Apa?"

" Anya yang ngebantu gue berubah." Guyonan Regan mengundang pelototan mata dari Boy

" Jangan gitu bro, masih banyak ikan di laut yang belum sold out."

" Becanda. Balik dulu boy, masih sempat malak gue kayaknya." Ucapnya dengan posisi berdiri melihat handphonenya

" Awas aja lo, mampus sama gue."

" Becanda deng." Ucapnya dengan terkekeh kemudian berlalu meninggalkan boy di ruangan itu

****

Gadis cantik dengan rambut dicepol asal ini masih setia membaca novel ditangannya dengan posisi tengkurap. Lagu-lagu Bebe Rexha mengalun indah dengan volume keras menyamarkan suara hujan sore ini. Sesekali bersenandung mengikuti bagian-bagian yang ia sukai.

Nada dering ponselnya mengalihkan perhatian gadis ini dari buku yang dibaca, kemudian mengecilkan volume musiknya

" Kenapa?" tanyanya penasaran

" Lo udah dirumah belum?"

" Udah lama nyampe."

" Gue kerumah lo ya nya."

" Terserah Boy, bawa makanan jangan lupa."

" Siap nyaiii." Balas Boy, kemudian telepon terputus

Anya bergerak dari posisinya, kemudian merapikan tempat tidurnya yang sedikit berantakan lalu duduk dimeja riasnya merapikan penampilannya

" Siapa nih, jelek banget. Rambutnya mirip singa lagi, malu-maluin aja kalo pacar liat." Monolognya saat melihat pantulan dirinya dicermin

Anya turun kebawah saat dirasanya tenggorokannya kering

" KAK ANYAA, ADA BANG BOY NIH." Teriak ivan menggema

" Iya." Balasnya kemudian menghampiri Boy yang masih berada di teras rumahnya

" Ya ampun Boy, lo kenapa main hujan?" ucap Anya dengan nada sedikit khawatir

" Ya kan naik motor nya, pasti kena hujan lah." Balas Boy dengan menggigil

" Kenapa gak singgah dulu? Bego banget ihh heran."
" Bentar gue ambilin handuk." Ujarnya kemudian berlalu ke kamar Ivan mengambil handuk dan pakaian

B . BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang