Changbin baru saja sadar dari pingsannya,ia meringis kesakitan karena beberapa luka yang ia dapat dari kecelakaan itu,matanya melirik,jam 2 pagi?berapa lama ia pingsan?tidak mungkin kan ia pingsan seharian hanya karena kecelakaan seperti itu?"Udah bangun?" Changbin terjingkat saat sebuah suara masuk ke Indra pendengarannya,ia malihat Hyunjin yang tengah berdiri membelakanginya
"Hyunjin?" Ucap Changbin lemah karena energinya belum penuh terisi
Tak ada sahutan dari Hyunjin itu,entah ia sedang fokus dengan apa,tapi Changbin hanya mengendikkah bahunya acuh,mungkin Hyunjin sedang sibuk pikirnya
"Gue tadi....kenapa Jin?" Changbin tak terlalu ingat kejadian tadi,kejadiannya terjadi begitu cepat,dan tau-tau Changbin terbangun di sebuah ruangan yang ia yakini rumah sakit
Changbin menoleh saat mendengar suara kikikan tawa dari samping,lebih tepatnya dari Hyunjin
"Jin?" Sebelah alisnya terangkat,ia menatap aneh Hyunjin yang malah terkikik
Dengan perlahan Changbin turun dari ranjangnya,berjalan mendekati Hyunjin
Hingga tubuh Hyunjin berbalik dengan pelan,membuat Changbin mematung,matanya menatap Hyunjin ketakutan,tidak,itu bukan Hyunjin,tidak mungkin Hyunjin tertawa terkikik dengan bola mata hitam legam dan dengan mulut yang sobek karena makhluk itu sedang dengan tenangnya menggorok sudut bibirnya hingga ujung pipi,bahkan darahnya sudah membasahi bajunya membuat Changbin mual
"G-gila,i-ini nggak mungkin!" Suara Changbin bergetar hebat,baru kali ini ia melihat kejadian se ngeri ini
"Kamu....harus mati...." Ucap makhluk itu mendekati Changbin sambil menyodorkan pisaunya
"Nggak!NGGAK!!PERGI LO!!" Changbin berlari dengan tertatih tatih meraih gagang pintu
"TOLONG!TOLONGG!!" Changbin berteriak seperti orang gila di koridor rumah sakit,tapi tak ada yang menyahuti,ia baru menyadari orang-orang itu hanya diam bak patung,tak ada yang menyahutinya
"Kamu...mau kemana hihihi..." Changbin menoleh,dilihatnya Hyunjin berjalan pelan dibelakangnya
"Sh*t!!salah gue apa!gue nggak kenal Lo!!" Teriak Changbin sambil berjalan mundur
"Hm?kamu...nggak salah,tapi teman kamu...DIA SALAH!!!" Makhluk itu berubah menjadi seram dan dengan cepat berlari kearah Changbin dan menusuknya dengan pisau yang ia bawa tadi
"Argh!"
"Changbin!!" Mata Changbin terbuka,menatap sekitar,masih normal,ia hanya melihat teman-temannya yang menatapnya khawatir,kecuali Hyunjin,ia tak menemukan Hyunjin disana,apa ini mimpi?
"I-ini masih siang?" Tanya Changbin kepada Bangchan yang membangunkannya tadi
"Iya ini masih siang,Lo kenapa?dari tadi...Lo neriakin nama Hyunjin,Lo tau Hyunjin ada dimana?"
"H-Hyunjin....nggak sama kalian?"
"Kalo dia sama kita,nggak mungkin gue nanyain dia ke Lo Bin."
Changbin meneguk ludahnya kasar,keringatnya semakin mengucur deras,lalu matanya menatap kearah Felix yang di wajahnya tertempel banyak plester
"Felix...kenapa?" Bangchan hanya memutar bola matanya malas
"Bukannya dia yang udah ngedorong Lo?"
Changbin mengerut,rasanya tadi Felix berada jauh didepannya,dan yang dibelakangnya hanya ada...Hyunjin,bagaimana bisa menjadi Felix?
"B-bang...kayanya bukan Felix yang ngedorong gue." Ucap lirih Changbin
"Maksud Lo?Hyunjin bohong?"
"Yang ngedorong gue itu Hyu-" Changbin menghentikan perkataannya saat seseorang baru saja membuka pintu dengan keras hingga mengejutkan semua orang yang ada didalam
"Hai...kalian." disana terpampang lah wajah Hyunjin dengan senyum yang terpatri,tapi ada yang aneh,tatapan matanya kosong,seolah-olah tak ada kehidupan disana membuat Changbin untuk kesekian kalinya berharap orang itu benar-benar temannya
Sehari berlalu,Changbin diperbolehkan untuk meninggalkan rumah sakit karena hanya mendapat beberapa luka ringan
Kehidupan dirumah besar itu kembali seperti biasa,Jeongin pun sudah lumayan membaik,yah...meskipun ada yang aneh,aura Hyunjin yang berbeda,kini ia jadi rajin,dan minim berbicara,seperti bukan dirinya saja
Tapi mereka semua tak menghiraukan sikap Hyunjin yang aneh,mungkin ia hanya bersikap dewasa karena sadar akan umurnya,pikir mereka,kecuali Changbin yang kini selalu menatap Hyunjin curiga
Pagi ini,Lino dengan santainya mencuci alat makan yang baru saja mereka gunakan tadi sambil bersenandung kecil
"Belanja di shopi Pi Pi Pi....." Senandungnya tanpa sadar setelah melihat salah satu iklan di televisi
PRANGG!!
Lino terjingkat kaget karena suara pecahan kaca itu yang berasal dari halaman belakang rumah,Lino mengintip dari balik jendela yang terhubung langsung dengan halaman belakang
Matanya melihat Seungmin yang tengah marah dengan nafasnya yang naik turun,lalu mata Lino mengikuti arah pandang Seungmin,disana...ia tak melihat apapun,hanya Seungmin seorang
"Gue bilang pergi!Lo nggak berhak nyakitin temen-temen gue!" Desis Seungmin masih menatap tajam sesuatu didepannya
"Ada apa bang?" Jisung turun dari lantai dua dan menghampiri Lino
Tapi Lino hanya diam,matanya masih fokus kearah Seungmin
Jisung yang penasaran pun hendak pergi kearah taman belakang,namun Lino menahannya
"Jangan....sesuatu yang nggak beres udah terjadi." Gumam Lino membuat Jisung menaikkan sebelah alisnya
"Maksud Lo?"
"Lo sadar nggak beberapa hari ini kita ngalamin hal-hal yang aneh selama kita tinggal disini,dan itu nggak terjadi sama satu orang aja,tapi hampir semua."
Keduanya saling bertatapan hanya beberapa detik sebelum Seungmin masuk kedalam rumah dan membanting pintu keras mengejutkan kedua orang yang menggibah tadi
Seungmin hanya menatap keduanya tajam,dan langsung pergi ke kamarnya
"Ngeri banget tatapannya mas." Celetuk Jisung sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
"Kalian lagi ngapain?" Lagi,keduanya terkejut karena tiba-tiba saja Hyunjin berada dibelakang keduanya dengan tatapan kosong seperti kemarin
"Astaga dragon!sejak kapan Lo disitu Jin?" Lino menatap Hyunjin sambil mengusap dadanya
Tak menyahuti pertanyaan Lino,Hyunjin malah pergi begitu saja meninggalkan kedua orang yang tengah cengo itu
"Gitu lagi dia,belum pernah dislepet orang ganteng apa ya?" Gumam Jisung bersedekap dada
"Ngaca!tikus aja takut liat wajah Lo yang gue pasang di kolong kasur." Lino pergi meninggalkan Jisung sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
"Sabar hamba ya Tuhan..."
"Lix?Felix?" Bangchan mengetuk-ngetuk pintu kamar Felix,tapi tak ada sahutan dari sang empunya kamar
"Lix?gue masuk ya." Tanpa pikir panjang Bangchan membuka pintunya dan melihat Felix yang sedang fokus dengan ponselnya
"Lix!" Bangchan menepuk pundak Felix membuat pemuda itu terkejut dan membelalakkan matanya saat melihat Bangchan,buru-buru ia mematikan ponselnya
"Lo...kenapa?aneh banget." Felix hanya menggeleng,kemudian tersenyum canggung
"Nggak ada bang,gue...cuman buka grub kampus kok." Ucapnya lirih masih dengan senyum canggungnya
Felix mengajak Bangchan berbicara diluar,karena tak ingin Bangchan mengetahui hal yang sebenarnya
Cr:gue
-----------------------------------------------------------
Jangan lupa vote dan komennya
KAMU SEDANG MEMBACA
Knock Knock
Horreur"Suara ketukan pintu itu selalu terdengar di jam 2 pagi." _________________________________________ (New story' nih,genre?horor dong cuy,hasil collab gw sma @frdina_) Happy reading:)