Andai saja

1K 735 368
                                    

Annyeong💓

Jeno membaringkan tubuh Nara di atas kasur kingnya dan menyelimuti tubuhnya sampai atas dada. Sebelum bangkit dari duduknya Jeno sempat mengelus rambut dan mencium pucuk kepala gadis incarannya.

Lalu ia bangkit dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badan. Sedangkan Nara, ia masih tertidur pulas dengan posisi miring ke kanan sambil memeluk guling milik Jeno.

Jeno yang baru selesai dengan ritualnya langsung memakai bajunya di dalam kamar mandi. Jeno masih waras untuk tidak melakukan hal di luar kendalinya.

Jeno berjalan ke arah balkon yang disuguhi dengan pemandangan yang hampir senja. Rasanya hari ini berjalan sangat lama, sambil menghirup udara segar. Jeno membalikan badannya menjadi menghadap ke arah kasurnya, terdapat senyuman yang terpancar saat melihat gadisnya sedang tertidur pulas.

"Andai kalau ini bukan dendam," ucapnya sambil tersenyum miris.

Jeno tidak merasa terusik saat guling kesayangannya dipeluk orang lain.

Tok tok tok tok

"Tuan,"panggilannya pelan seperti suara paruh baya.

Jeno berjalan kearah pintu dan membukaan pintu lebar. "Ada apa bi?"

"Itu tuan ada nak Jaemin di bawah."

"Baik bi. Oh ya bibi tolong bangunin Nara, ya," ujarnya langsung turun ke bawah untuk nemuin Jaemin.

Bibi yang masuk ke dalam kamar hanya bisa tersenyum senang.

"Akhirnya nak Jeno membawa seorang gadis," batin bibi seraya tersenyum bahagia.

Bibi mendekati Nara dan mengelus serta menepuk pelan pipi Nara. Nara yang terusik pun akhirnya memaksakan diri untuk membuka matanya.

"Euunghh mama...." Aku melototkan mataku saat melihat oring asing di depanku.

"Ga usah takut non, saya bibi Seol in-ah pelayanan utama di sini," ujarnya sambil membukukkan badannya menghadap Nara.

"Di sini?" beoku. Tolong nyawaku masih belum terkumpul selepas tidur nyenyak, rasanya benar-benar tidak ada beban saat aku bangun.

"Iya non. Di rumah tuan Lee Jeno."

"JENO?!" pekikku. Seol in-ah lagi-lagi mengulas senyuman lebar.

Akhirnya bibi Yeol in-ah menceritakan padaku. Bagaimana aku bisa di sini, yang jadi pertanyaan dalam benakku saat ini.

"Apa dia macam-macam denganku?"
Jelas aku tidak langsung begitu percaya dengan alasan itu.

Aku sontak melihat badanku dan ternyata masih full, pakaianku pun masih sama seperti tadi hanya saja sweaternya yang terlepas.

Bibi yang melihatku lalu tersenyum seraya mengajakku untuk turun ke bawah dan makan malam bersama.

"Bibi duluan aja, ya? Nara mau ke kamar mandi dulu." Bibi mengangguk dan meninggal Nara sendirian.

****

"Loh bibi? Nara kemana?" tanya Jeno yang kebingungan. Sontak membuat raut wajah Jaemin menjadi kebingungan.

IT'S MINE | LEE JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang