6. Bukan Atas Nama Cinta.

2.7K 308 8
                                    

Setelah menandatangi pernikahan kontrak. Seseorang masuk ke ruangan Ali. Wah, Prilly terpana melihat lelaki separuh baya itu. Sangat tampan dan rapi. Perawakan arabnya terlihat sangat jelas.

"Dia sudah beristri,"

"Itu Papaku!"

Suara Ali mengagetkan Prilly. Aish, sepertinya Ali tau jika Prilly terpana melihat Ayahnya. Bagi Ali ini adalah hal yang sudah biasa. Wanita selalu lebih tertarik dengan ayahnya daripada dirinya. Mungkin karena ini dia tidak mempunyai kekasih?

"Oh,"

Adam melirik Ali dan Adrian bergantian seperti bertanya siapa wanita yang ada di ruangan anaknya ini.

"Partner kerja kita Pak."

"Investor?"

"Bukan."

"Jadi?"

"Kenalin Pak, saya Prilly calon menantu Bapak untuk sepuluh bulan ke depan." Prilly menyalami tangan Adam. Ali meliriknya malas.

"Haha! Akhirnya Zehan menikah."

"Demi perusahaan." Tambah Ali yang menghentikan gelak tawa Adam. Dirinya hampir saja lupa jika anak sulungnya ini menikah demi perusahaan. Sebenarnya ada perasaan sedih dan bahagia. Bahagia karena anaknya berkorban demi perusahaan yang ia dirikan selama ini. Dan sedih karena anak sulungnya itu menikah bukan atas nama cinta.

"Dimana kamu kenal gadis ini?"

"Dia keponakan Bik Lastri."

"Keponakan? Papa baru tau Bik Lastri punya keponakan."

Prilly cemas. Bagaimana ini?
Jika mereka tau dirinya bukanlah keponakan Lastri bisa menjadi masalah. Karena merasa ditipu, tentunya.

"Dia dari kampung." Ujar Ali untung saja Adam tidak bertanya lagi. Prilly bernafas lega.

"Adrian bawa Prilly keluar."

"Kenapa? Apa aku ada salah?"

"Saya ingin bicara dengan Papa saya."

"Oh kirain,"

"Kamu! Jangan terbiasa memotong orang yang sedang bicara!"

"Iya iya."

"Keluarlah, tunggu saya dibawah."
Prilly memutar bola matanya malas seraya berdiri.

"Permisi Pak Adam hehe."

"Prilly,"

"Iya Pak?"

Prilly menoleh ke belakang saat ingin mengenggam knop pintu.

"Panggil saya Papa mulai saat ini."

Prilly tersenyum haru mendengarnya. Sudah lama bibirnya tidak mengucap dengan sebutan 'Papa'.

"Oke Papa!"

Adam pun tersenyum mengacung jempolnya. Prilly berlalu pergi keluar ruangan yang diikuti oleh Adrian. Sepeninggalan Prilly dan Adrian Adam beralih mendekati Ali mengganti posisi duduk di tempat Prilly tadi.

"Gadis lucu," Puji Adam. Ali tak menanggapinya. Ah, jangan sampai pula Papanya jatuh cinta kepada Prilly. Walaupun Adam sudah berumur 48 tahun tetapi jiwanya masih seperti anak muda. Sangat susah mempunyai keturunan gen tampan, pikir Ali.

"Apa Papa sudah mengatakan tentang kerja sama ini kepada Mama?"

"Belum, Papa ga mau membuat Mama khawatir."

"Jangan katakan pernikahan ini adalah pernikahan kontrak kepada Mama."

"Apa maksudmu Zehan?"

"Bilang saja saya seperti seakan menikah sungguhan."

Sepuluh BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang