Chapter Tiga

26 5 1
                                    

⚠️Warning ⚠️
Cerita ini hanya fiksi belaka berasal dari imajinasi dan khayalan penulis. Jangan pernah menjadikan setiap dalil, hadist dan suatu fatwa yang tertera sebagai sumber hukum (hujjah) dan jadikanlah Al-Qur'an sebagai sebaik baiknya bacaan

-||-

Jaga sikap, tingkah laku dan nama baikmu. Karena orang lain tak tahu apa isi hatimu

-||-

Aulia's Pov

Pikiranku tak tenang, terus saja memikirkan bagaimana keadaan sepupuku yang sekarang sedang ada di stasiun Bekasi bersama orang yang tak di kenal. Aku sangat takut jika sepupuku itu diculik dan parahnya bagaimana apabila penculiknya meminta tebusan sekian milyar.
Ya alloh aku harus bayar pake apa? Cicilan kompor saja aku belum lunas dan belum lagi tagihan listrik, kerudung, baju, kulkas, motor, dan mobil. Ya alloh aku bingung sekaligus khawatir. Tapi semoga saja semua baik-baik saja.

"Penumpang yang kami hormati, sesaat lagi kereta api Argo Tunas akan segera tiba di stasiun Bekasi. Kami persilakan anda untuk mempersiapkan diri, periksa dan teliti kembali barang bawaan anda. Jangan sampai ada yang tertinggal atau tertukar. Untuk keselamatan anda, tetaplah berada di tempat duduk sampai kereta benar-benar berhenti dengan  sempurna. Terima kasih, atas kepercayaan anda menggunakan jasa layanan kereta api indonesia."
Terdengar suara announcement yang memberi tahukan jika aku akan segera bertemu dengan jodohku. Eh .... bertemu dengan Alena maksudnya.
(Kelamaan menjomblo tuh gini readers huhuhu.)

Saat aku turun dari kereta, netraku langsung menerawang mencari keberadaan adik sepupuku yang pikunnya suka gak tau tempat. Dan sorot mataku terhenti ketika menemukan seorang perempuan dengan hijab berwarna peach dan gamis pink sedang duduk dengan seorang lelaki.
Mataku menyipit. "Apakah dia Alen?"

Untuk memastikan kebenarannya, aku mencoba mendekati mereka. Namun belum juga menjangkau tempat di mana mereka duduk.
Tiba-tiba saja insiden memalukan terjadi.

"Bruk ..."

Saking fokusnya aku menatap kedua insan itu, aku sampai menabrak pagar pembatas rel kereta dan tempat tunggu penumpang.

"Argh ... Gilak ini sakitnya nggak seberapa, tapi malunya itu," gumamku sembari mencoba mengendalikan diri sebaik mungkin di depan para penumpang yang sempat melihat kecerobohanku tadi. Untuk  menghindari kejadian tak diinginkan lagi, aku segera menuju ketempat Alen berada dengan mengambil jalan memutar.

(Mimin : Mungkin itu yang menjadi salah satu penyebab kenapa jodoh Mbak Aul belum dateng.
Aul : Maksudnya, Min?
Mimin : Iya jodoh Mbak Aul tuh udah liat Mbak Aul tapi dia nabrak pembatas makanya dia muter dulu gitu. Wkwkwk 🤣
Aul : Mana truk gas? Mana? Tabrak aja authornya, gak ada akhlak banget :" )

"Aaaaaallll" teriakku begitu aku telah dekat dengan keberadaannya.

Sontak semua orang  langsung menoleh ke arah ku, termasuk alena, kecuali laki-laki ganteng yang duduk di sebelah nya.
Hadeh salah trik lagi ini mah. Bikin malu mulu.

Dari pada aku harus menjadi pusat perhatian lagi, dengan langkah cepat aku meneruskan langkahku menuju bangku tempat alena duduk. Dan so sweet-nya Alena jugak mendekat.
(Coba ajah kalo jodohku jugak kek gitu bisa-bisa sweet-nya kayak di draind ketabrak terus di tolongin dan di jodohin sama anak yang nabrak hidup bahagia selamanya. Andai bisa segampang itu hidup.^~^)

Kami saling berpelukan seperti teletubbies yang seolah-olah sudah bertahun tahun tak bertemu. Suasana haru menyelimuti kami berdua. Dan sesaat aku melihat pria yang duduk bersama Alen tadi beranjak dan pergi ntah mau kemana.

Alena & AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang