Menoreh Luka

37 7 0
                                    

Setiap mengingat memori tentang mu, luka yang belum kering ini terbuka kembali.


"Le, ayo masuk! Udah bel" Ratna datang menghampiri Alea, karena ia di beritahu oleh Alea bahwa Alea tidak ada di rooftop, melainkan di taman belakang.

"Males" Alea sudah tidak mood belajar karena bertemu Derren di rooftop tadi

"Loh kenapa? Kamu juga tumben banget di taman belakang, biasanya di rooftop kan?"

"Rat, izinin gue ya, kepala gue pusing" Pada akhirnya Alea membolos hari ini, entah sudah berapa kali ia membolos minggu ini.

"Kamu sakit Le? Mau ke uks dulu nggak?" tanya Ratna khawatir kepada Alea

"Gapapa Rat, gue cuma mau pulang, bisa tolongin ambilin tas gue? Kalo nggak bisa, biar gue ambil sendiri"

"E-eh bentar, biar aku aja yang ambilin" Ratna menahan tangan Alea yang ingin mengambil tas nya dan segera Ratna berlari ke kelas untuk mengambil tas Alea.

Setelah 5 menitan, baru lah Ratna kembali ke taman belakang memberikan tas Alea yang sudah ia ambil di kelas tadi.

"Nih Le, udah aku bikinin surat izin juga ke guru piket, kamu hati-hati ya pulangnya, jangan ngebut!" Ratna benar-benar khawatir dengan kondisi Alea sekarang, takut terjadi apa-apa ketika pulang nanti.

"Santai Rat, makasih ya, bye!" Alea segera pergi dari taman belakang dan menuju ke parkiran. Ia tidak pulang ke rumah tetapi ia akan pergi ke studio miliknya.

Bergegas meninggalkan sekolah, Alea ingin mengistirahatkan pikirannya di studio, setelah sampai ia langsung saja berlatih dance sendirian. Melampiaskan rasa sedih nya, ia terlalu memikirkan bagaimana kalau Derren melihat wajahnya?

Tidak terasa jika Alea di sekolah pasti jam segini baru pulang, Alea sudah banyak latihan sendiri. Tiba-tiba ada seseorang yang teriak-teriak dari luar masuk ke dalam.

Siapa lagi kalau bukan ziya?
Ih gadis satu ini!

"YA AMPUN TUAN PUTRI, SEDANG APA KAMU DISINI TUAN PUTRI TIDAK KAH KAMU KEMBALI KE KERJAAN, PENGAWAL MU ADA DI DEPAN" teriak Ziya

"Lo ada masalah idup apa si Ziya, dosa apa gue jadi temen lo!?"

"Hiks sedih gue Al nggak di anggap sama sekali, Btw ngapain lo disini? Bolos hah!?" tanya Ziya, sambil berkacak pinggang.

"Ziya, gue mau ngomong serius deh"

"Apaan beb? Lo jadi ke tempat itu Le?"

"Gue terlalu takut ada yang tau rahasia gue, tentang gue ini, gimana dong? Iya nanti jadi ketempat itu"

"Yaudah lo jangan terlalu larut dalam kesedihan, gue nggak mau ya punya temen cengeng kek lo!" tentu ucapan Ziya itu mengandung gurauan.

"Yaudah gue pamit, bye Ziya"

Sebenarnya Ziya khawatir, sangat khawatir malah, jika Alea pergi ketempat itu lagi, tapi Ziya tau hanya dia lah seseorang yang mampu mengobati rasa rindu nya.

Keluar dari studio Alea berangkat ke suatu tempat, perjalanan ke sana butuh waktu lama, walau begitu Alea sangat bersemangat.

Akhir nya sampai juga di tempat yang ia tuju, ia berjalan ke tempat itu, sudah di depan mata tujuan nya. Berjalan gontai menghampiri, pancaran luka jelas terpancar di mata nya, tidak! Alea tidak boleh nangis! Ia sudah berjanji tidak boleh cengeng. Akhir nya Alea menyapa dan melepas rindu.

"Hai, gue disini lo apa kabar" tanya Alea

"Lo nggak kangen gue heh?" Alea berbicara sendiri sembari menatap gundukan tanah di depannya

"Lo tau nggak? Semenjak Lo nggak ada, hidup gue hancur" Alea segera mengelap air mata nya yang turun

"Gue bawain bunga, semoga lo suka ya, gue nggak bisa lama-lama, gue pamit" Alea segera menaruh bunganya sambil tersenyum tulus dan segera pergi dari makam tersebut.

Brak!

Alea masuk ke dalam mobil dan menelungkupkan kepalanya pada stir mobil. Lelah, satu kata yang cocok untuk Alea saat ini.

Setelah keadaannya cukup rileks, segera ia pergi ke studio lagi untuk mengajar dance.

hai!
Kita up lagi niii!!!
Jangan lupa vote, komen dan share ya, biar temen-temen kalian ikutan baca juga.
Maaf ya kalo ada typo atau kosa kata yang salah.

xoxo

ALDERRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang