Sedikit Peduli?

27 5 2
                                    

Entah mengapa rasa peduli ini muncul saat melihat mu, tatapan matamu mengingat kan ku kembali pada seseorang.


Untuk pertama kalinya Alea terlambat sekolah. Ia terbangun jam tujuh kurang lima belas menit. Alea pun tidak tahu kenapa tadi malam tidurnya sangat nyenyak. Apa karena dinyanyikan oleh Derren? Alea pun tidak tau.

Shit gumam Alea

Gerbang sekolahnya sudah ditutup, ia pasti akan dihukum. Alea tidak masalah jika dihukum, masalahnya adalah pasti Alea menjadi sorotan siswa/i SMK Dirgantara.

"Alea kan?" tanya Guru piket sekolahnya.

Beruntungnya Alea hari ini yang jaga piket guru yang baik dan tidak killer.

"Iya Bu"

"Kenapa terlambat?"

"Kesiangan Bu" Alea lebih memilih menjawab jujur karena mau Alea bohong ataupun jujur tetap saja akan kena hukuman.

"Baiklah, sekarang kamu ke ruang musik, bersihkan ya" Alea bersyukur karena ia tidak dihukum hormat di tiang bendera, karena jika Alea dihukum hormat kepada sang merah putih, pasti Alea akan menjadi sorotan. Setelah memberi tahu apa hukuman Alea, guru itu pergi dan mengurus anak-anak lain yang juga terlambat.

Alea segera pergi ke ruangan musik dan segera membersihkannya.

Ketika Alea sedang membersihkan alat-alat musik, Alea mendengar suara seseorang yang sedang menyanyi dan juga memainkan gitar.

Suaranya kaya pernah denger batin Alea

Alea segera mencari sumber suara tersebut, ia cukup terperangah karena ada orang selain dirinya di ruang musik. Dan itu adalah si anak baru, si Derren.

"Gak usah ngintip-ngintip gitu kali Al" Derren segera membalikkan tubuhnya dan segera menghampiri Alea

"Apaansi gajelas" Alea ingin cepat-cepat menyelesaikan hukumannya dan segera pergi dari ruang musik

"Ett, mau kemana si Al? Cepet-cepet banget, lo gak liat apa gue ganteng banget hari ini" Derren menahan pergelangan tangan Alea.

Dengan gerak cepat Alea melepas pergelangan tangan Derren.

"Apa sih gak usah sok kenal!"

"Tak kenal maka-" melanjutkan ucapan nya "Hayu atuh kenalan, lo jutek banget si Al sama gue, bawanya sensi mulu, lo marah aja cantik, kalo lo nambah marah berarti lo nambah cantik, emang mau gue baper?"

"Terus urusannya sama gue apa?" sambil bersedekap dada Alea menatap Derren intens "Kenapa lo sering ngikutin gue? Nyari tau semua tentang gue? Gue tau lo cuman penasaran sama masa lalu gue! Sekarang gue minta lo pergi dari sini!" bentak alea.

"Gak gitu Al, gue disini emang pengen jadi temen lo"
Balas Derren berkata lembut.

"Hah temen? Bahkan sendiri aja gue bisa bahagia" Bohong. Alea bohong, biar gimana pun Alea butuh tembok yang kuat saat ia rapuh "Tinggalin gue sendiri!"

"Oke" Derren berjalan melawati Alea tak lupa membawa gitar nya, Derren tau Alea tidak segampang itu di luluhkan. Rupa nya ia harus lebih keras lagi berjuang.

Mengambil alat-alat untuk melanjutkan bersih-bersih nya, Alea sudah tidak mood, ia ingin menangis rasanya. Memegang erat-erat sapu dan bulir-bulir air mata terjatuh dari pipi mulusnya. Bilang saja Alea cengeng, tapi saat ini Alea sangat ingin menangis. Sedikit mengurangi beban-beban hidupnya saat ini.

"Kenapa gue jadi kaya gini? Lo kuat Al, jangan lemah, jangan termakan omongan manis dia" ucap alea meyakinkan diri sendiri.

Akhir nya selesai juga hukuman Alea membersihkan ruang musik, ingin cepat-cepat ia menemui Ratna dan ke kantin bersama, kebetulan Alea tadi pagi tidak sempat sarapan.

Melewati kelas, di depan ramai sekali, karena penasaran Alea memutuskan untuk melihat. Oh ternyata ada anak-anak cowo lagi pada latihan basket.

Perut Alea berbunyi, artinya dia sudah kelaparan, bergegas melewati kerumunan agar cepat bertemu Ratna, berlari kecil tanpa memperdulikan keadaan sekitar. Sampai pada akhir nya, salah satu siswa perempuan berteriak kepada Alea untuk segera menghindar, ternyata bola basket melambung ke arah Alea. Alea menutup rapat mata nya, dia tidak bisa menghindar sudah terlalu lemas kaki nya.

Kok bola nya tidak mengenai kepala Alea?
Ternyata ada yang menangkap bola basket nya.

Siapa dia?

Derren?

BUKAN!

Alea perlahan membuka matanya dan Alea di kejutkan oleh keberadaan Arkhan, tangan Arkhan berada di atas kepala Alea sambil memegang bola basket.

Teriak heboh ciwi-ciwi, tentu terkejut dengan perlakuan Arkhan yang menolong cewe, Arkhan yang terkenal dingin dan tidak perduli, tentu saja menjadi pertanyaan orang-orang.

Apakah mereka ada hubungan?

Brukkk

Alea pingsan, Derren yang menyaksikan itu segera berlari menuju ke arah Alea, tentu saja Derren khawatir pasti tadi Alea kelelahan. Menggendong Alea menuju UKS, berjalan dan berteriak meminta tolong kepada Sehan.

"Sehan, beliin makanan sama teh anget di kantin, buruan!" teriak Derren.

"Anjai, gercep sekali si Derren, langsung gen-" ucapan sehan terpotong akibat geplakan Davi.

"Buruan suruh beliin makanan, bukan malah pidato anjir" sinis Davi.

"Pundung gue sama lo Dav!" kata Sehan meninggalkan Davi dan Arkhan, untuk membeli permintaan si Derren yang minus akhlak.


Hai, Hai ALDERREN kembali lagi nih, buat kalian yang lagi UAS semangat berjuang yaaa, Jangan lupa berdoa, semoga hasil nya sama yang seperti kita harapkan, buat bangga orang-orang yang kalian sayang. Intinya berusaha dulu, tau kan? Kalo usaha tidak pernah menghianati hasil.

<SEMANGAT>

ALDERRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang