Kehidupan Baru Micha, Jinah dan Kyungmi

49 3 62
                                    

"Noon, sini gabung sarapan bareng kita. Sarapannya hmmmm--enak banget! Masakan Noona juara deh," pekik Junkyu kepada Kyungmi yang masih sibuk mencuci alat memasak yang baru saja di gunakannya.

Kyungmi menoleh seraya tersenyum, "Iya sebentar."

"Noon,"

Kyungmi terperanjat kaget ketika Haruto tiba-tiba saja berdiri di sampingnya.

"Ruto-yahh-- berhenti mengagetkanku seperti itu. Jantungku ini lemah--" desah Kyungmi.

Haruto malah tersenyum. Pemuda ini lantas meraih kedua pergelangan tangan Kyungmi.

"Taruh aja itu, Noon."

Kyungmi bingung dengan perbuatan Haruto ini.

"Ha?"

"Taruuhh--"

Kyungmi menuruti ucapan Haruto dengan menaruh begitu saja panci yang penuh dengan busa sabun itu di bak washtafel.

Setelah itu Haruto nampak menyalakan kran lalu mencuci tangan Kyungmi dari sisa-sisa busa sabun yang memenuhi kedua tangannya.

"Aku harus pastiin Noona sarapan. Jadi, taruh dulu pekerjaannya dan kita sarapan bareng. Oke?" ucap Haruto setelah ia selesai mencuci bersih tangan Kyungmi.

Kyungmi diam saja. Kyungmi sungguh terpesona dengan sikap Haruto ini padanya. Pipinya bahkan terasa sangat panas.

Di jaman dahulu, ketika kedua Kakaknya sibuk menyukai dan saling membicarakan pemuda-pemuda. Ia malah berusaha menghindari setiap pemuda karena ia ingat pesan Ibunya untuk tidak sembarangan menyukai pria.

Karena sejatinya mereka bertiga adalah keturunan Raja. Jadi, Ibunya berharap mereka mendapat jodoh seorang yang terhormat juga.

Tapi-- Jinah dan Micha tidak pernah memperdulikan hal seperti itu. Kedua gadis ini malah gemar sekali tebar pesona dimanapun.

Bahkan dulu, Micha telah menyukai seorang pemuda yang setiap hari ia temui sewaktu berpapasan dengannya dipasar. Ketika pemuda itu berangkat ke sekolah tinggi Gukjagam bersama teman-temannya.

Gukjagam adalah sekolah tinggi yang didirikan pada tahun 992, pada jaman Dinasti Goryeo. Sekolah ini mengajarkan tentang konfusianisme dan berbagai mata pelajaran yang lain seperti budaya dan sastra.

Pada akhirnya, Kyungmi pun bergabung dengan Haruto, Junkyu dan Yoshi untuk sarapan bersama.

"Noon," panggil Yoshi.

"Ya?"

"Kami bener-bener bersyukur banget Noona datang di kehidupan kami. Masakan Noona enak banget. Kayak masakan Ibu. Kami yang rindu rumah, seolah terobati."

Junkyu turut mengangguk, "Bener. Rasa masakan Noona sama kayak masakan Ibu dan Nenekku."

Kyungmi yang sedang mengunyah kimchi tersenyum manis.

"Iyakah? Aku ikut senang jika kalian suka dengan masakanku. Kedepannya tidak usah khawatir. Aku akan menjadi juru masak disini."

"Yeeaaayyyyy!!" teriak Junkyu dan Yoshi heboh sekali.

Entah mengapa saat melihat kelembutan dan senyum Kyungmi, hati Haruto menghangat. Dia seolah bertemu dengan wanita yang hampir mirip dengan sosok Ibunya yang ada di Jepang.

Hatinya merasa tenang.

"Loh? Hyeong? Mau kemana? Ayo sarapan sini!" teriak Yoshi ketika ia melihat sosok Hyunsuk keluar dari kamar dan bersiap akan berjalan ke arah pintu.

Hyunsuk mengubah arahnya dan berjalan ke arah meja makan.

"Masakan siapa iniiii? Kalau Junkyu jelas nggak mungkin ya--" ucap Hyunsuk berniat menggoda Junkyu.

Dimension [TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang