Keputusan Besar

32 5 50
                                    

Kyungmi menunggu Doyoung diluar gedung dinas kependudukan sambil menatap sekitarnya dengan wajah riang gembira. Baru kali ini ia keluar dari area gedung dorm dan berjalan-jalan di ruang publik seperti ini. Untuk sejenak Kyungmi mengagumi perubahan jaman yang sungguh menaKjubkan untuknya ini. Ia sangat bersyukur karena Tuhan memberinya kesempatan hidup panjang dan dapat menyaksikan perubahan ini.

Meski awalnya sulit, namun Kyungmi dan kedua saudarinya dapat beradaptasi dengan mudah karena bertemu dengan para pemuda baik.

Mengingat kembali peristiwa awal ia keluar dari dalam lukisan, Kyungmi tiba-tiba teringat dengan Haruto. Meski sangat sialan, namun Haruto berjasa banyak untuk Kyungmi. Haruto lah yang mengajari Kyungmi menggunakan ponsel dan peralatan modern yang lain.

Ah... sudahlah. Itu masa lalu, kan? Ia dan Haruto telah berakhir karena sebuah kecurangan yang Haruto lakukan.

Tak apa jika Kyungmi adalah orang pertama dan di selingkuhi. Tapi, nyatanya ia lah yang menjadi orang keduanya. Lantas, apa yang bisa Kyungmi lakukan?

Banyak orang berkata bahwa yang pertama adalah yang paling di cintai dan terbaik.

"Lama, ya?"

Kyungmi sedikit berjengit saat tangan seseorang menyentuh bahunya dengan lembut.

Kyungmi mendongak dan tersenyum, "Ah, tidak kok. Apa urusanmu sudah selesai, By?"

Pemuda ini—Doyoung— tersenyum dan mengangguk.

"Ya, sudah, Noon. Ayo kita beli es krim!" ajak Doyoung sambil meraih tangan Kyungmi lalu di genggamnya dengan sangat erat.

Kyungmi selalu tersenyum saat Doyoung menggenggam tangannya seperti ini. Entah mengapa, hatinya selalu merasa tenang saat tangan hangat pemuda ini menyentuh tangannya yang kadang terasa dingin dan hampa.

Doyoung tersenyum sambil menatap Kyungmi yang sedang menjilati es krimnya dengan wajah penuh binar. Kyungmi terlihat sangat bahagia dan itu jelas membuat Doyoung lebih bahagia juga.

"Enak tidak, Noon?" tanya Doyoung.

Kyungmi menatap Doyoung lalu tersenyum dan mengangguk.

"Iya, enak sekali. Punyamu enak juga, tidak? Oh ya, punyamu itu rasa apa?"

Doyoung menatap es krim yang kini di genggamnya, "Noona mau coba punyaku?" tanya Doyoung sambil menyodorkan es krimnya ke dekat bibir Kyungmi.

Kyungmi menatap es krim Doyoung lalu berganti menatap wajah pemuda itu, "Boleh aku mencicipinya?"

Doyoung mengangguk, "Eum, tentu saja."

Kyungmi lantas bergerak dan mulai mencicipi sedikit es krim milik Doyoung ini.

"Enak 'kan punyaku?"

Kyungmi mengangguk dan mendelik heboh, "Wah... iya. Ini rasa apa, ya?"

Doyoung tersenyum lebar, "Rasanya sangat menyegarkan di mulut, kan? Ini rasa permen karet, Noon."

Kyungmi tersenyum, "Boleh tukar, tidak?" goda Kyungmi.

Doyoung mengangguk, "Tentu. Ini bawa punyaku. Berikan es yang ada di tangan Noona itu."

Kyungmi tertawa, "Hahaha... aku hanya bercanda. Tidak serius," ucap Kyungmi sambil memakan es krim miliknya lagi.

Doyoung hanya tersenyum saja lalu ikut memakan es krimnya sendiri sambil berjalan di samping Kyungmi.

"Kita langsung pulang?"

Doyoung yang baru saja mengusap bibirnya dengan tisu sesaat setelah menghabiskan es krimnya menjawab, "Terserah, Noona."

Dimension [TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang