Terpaksa Putus

46 5 80
                                    

"Agassi... tunggu sebentar," panggilan seseorang pada Micha yang berniat masuk ke dalam dorm setelah membuang sampah membuat Micha mendelik panik.

Siapa orang yang sedang memanggil-manggilnya ini?

Baru kali ini ada seseorang yang ingin berbicara dengannya sejak ia tinggal di gedung dorm ini.

"Ya?" ucap Micha sambil berkedip bingung dan sedikit ketakutan.

Melihat ketakutan di wajah Micha, seseorang ini lantas menyentuh lengan Micha sambil tersenyum sangat lembut dan ramah.

"Jangan takut. Aku bukan orang jahat. Bisakah kita berbincang di dalam saja?"

Micha makin terlihat takut saat orang ini mengutarakan maksudnya. Dia 'kan tidak boleh sembarangan memasukan orang ke dalam dorm.

"Ta—tapi anda siapa?" tanya Micha dengan terbata.

Astaga... sungguh. Dada Micha rasanya akan meledak karena berdetak terlalu cepat.

Orang ini adalah wanita paruh baya dengan wajah ramah meski garis wajahnya sangat tegas. Hidungnya mancung dan gayanya berbusananya sangat elegan.

Sedari tadi, senyuman tidak pernah lepas dari bibirnya. Meski ya... sejujurnya tidak terlihat seperti orang jahat sama sekali, tapi apa salahnya jika Micha berjaga-jaga, kan?

"Aku adalah Ibunya Jeongwoo."

Sumpah! Micha seperti sedang tersambar petir di siang bolong saat ia mendengar jawaban wanita paruh baya di hadapannya ini. Dan memang wajahnya sedikit mirip dengan Jeongwoo sih.

Micha tiba-tiba panik dan berprasangka bahwa Ibu Jeongwoo berniat menemuinya untuk memarahinya. Bahkan saking paniknya Micha tak dapat mengeluarkan satu kata pun dan hanya bisa menelan ludahnya susah payah.

Melihat kegugupan Micha, Ibu Jeongwoo pun kembali tersenyum dan mengusap lengan Micha dengan lembut.

"Tidak perlu takut atau khawatir, Cha. Aku kesini tidak untuk memarahimu kok. Kita bicara di dalam saja, ya?"

Micha menghela napas dan makin merasa senewen saat Ibu Jeongwoo ternyata sudah mengetahui namanya.

Micha lantas mengangguk, "Y—y—ya, silahkan masuk, Bu," ucap Micha sambil membuka pintu dorm.

Ibu Jeongwoo lantas berjalan masuk mendahului Micha dan langsung duduk di sofa ruang tengah dengan sangat nyaman. Sepertinya Ibu Jeongwoo sudah pernah berkunjung ke dorm ini untuk menemui anak lelakinya itu.

"Anda ingin minum apa, Bu?" tanya Micha dengan sangat ramah.

Ibu Jeongwoo menggeleng dan tersenyum lembut sekali lagi.

"Tidak perlu, Cha. Aku hanya sebentar. Duduklah disini, di dekatku," jawab Ibu Jeongwoo sambil melambai lalu menepuk sofa kosong di sebelahnya.

Mau tak mau akhirnya Micha pun menuruti ucapan Ibu Jeongwoo ini. Gadis ini lantas berjalan menghampiri Ibu Jeongwoo sambil terus menunduk sopan.

Micha menatap wajah ramah Ibu Jeongwoo lalu tersenyum canggung saat ia telah mengambil duduk tepat di sebelah Ibu kekasihnya itu.

"Begini, Cha. Awalnya aku sangat panik saat mengetahui ada tiga gadis yang tinggal disini dan sengaja di sembunyikan oleh Hyunsuk serta yang lainnya. Aku takut kalian akan membahayakan Treasure termasuk anakku. Saat aku mencoba mencari tahu, ternyata satu di antara gadis ini adalah kekasih anakku. Dan jujur saja itu makin membuatku panik dan ingin melaporkannya pada agensi dan semua orang tua memberTreasure. Namun, ketika aku tahu bahwa kamu dan dua saudaramu disini merawat member Treasure serta anakku dengan baik, aku jadi urung melaporkannya pada agensi dan orang tua member Treasure yang lain. Karena bagiku, kamu dan kedua saudaramu ternyata tidak berbahaya atau membawa pengaruh buruk. Aku sungguh berterima kasih padamu. Bahkan kamu sering merawat anakku ketika ia tidak enak badan dan jauh dari pandanganku. Sebagai seorang Ibu, hatiku menghangat. Terlebih aku tidak memiliki anak perempuan dan setiap melihatmu aku selalu tersenyum," tutur Ibu Jeongwoo panjang lebar dengan nada suara sangat lemah lembut dan penuh kasih sayang.

Dimension [TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang