berusaha bertahan

15 8 0
                                    

Hanya termenung melihat betapa luasnya London dari balik jendela kamar, sendiri rasanya tenang dan ternyata tidak ada yang salah dengan menyepi.

Dinda mencari keberadaan ku masuk dengan begitu saja ke kamarku. ya baiklah itu sudah tidak asing lagi, dia selalu melakukan hal itu.

"Nay, makan yuk". Ajak Dinda

Tanpa berpikir panjang aku turun dari kursi dan beranjak melangkah menuju sumber suara Dinda, menyudahi kesendirian ku.

"Bawa apa nih wanginya saya suka,bikin perut saya langsung demo saja". Celetukku

Dinda yang sedari tadi merapikan makanan dengan memindahkan dari sebuah wadah ke piring hanya menjawab celetukan ku dengan sebuah senyuman.

"Din, kita keluar yu mumpung gak kuliah". Ajak ku yang sebenarnya sudah merasa bosan berada di tempat ini.

Dinda antusias mengiyakan ajakan ku, sepertinya dia pun bernasib sama denganku.

###

Aku sudah bersiap dengan mengenakan celana bahan berwarna abu-abu, sepatu hitam, hoddie putih, hijab panjang berwarna putih, topi kecil yang ku pakai agak sedikit di miringkan, dan sebuah tas selempang berwarna hitam. Sesederhana itu tampilanku tapi mungkin tidak akan memalukan.

Lama sekali Dinda bersiap aku mulai bosan menunggunya, kapan dia selesai dan keluar.

Cekkkk...suara pintu di buka

"Maaf lama ya nay". Ucap Dinda

"Iya gak kenapa-kenapa kok lagian aku juga baru sebentar nungguin kamu". Alibi ku

"Soalnya nay tadi baju yang mau ku pakai ternyata kusut makanya aku nyari lagi baju yang lain, dan akhirnya aku menemukan ini dress dengan warna Wardah ini".

Aku tak banyak meladeni pembicaraan kali ini, aku langsung menarik tangannya mengajak dia pergi

###

Melihat baju-baju ini sungguh semuanya membuat aku jatuh hati, begitupun dengan dinda yang saat ini sudah mulai mengambil beberapa baju, aku masih memilih baju benar-benar aku mau. Akhirnya aku menemukan satu baju berwarna mocca, modelnya simple tapi tak tau kenapa mataku tak bisa beralih dari baju itu.

Setelah berbelanja baju aku putuskan untuk makan di sebuah restoran, aku hanya sendirian karena Dinda masih sibuk dengan pakaian barunya dia mungkin belum juga selesai memilih pakaian seperti apa yang akan dia beli.

Tengah asik menyantap hidangan mengisi kekosongan perut ku tiba-tiba saja Dinda ponselku berbunyi satu pesan masuk dan ternyata itu Dinda.

.Dinda
Nay, kamu dimana?

Di resto lagi makan
Lokasinya Deket ko
Sama pusat belanja
Pakaian.

Oh iya, aku tau
Tungguin ya aku
Juga lapar.

Iya Din, sini aja


Berakhir sudah percakapan via chat itu, aku lanjutkan menyantap hidangan di hadapan ku sampai habis.

Dindapun tiba dengan beberapa paper bag di tangannya.

"Yah udah beres". Ucap dia yang melihatku sudah selesai makan

Aku tersenyum "maaf ya saya ninggalin kamu tadi, abisnya saya laper".

Dinda langsung duduk dan memesan sebuah makanan.

"Kalo aku lama makannya gimana nay".

"Ya gak kenapa-napa Din, saya tungguin gak bakal nyampe lebaran kuda kan". Ledekku

"Ya enggk lah".

"Yaudah buruan makan mumpung masih anget". Titahku

Seketika Dinda langsung menyantap hidangan di hadapannya dengan begitu lahap.

"Ini laper banget apa doyan banget". Ledekku melihat cara makan Dinda tidak seperti biasanya

Dinda tidak menghiraukan ucapan ku dia terus melanjutkan menyantap makanan itu sampai lenyap tidak tersisa dan apa yang terjadi dia sendawa bebas di hadapan ku.

Aku terkejut biasanya Dinda bersikap manis  tapi tidak dengan kali ini.

"Eh sorry". Dinda tampak malu saat ini terlebih sebagian orang di sana menengok ke sebelahnya.

Aku hanya tersenyum.

--------------------------------------------------------------------

Alhamdulillah bisa up lagi nih
Jangan lupa vote dan komentarnya 🌿

Follow juga akun Ig saya : hilmats_15

Sebatas waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang