PART 35

16 2 0
                                    

Keep enjoy and stay reading😊



---------------

"Van kita neduh dulu ya!"ajak Aji. Suaranya  samar masih kudengar meskipun bertanding dengan derasnya hujan.

Tubuh rasanya sangat sakit ditimpa hujan berkali-kali namun, lebih sakit lagi liat gebetan jalan bareng sama mantannya. Duh, rasanya dunia mau kiamat dan pengen cekik tuh lehernya. Untung hujannya air coba kalau batu bisa remuk semua badan.

Vanya dan Aji memutuskan untuk berhenti di kedai kecil pinggir jalan arah pulang. Baju mereka basah kuyup. Dingin. Itu sudah pasti gak perlu ditanya. Aji membeli dua teh angat untuk diminum berdua.

"Ini atuh kasep neng geulis teh na, sok diminum,"sodor sang pemilik kedai.

Dari cara ngomongnya saja kalian pasti sudah tau kalau dia orang sunda jadi, gak perlu dijelasin lagi kan!

"Makasih bu,"ucap Aji dan Vanya bersama-sama sebelum meminum teh nya.

Ibu pemilik kedai hanya menyunggingkan senyum ramah. Hal lumrah yang akan dilakukan semua orang jika sedang melayani pembeli.

"Kalau tau hujan gini mending tadi gue bawa mobil,"gerutu Aji mendongak menatap tetesan suci dari angkasa. Masih menunggu kapan hujan akan reda.

Vanya menoleh singkat dan masih memainkan tangannya dibawah tetesan hujan setelah menghabiskan satu cangkir teh hangat. Kemudian Vanya melepaskan tas yang masih menempel dipunggungnya untuk diletakkan di meja.

Menari dibawah hujan sambil menikmati tetes demi tetes air hujan yang meresap ditubuh adalah salah satu terapi untuk melepaskan segala beban dipundak. Vanya sering lakukan itu ketika hujan menyelinap tanpa membawa petir. "Cewe batu ngapain lo joget-joget disana?kurang kerjaan banget. Udah sini gak usah main ujan-ujan nanti lo bisa sakit. Hayoo siapa mau tanggung jawab?" Cerca Aji.

"Combro sini deh main hujan-hujan sama gue! rasanya seru banget,"Vanya tersenyum sumringah seraya mengerakkan tangan kanannya di udara dari atas kebawah.

Tak bisa Aji pungkiri jika senyum Vanya benar indah adanya. Rasanya kecantikan Vanya yang natural bertambah berjuta kali lipat saat garis samping bibir Vanya tertarik dengan sangat alami tanpa dibuat-buat. Gerakan spontanitas menari di bawah iringan hujan benar-benar sangat anggun.

Dengan langkah pasti Aji bergabung dengan Vanya yang lebih dahulu meresapi hujan terbuka dengan beratapkan langit yang berkabut.  Keduanya menari menikmati alunan musik lewat suara gemericik hujan. Gerakan-gerakan indah tercipta mengalir begitu saja.

*******

Dilain sisi Fero malah sedang asyik menjepret kameranya dengan nuansa hujan yang deras. Hasil fotonya pun sangat bagus dan timer nya sangat pas untuk memfokuskan objek yang akan di foto. Sebelumnya terlebih dahulu ia setting pencahayaan supaya hasil jepretannya kelihatan alami dan aesthetic.

Bukan tanpa alasan Fero sangat menyukai dunia fotografi, alasannya karena dengan inilah dia bisa menyibukkan diri tak terlalu merasa kesepian. Sepuluh tahun yang lalu kedua orang tuanya memutuskan untuk berpisah. Kala itu umurnya baru enam tahun jalan tujuh. Dia sangat terpukul dengan keputusan yang diambil kedua orang tuanya tanpa mempertimbangkan perasaannya dan kakaknya sama sekali. Benar-benar egois. Disini ia dan kakaknya jadi korban. Sejak kejadian itu dia harus pindah keluar negeri bersama papanya sementara kakaknya tinggal di Indonesia menetap bersama mamanya.

Setelah papanya meninggal dua tahun yang lalu, Fero memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan tinggal bersama mama dan kakak perempuannya setelah mereka berpisah cukup lama. Fero senang jika sekarang dia telah berkumpul bersama keluarganya. Dia tidak menampik perasaan bahagia itu. Jujur selama di Italia dia sangat merindukan mamanya dan berharap suatu saat bisa bertemu dan tinggal bersama. Dan sekarang harapannya terkabul akan tetapi, ekspektasi harus terpatahkan dengan kenyataan yang harus ia terima. Tak ada bedanya hidupnya di Itali dulu dengan disini sekarang.Sepi. mamanya sibuk kerja sama seperti kakaknya. Keduanya hampir tidak ada waktu untuk mengobrol ataupun bercanda. Bertukar kabar saja juga jarang hampir tidak pernah. Memang itu perkara bisa dibilang kecil namun, walau demikian hal itu adalah salah satu komunikasi yang penting dalam keluarga.

HARUSKAH KU PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang