PART 28

12 2 0
                                    

Selamat membaca❤ semoga suka

--------------

Untuk kesekian kalinya rasa sakit itu diciptakan, dan lo selalu jadi alasan kenapa rasa sakit itu datang.

Haruskah ku pergi~

Saat melangkahkan kaki kesekolah, aku mendapat begitu banyak sambutan hangat dari semua orang yang lewat menyapaku. Kubalas dengan tersenyum cerah.

Kemarin aku dan Aji berhasil meraih juara pertama dalam lomba seni musik seluruh sekolah se-Jawa Barat. Senang, sudah pasti.

Aku mulai masuk ke kelas saat bel pelajaran berbunyi.

"Perhatian woyy, gue ada pengumuman penting buat kalian,"ucap seseorang yang baru saja muncul dibalik pintu dan langsung mengucapkan ultimatumnya.

"Apa tu?"timpal seseorang.

Hening sesaat, semua sedang menunggu kalimat selanjutnya.

"Nungguin ya,"canda Dirga sambil tersenyum cengir dan jari telunjuknya mengitari penghuni kelas.

"Ya ampun Ga tinggal ngomong aja, cepetan napa,"

"Gak usah kelamaan pidato didepan, ayo ngomong sekarang juga,"

"Sabar napa, gak usah ngegas,"

Ya, yang bicara tadi Dirga ketua kelas XI IPA 2.

"Jadi hari ini kita... free, karena guru ada rapat gaessss. Gimana mantap gak tu berita?"lanjut Dirga penuh dengan antusias.

Tak mau kalah seluruh yang ada didalam kelas bersorak kegirangan, sangat puas dengan berita yang baru didengar. Saking senangnya mereka sampai jingkrak-jingkrak meja.

"Yeyyyyyyyy,"

"Huuuuaaaaaaaaa,"

"Gue punya ide gaess buat ngerayain ini?"celetuk Ronal seringai melirik kearah mejaku.

"Ide apa nal?"tanya Dirga.

"Gimana kalau Aji dan Vanya traktir kita dikantin, itung-itung celebration  mereka yang kemarin. Gimana pada setuju gak kalian?"

"Good idea,"

"Saya suka-saya suka,"

"Betul betul betul,"

"Setuju bingit, no tolak-tolak"

Mataku terpicing mendengar itu, yang benar saja aku harus mentraktir mereka semua yang porsi makannya jumbo. Ayolah aku masih masuk kaum missqueen, uang jajan aja masih pas-pas. Mana bisa lagak jadi anak sultan, bukannya aku pelit, tapi aku hanya realistis dengan keadaanku.

"Pergi aja kekantin, pesan apa aja yang kalian mau. Bila perlu borong semua isi kantin,"tuturku penuh alibi.

"Tuh kan apa gue bilang, Vanya tu udah cantik, manis, pintar, sholehah, dan baik lagi. Gak sia-sia lo temanan sama gue selama ini, efeknya positif bener,"timpal Ronal.

"Gue belum selesai ngomong. Maksud gue kalian boleh kekantin dan makan apa aja, tapi bayar sendiri,"

"Ya Vanya kok gitu, gue kecewa sama lo,"imbuh Ronal.

Dirga maju satu langkah, menatapku intens namun, aku hanya menaikan kedua alis seraya berkata,"apa?"

"Vanya, apa yang kamu lakukan itu j-a-h-a-t,"

"T-e-r-s-e-r-a-h,"

"Ah gak asyik lo Van,"

"Yaudah nanti jam istirahat semuanya kekatin, gue traktir,"tukas Aji yang disahuti riuhan senang dari seluruh kelas. Jelas lah Aji bisa begitu dengan mudah melakukan itu, secara dia anak konglomerat. Cuma traktir segelintir orang gini aja gak bakal ngabisin duitnya.

HARUSKAH KU PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang