[10] Tragedy

3.2K 429 205
                                    

"Kau menggantikannya dengan yang baru?"

Sunghoon memasukkan bunga yang dibelinya tadi ke dalam vas bunganya di kusen jendela kamar. Bunga krisan merah yang sudah berada di vas itu selama beberapa hari ia keluarkan.

"Iya, yang lama sudah layu." Jawabnya.

"Kenapa harus diganti ketika bunga yang sebelumnya sudah layu?" Heeseung bertanya, tangannya sibuk mengeringkan rambutnya yang basah sehabis mandi.

"Untuk hiasan tidak masalah kan? Tidak hanya itu, aku meletakkan bunga dalam vas ini juga bukan sekedar menaruh bunga apa yang kusukai. Tapi, meletakkan bunga berdasarkan isi hatiku padamu, tanpa harus kujelaskan dengan mulutku sendiri."

Heeseung mengangguk mendengar jawaban Sunghoon. Ia mendudukkan dirinya di kasur, menghadap Sunghoon yang sedang memandang pemandangan luar jendela.

Si rusa cantik itu menatap bunga yang baru saja Sunghoon masukkan ke dalam vas, "lalu bagaimana caraku mengetahui makna dari setiap bunga yang kau berikan?"

Sunghoon menoleh, memandang laci nakas di samping kasurnya. Heeseung yang mengerti arah pandang Sunghoon pun segera membuka laci nakas itu. Di sana terdapat sebuah buku catatan kecil.

Tangannya terulur untuk mengeluarkan buku itu dari tempatnya. Membuka halamannya satu per satu, dengan alisnya yang berkerut dalam.

Ia menutup buku itu, lalu menatap punggung Sunghoon datar.

Ia mendengus, "kau lupa kalau aku tidak bisa membaca?"

Detik berikutnya terdengar suara telapak tangan yang menepuk jidat.

Sunghoon mengacak rambutnya, bingung. Memikirkan bagaimana caranya ia mengutarakan isi hatinya. Tinggal bilang saja apa susahnya sih?

Tsundere.

"Tanya Yeji saja ya, aku mau membuang ini sebentar." Katanya buru-buru, membawa bunga krisan merah yang sudah layu dan berjalan keluar kamar. Telinganya memerah.

Heeseung yang melihat Sunghoon hendak meninggalkan kamar itu langsung berjalan menyusulnya dengan cepat. Lengan kekasihnya itu ia cengkeram, membuat orang yang ditahan menoleh menatapnya.

Tak lama Heeseung melepaskan cengkeramannya, sedikit menjauh karena sadar Sunghoon sedang membawa bunga. "Jangan dibuang, lebih baik dikeringkan dan diawetkan."

┈━═☆Tԋҽ Dҽҽɾ☆━═┈

Hari demi hari berlalu.

Kini sudah satu minggu lebih sejak bertemunya Sunghoon dan Heeseung. Keduanya menjadi semakin akrab dan mesra. Satu minggu sudah lumayan cukup untuk mengetahui kebiasaan atau kepribadian dan kesukaan satu sama lain. Satu minggu pula cukup untuk membuat Heeseung terbiasa dengan pola hidup manusia pada umumnya.

Luka di bahu dan telapak kakinya juga berangsur-angsur membaik, jadi dia bisa melakukan segala sesuatu yang dia inginkan dengan leluasa.

Seperti anak kecil di Taman Kanak-kanak, Heeseung sudah mulai mengenal huruf-huruf hangul dan alfabet. Dia mempelajari itu dari Sunghoon dan Yeji agar tidak bingung ketika mencari sesuatu, apalagi ketika sedang sendirian di rumah.

Kan tidak lucu jika ia sedang ingin membuat minuman tetapi yang dia masukkan malah deterjen bubuk.

Dan dalam satu pekan itu tidak mungkin bagi Sunghoon untuk terus-terusan ijin dari sekolah untuk menjaga Heeseung di rumah. Yang menyebabkan daftar hadir di catatan gurunya menjadi bolong-bolong. Jadi, Heeseung membujuk Sunghoon untuk pergi sekolah dan meyakinkan pemuda itu bahwa dia bisa menjaga diri.

The Deer | HOONSEUNG ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang