Happy reading all ❤️
Hari ini sangat melelahkan bagi Jia, banyak sekali pesanan yang masuk hingga ia harus mengantar semua ini dari pagi, hingga hari akan menjelang sore 'pun kerjaannya masih ada.
"Oke, semangatt Jia. Setelah ini hanya tinggal satu pesanan lagi," ia berusaha menyemangati dirinya sendiri.
Brakk
Semua pizza ditangannya jatuh saat ia menabrak tubuh seseorang. Matanya yang bulat itu langsung menatap pizza yang sudah jatuh dengan mengenaskan. Gajinya mungkin saja tak akan cukup untuk membayar semua pizza yang jatuh, belum lagi pelanggan yang sudah menunggu pasti akan sangat marah.
"Berani-beraninya lo nabrak gue!" Dengan perasaan kesal Jia menatap tajam ke arah cowok itu.
"Lo tahu nggak! Gaji gue sebulan aja nggak bakal cukup buat ganti kerugian pizza yang udah lo jatuhin!" Maki Jia pada cowok di hadapannya itu.
Ia semakin kesal saat cowok itu tak menghiraukannya, bahkan wajahnya saja tak menampakkan raut wajah merasa bersalah. Wah, mau di gampar Jia nih orang.
"Lo nggak mau ganti rugi hah!" Bukannya menjawab, Lian Malah menyunggingkan senyum.
"Wah! malah senyum lagi. Meskipun lo cakep, gue nggak akan tergoda. Rasain nih." Jia memukul tubuh cowok itu dengan sekuat tenaganya, perut dan bahu menjadi incarannya.
Jia memukul cowok itu sembari berputar-putar. Kenapa cowok itu tidak merasa sakit, padahal ia sudah sangat lelah. Bahkan tangannya merah-merah.
"Udah marahnya?" Akhirnya Brilian membuka suara.
"Belumlah, gue belum puas!" bentak Jia.
"Yaudah lanjutin," ucap Lian datar.
Jia mengulangi hal yang ia lakukan tadi, tetapi tidak juga berpengaruh pada cowok itu. Hingga ia menyerah saja.
"Huaaah, tangan gue nyeri!" teriak Jia dengan keras.
"Gue mau lo jadi pacar gue," ujar Lian lantang, Jia yang mendengarnya langsung melupakan nyeri pada tangannya dan langsung menatap horor pada cowok itu.
"Berani banget lo ngomong gitu hah! Lo pikir gue cewek apaan." Sepatu yang Jia kenakan bahkan sudah berpindah ke tangannya Sekarang. Ia merasa lampu kuning di kepalanya sudah menyala.
"Sepuluh juta perbulan," kali ini ucapan Lian benar-benar membuat Jia terkejut.
"Wah parah banget lo, Lo mau nyogok gue hah! Naikin dikit harganya," Sekarang malah Lian yang menatap gadis itu dengan bingung.
"15 juta."
"Deal," seru Jia bersemangat.
Menurut Jia ia terlalu bodoh jika tidak menerima tawaran fantastis dari cowok yang bahkan tidak ia kenal itu. Oh iya, ia lupa belum kenal dengan cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TULUS (On Going)
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca] Mengisahkan tentang seorang remaja laki-laki yang menjadi incaran di sekolah, memiliki wajah yang tampan membuat ia diidolakan banyak wanita. Namun, kebiasaannya suka gonta-ganti pacar membuatnya lebih dikenal sebagai pla...