part 3

35 8 3
                                    


Welcome To New World Rosie

"Apa nih?"

"Bekal," Rose menjunjung tinggi tupperware ungu milik mMama yang diselimuti kain ketat agar menyamarkan warnanya. Mamanya adalah salah satu kaum mama-mama pecinta dan kolektor tupperware. Oleh karena itu, meminjam tupperware dalam waktu lama adalah sebuah larangan yang tidak akan mudah menangkalnya.

Mungkin besok-besok Rose akan membeli tupperware sendiri, karena ia sudah termotifasi untuk memberi bekal Jungkook setiap paginya.

"Gue bukan anak TK yang musti di bekalin"

Seperti biasa, Jungkook selalu penuh wibawa dengan penolakan sinisnya. Mungkin orang yang melihat akan salah paham, karena mengira Jungkook adalah lelaki judes yang kasar—memang iya—namun bagi Rose, Jungkook adalah lelaki sexy. Yang mau bagaimanapun tetap akan sexy tanpa celah.

Kata-kata tajam yang keluar dari mulut sexynya itu tidak akan mungkin bisa membuat Rose menyerah dan menangis terbirit-birit. Yang ada, Rose malah penasaran, apakah dari mulut tajam itu, tersimpan kenikmatan panas yang mampu membuatnya menggeram nikmat saat mencumbunya?

"Awww!" Pekik Rose saat tangannya tanpa sadar menampar pipinya sendiri.

Sadarlah Rose, apa yang kau pikirkan barusan? Sejak kapan otakmu jadi cabul?

Jelas sejak pagi tadi, saat Jungkook datang kerumahnya dengan baju putih yang sudah basah mencetak otot badannya. Jungkook, keringat, olahraga, dan pakaian ketat, adalah perpaduan yang sempurna. Mak nyus kalau kata Almarhum pak Bondan.

"Lo waras?"

"Waras kok! Tadi pagi kan Kak Jungkook bilang selalu lewatin sarapan. Wajar sih kan Mami Papi lagi di luar negeri ya, jadi nggak ada yang masakin? Tenang Kak, mulai hari ini, aku yang masakin Kakak, okay?" Jelas Rose dengan wajah sumringah, sepertinya pagi ini mood Rose sedang baik-baiknya.

Berkat roti sobek yang dibalut kain basah tadi pagi, mood Rose jadi melambung menyentuh pesawat terbang. Sepertinya kain itu terkana siraman minyak tanah, lalu tersambar api. Karena, Rose jadi panas hanya menatapnya dari kejauhan saja.

"Oh tadi lo tau gue dateng? Kirain kemana, tumben gitu gue dateng lo nggak uget-uget kayak ulet keket." Jawab Jungkook datar, dengan tangan meraih tupperware pemberian Rose.

Rose otomatis merengkuh lengan Jungkook, menempel sesuai apa yang baru saja Jungkook katakan. Siapa suruh diingatkan? Ya jelas saja Rose segera melakukan kebiasaannya pada Jungkook. Menempel macam ulat.

"Cie Kakak kangen aku yang centil ya? Sampe nyariin karena aku nggak turun tadi pagi?"

Jungkook hanya menggeleng, membuka pintu mobilnya yang sudah di jalanan depan rumah dan melirik Rose yang masih saja mengelayuti lengannya.

"Aku nebeng ya Kak?"

Rose tersenyum sumringah menatap Jungkook yang duduk menyamankan diri, dan melatakkan tupperware dari Rose di kursi sampingnya. Uh, makanannya diperlakukan dengan baik, alamat akan di makan ini sih.

"Oh ya Kak, aku masakin mie goreng loh, nasinya bahkan masih panas mengepul langsung aku masukin tupperware."

"Sumpah, kalau masak indomie aja gue bisa, buat apa lo masakin mie?"

Rose segera menahan pintu saat Jungkook hendak menutupnya. Beberapa hari lalu ia sudah ditinggalkan begitu saja, Rose tak mau kecolongan untuk kedua kalinya.

"Kan dulu kak Jungkook paling suka indomie sama nasi dalam bekal. Katanya enaknya nambah kalau udah kaku."

"Lo masak indomie? Dan nggak bagi-bagi gue Dek? Kejem! Gue kan fans fanatik Indomie nomor satu!"

Cinta & Luka Rosekook💜💔🤭🤫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang