Perjanjian
"Kak Jungkook, ocie dong makan pake kerupuk dan kecap, enak!"
"Kak Jungkook! Mama nggak masak lagi, ocie makan nuget dirumah kak Jungkook ya?"
"Huaaa!!! Kak Jungkook selamatin ocie dari anak nakal lagi, kak Jungkook pahlawan!"
"Yey!! Kak Jungkook hebat bisa manjat pagar!"
"Wahh.... kak Jungkook keren bisa ngeluarin asap dari mulut!"
"Kak Jungkook kok dusel-duselan sama kakak itu? Kak Jungkook kedinginan?"
"Aku suka kak Jungkook...!"
Semua kata itu silih berganti mengitari ingatan Rose, sedari dulu ia selalu bergantung pada Jungkook. Begitu mengagumi lelaki itu walau ia tak sempurna, walau Jungkook penuh kekurangan. Rose baru menyadari, jika ia sudah mencintai Jungkook sedari giginya rongak.
Namun sikap Jungkook padanya kian berubah, Jungkook bukanlah ia yang dulu lagi.
"Ocie harus nurut ya sama Alli, walau dia galak, hehe."
"Walau mama sibuk, ada kak Jungkook kok yang sayang sama Ocie..."
"Ocie makan sama kakak aja kalau Alli pergi, kita masak nuget yang banyak!"
"Besok kalau Ocie udah gede, tonjok aja lelaki yang jahatin, ngerti?"
"Gue nakal, gue bangsat, brengsek! Mending lo jauh-jauh dari gue."
"Gue suka Alli, gue suka wanita dewasa sepertinya, dan anak kecil macam lo bukanlah selera gue, ngerti?"
"Hhhaaaahhhhh" Rose mendesah kaget, badannya kini terlentang diatas lantai yang dingin.
Baru saja lamunan masa lalu tiba-tiba muncul diingatannya, namun ia dipaksa menyadarkan diri dan menurunkan pandangan. Matanya bahkan masih basah karena air mata, namun kini Jungkook sedang menciumi tulang selangkanya, tangannya merayap turun memberikan pijatan lembut. Sensasi panas membuat Rose memejamkan matanya, namun hembusan nafas hangat dan aroma pekat alkohol membuatnya membuka mata perlahan.
"Lo cantik, sangat cantik." Lirih Jungkook seraya mengusapkan jarinya menelusuri wajah Rose.
"Gue jadi p-"
"Aku bukan Alice!!!" Bentak Rose seraya mendorong Jungkook menjauh dengan susah payah.
Kancing piyamanya terlepas, dengan badan beringsut mundur, Rose tergugu dengan tangan menutupi dadanya. Alli, Alli, Alli, nama itu seperti berasal dari neraka, membuat hati Rose terus tersiksa. Bahkan disaat Jungkook tak sadarkan diri, menciumnya dengan mesra, nama Alli yang digumamkannya. Keberadaannya bagaikan bayangan, sosok pengganti yang menyerupai wanita yang Jungkook cintai.
"Tujuan lo cinta sama Jungkook apaan kalau nggak bisa miliki dia sepenuhnya? Ikat dia, buat Jungkook nggak bisa lepasin lo karena keadaan."
"Dan caranya adalah tidur sama dia, gue yakin Jungkook nggak bakal lepas dari lo."
Tangisan Rose mereda begitu mengingat ucapan Mika dimarkas pagi itu. Rose jadi berfikir, sebenarnya apa tujuannya? Apa yang dia harapkan setelah Jungkook menerima cintanya? Bukankah tak lebih dari making love? Itu kan tujuan akhir dari percintaan?
"Sorry, sorry Rose, gue emang bejat."
Rose tertegun, menatap Jungkook yang menjambak rambutnya dengan frustasi. Lelaki itu kembali menangis dengan badan bergetar, membuat hati lembek Rose kian lembek tak berbentuk. Sepertinya akan Rose loakkan saja hatinya, terlalu tak berguna!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta & Luka Rosekook💜💔🤭🤫
Teen FictionPart 1 "Aku suka kak Jungkook!" "Tapi gue suka kakak lo." Terakhir kali diperbarui: Hari ini "Ih nggak boleh! Aku aja!" "Haha sekolah aja yang bener, bocah ... ntar juga lo dapet cowok ganteng pas masuk kuliah." "Nggak!! Aku maunya kak Jungkook aja...