7

7K 1.1K 235
                                    






Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Nenek Chenle selalu mengajari Chenle bagaimana menjadi pribadi yang berbudi luhur. Salah satunya dengan mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang sudah membantunya.

Saat ini Chenle dan Jisung sedang di kamar Chenle setelah serangkaian acara pemakaman nenek. Mereka disuruh beristirahat lebih awal selagi para orang dewasa juga sedang mendiskusikan 'hal-hal yang perlu dibahas'.

Chenle masih belum bisa terpejam karena kenyataan yang masih tidak terasa nyata dan perasaan tidak 'enak' karena merasa belum mengucapkan terima kasih dengan layak kepada Jisung.

"Ji, terima kasih banyak ya... kamu dan paman Baekhyun sangat baik" Chenle berterima kasih dengan tulus.

Jisung yang awalnya berusaha tidur dan membelakangi Chenle pun berbalik. Ia menemukan bocah manis itu tidur menyamping menghadap dirinya. Keadaannya sangat kacau tetapi tidak menutupi keimutannya.

"Iya" jawab Jisung.

Lagi-lagi, Jisung dengan sikap kakunya.

"Ji... Nama aku Chenle." ucap Chenle tiba-tiba.

"Aku sudah tau"

"Ah... maksudku, kita kan belum kenalan secara resmi... mung-"

"Nama aku Jisung. Sudahkan? Sudah kenalan secara resmi? Sekarang ayok bobo. Aku sudah mengantuk, Chenle"

Raut wajah Chenle terlihat kecewa mendengar jawaban Jisung. Memangnya apa salahnya? Ia hanya ingin mencoba lebih dekat...

"Ji..."

"Hm?? Apa lagi?"

"Nenek selalu bernyanyi untukku jika aku tidak bisa tidur"

"..."

"Dan sekarang aku gak bisa tidur, Ji" keluh Chenle.

Bagaimanapun juga, Chenle adalah cucu kesanyangan yang sangat dimanjakan neneknya. kebiasaan manjanya tidak mungkin bisa hilang begitu saja. Itulah mengapa ia sangat merasa kehilangan neneknya.

"Chenle, aku bukan nenekmu" tolak Jisung, lalu menutup matanya untuk tidur. Posisinya masih menghadap Chenle.

Julukan 'anti-sosial' yang disematkan kepada Jisung tentu saja karena memang sikapnya yang dingin kepada orang lain tanpa pandang bulu. Bahkan ia sangat dingin kepada orangtuanya.

First Lost | ChenJiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang