15- Takziran

1K 103 9
                                    

"""***"""

Ghifari memanjat gerbang belakang pesantren. Bukan Ghifari tidak ada akhlak atau apa. Ghifari hanya tidak ingin membangunkan kang santri yang sedang berjaga

Ghifari sudah menginjakan kakinya di tanah Pesantren Darussalam 2. Tanpa dirinya duga ada dua kang santri yang meneriakinya maling

"Maling.... maling" teriak salah satu santri dan itu membuat penghuni pesantren terbangun dari tidurnya

Tanpa pikir panjang Ghifari langsung lari ke sambarang arah

Ghifari terus dikejar oleh kang santri yang sekarang jumlahnya lumayan banyak.

Semua kang santri tidak ada yang tahu bahwa itu Ghifari. Kegelapan malam membuat poster tubuh Ghifari sulit dikenali. Terlebih Ghifari menutupi wajahnya dengan sorban putih

"Maling-maling........."

Ghifari pun nekad menerobos kebun pesantren. Dirinya hanya bisa berdzikir dan berdoa dalam hati agar dirinya tidak dikeroyok massa

Para santriwati pun semuanya terbangun setelah mendengar kabar bahwa ada maling di area pesantren. Bahkan keluarga ndalem pun turun tangan untuk menangkap seseorang yang dianggapnya maling

Ghifari benar-benar bingung harus kemana. Semuanya telah mengepungnya. Pikiran Ghifari saat ini hanya terhindar dari kerumunan massa.

Mata Ghifari tertuju pada gerbang perbatasan santri putri dan santri putra. Namun ia urungkan Ghifari tidak mau masuk ke dalam kawasan perempuan

Para santri putri membuka gerbangnya. Mereka semua sudah siap dengan peperangannya. Sapu, ember, sapu lidi, wajan, dan sebagainya mereka bawa

Ghifari pun melihat Indah yang juga turut andil dalam penangkapannya

Ghifari benar-benar pusing. Diriya memanjat gerbang belakang pesantren agar tidak membangunkan kang santri yang sedang berjaga. Namun dirinya telah salah, justru karena perbuatannya semua warga pesantren terbangun dari tidur malamnya

Ghifari pun meletakkan tas besarnya di tanah. Ghifari pun mengangkat tangannya pertanda menyerah. Menyerah di sini bukan Ghifari lemah. Ghifari hanya ingin masalah ini selesai

Terlihat Gus Alyas berjalan mendekati Ghifari bersama beberapa kang santri. Tujuannya untuk melindungi gurunya itu. Ghifari hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Mana mungkin dirinya tega melukai Abinya

Gus Alyas baru saja akan membuka sorban yang menutupi wajah Ghifari namun dilarang oleh kang santri

"Biarkan saya yang membukanya Abi" ucap Danu dan beralih menatap pelaku dengan tajam

Gus Alyas pun menurut saja. Dalam pikirannya pelaku yang ada di depannya ini seperti tidak berbahaya. Dari penampilannya saja pelaku itu memakai koko dan celana hitam panjang. Ditambah lagi ia memakain kopyah putih dan sorban yang menutupi wajahnya

Danu membuka sorban Ghifari dengan perlahan. Dan betapa kagetnya setelah melihat siapa yang berada di depannya

"Gus Ghifari??"

Ghifari hanya mengangkat salah satu alisnya

Gus Alyas pun langsung memeluk putranya itu

Semua orang yang menyaksikan itu pun merasa heran. Kenapa gusnya itu pulang larut malam dan memanjat gerbang belakang pesantren

"Gus maafkan kami, karena kami telah menyebut njenengan maling" ucap salah satu Kang santri

Ghifari pun tersenyum

"Justru ana yang minta maaf karena sudah membangunkan semuanya" ucap Ghifari

"Ya sudah, semuanya bubar, dan besok Abi tunggu penjelasanmu" ucap Gus Alyas

Tulisan GhifariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang