17-Keturunan Kyai?

1.3K 115 7
                                    


""***"""

Indah duduk lesehan di teras belakang. Rasa jengkelnya berusaha ia redamkan. Tak bisa Indah pungkiri apa yang dikatakan Alin itu benar, meski ucapannya itu hanya sebuah canda. Ning Rayya adalah seorang anak dari sahabat Gus Alyas. Bagaimanapun juga bisa jadi pertunanganya dibatalkan kemudian Gus Ghifari dijodohkan dengan Ning Rayya. Apa lagi mereka sama-sama dari keturunan ulama.

"Indah, kamu ngapain duduk di situ?" tanya Lila

"Aku takut Lila"

"Takut kenapa?"

"Apa yang diucapin Mbak Alin nanti itu kenyataan"

"Kamu ngomong apa sih, Mbak Alin kan bercanda jadi jangan dibuat serius, lagian Ning Rayya itu usianya kaya Ning Khaula yah sekitar di atas 2 tahun" ucap Lila

Tiba-tiba sosok perempuan yang sedari tadi dipikiran Indah muncul dihadapannya

"Permisi mbak, kamar kecil dimana yah?" tanya Rayya

"Oh, sebelah sana Ning, mari saya antar" ucap Lila

Lila pun memberi kode Indah untuk tetap tenang

Lila mengantarkan Rayya ke kamar kecil.

""***"""

Ghifari sedari tadi membawa kamera untuk mengabadikan acara tabligh Akbar yang berada di kota. Meski dinginnya malam masuk ke dalam tulangnya. Arah mata Ghifari tertuju pada gadis mungil yang juga sama sedang memotret momen penting ini.

Tanpa mereka sadari keduanya saling memfoto

"Astaghfirullahaladzim" lirih Ghifari

Ghifari langsung pergi begitu saja. Sedangkan perempuan itu yang tak lain adalah Zaida terdiam membeku

"Apa yang tadi aku lakukan?"

Zaida pun menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan berusaha untuk melupakan kejadian memalukan itu

"Zaida anti kenapa sih?" tegur Irna

"Ah... ngga kenapa-kenapa, ayo kita ke sana" ucap Zaida

Zaida dan Irna pun berjalan ke tempat yang ditunjukan Zaida.

"Da, lihat tuh tim hadrohnya ganteng-ganteng banget" ucap Irna yang terpesona pada tim hadroh yang berjalan menuju panggung

"Ikhwan yah ganteng, kalo ngga ganteng yah berarti cantik" ucap Zaida sambil melihat foto hasil tangkapannya

"Lah ini beda tampannya, walaupun lebih tampan Ghifari sih" ucap Irna dengan cengirannya

"Serah anti lah"

Tiba-tiba mata Irna tertuju pada tim hadroh yang semuanya memberikan hormat pada Ghifari. Mereka semua mencium punggung tangan Ghifari. Namun, Ghifari berusaha agar tangannya tidak dicium

"Itu Ghifari kok tangannya dicium"

Arah mata Zaida tertuju pada arahan tangan Irna.

"Mana ana ngga lihat?"

"Astaghfirullah.... pake kaca matanya jadi bisa lihat" ucap Irna dengan greget

Zaida pun memakai kaca matanya agar bisa melihat apa yang ditujukan Irna. Dan benar saja apa yang dikatakan Irna.  Semua tim hadroh mencium tangan Ghifari. Dan ada sosok yang mungkin saja guru atau kyai dari tim hadroh itu memeluk Ghifari dengan sayang

"Ghifari itu keturunan kyai?" tanya Irna

"Oh iya, Ghifari itu keponakan Abi Alif, jadi Ghifari itu memang keturunan kyai" ucap Zaida

Tulisan GhifariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang